Dua Prodi FIK UMSurabaya Raih Akreditasi Unggul

Persyaratan Ketat, Penilaian Gunakan Standart 9 Kriteria
Surabaya, Bhirawa
Komitmen peningkatan kualitas pendidikan yang bermutu diwujudkan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya). Ini ditunjukkan dengan diraihnya predikat akreditasi unggul dari Lembaga Akreditasi Mandiri Kesehatan (LAM-PT KES) pada dua Program studi (Prodi) di FIK. Yakni Prodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners.
Raihan ini menjadikan FIK UM Surabaya sebagai satu – satunya Fakultas di Jawa Timur dengan Prodi yang memiliki akreditasi unggul dengan penerapan standar baru yang memiliki sembilan kriteria.
“Dua prodi yang terakreditasi unggul di antaranya adalah Prodi S1 Keperawatan dengan Nomor Surat Keputusan 063/LAM-PTKes/Akr/Sar/III/2022 dan Prodi Profesi Ners dengn Nomor Surat Keputusan 0164/LAM-PTKes/Akr/Pro/III/2022. Kedua Progam Studi ini telah resmi terakreditasi unggul pada 11 Maret 2022,” ujar Dekan FIK UMSurabaya, Nur Mukarromah, Selasa (29/3)
Atas capaian akreditasi ini, Nur menyebut FIK mendapatkan banyak penghargaan diantaranya dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VII Jawa Timur, Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) Regional IX Jawa Timur dan Dewan Pimpinan Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPW PPNI) Jawa Timur, yang diberikan langsung pada pelantikan dan pengambilan sumpah Profesi Ners dan Ahli Madya.
“Selain memenuhi standar, predikat unggul ditetapkan karena banyaknya prestasi yang dimiliki kedua Prodi itu serta sesuainya standar jaminan mutu pada program studi dan perguruan tinggi baik akademik maupun non akademik,” terangnya.
Ia menegaskan, raihan ini adalah sebuah prestasi yang harus disyukuri, akreditasi unggul tidak akan tercapai tanpa adanya komitmen dan tanggung jawab dalam menyelenggarakan sebuah pendidikan tinggi yang berkualitas dan bermutu.
“FIK UM Surabaya sangat siap terhadap tantangan, mutu atau kualitas pada pendidikan tinggi,” jelasnya.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PPNI, Nursalam menyebut akreditasi unggul adalah predikat yang diberikan institusi karena telah menyelenggarakan pendidikan di institusi dengan kualitas dan mutu yang sangat baik.
“Mutu pendidikan perguruan tinggi dapat dicapai bila beberapa indikator telah terpenuhi yaitu mutu kualitas lulusan dimana salah satunya lulusan yang telah terpapar penerapan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan harus menyelesaikan kuliah di luar kampus sebanyak 20 SKS,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk memenuhi akreditasi unggul, penerapan sembilan kriteria diantaranya terbagi menjadi visi misi institusi, mutu institusi, bidang kemahasiswaan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, kurikulum, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, dan luaran Institusi.
“Untuk memenangkan persaingan di dunia kerja harus memegang teguh Prinsip CCC yaitu, Confident, Calm dan Concentration. Dalam bekerja, harus terus percaya diri dalam bertindak namun tidak boleh grusa – grusu selalu fokus dan tidak terpengaruh oleh lingkungan negatif yang ada di sekitar kita,” tandasnya.
Sementara itu, disinggung terkait keterserapan tenaga ners didunia kesehatan, menurut Nursalam, saat ini jika melihat pendidikan di Ners di Indonesia setidaknya ada 333 institusi. Sedangkan di Jatim sebnyak 56 institusi yang terdaftar di PPNI. Setiap tahunnya, lanjut dia, ada kelebihan pasok lulusan ners 20 ribu.
Padahal, Pangsa pasar ners di Jepang, Timur Tengah, dan Korea cukup tinggi dan harus dimanfaatkan. Namun, peminatan ners ke luar negeri diakui Nursalam masih cukup rendah.
“Ada 90 ribu jumlah perawat, 64 ribu di instansi. Sisanya belum. Karena itu, harus ada optimalisasi keterserapn perawat,” urainya.
Sementara itu, Rektor UMSurabaya, Sukadiono mengungkapkan, persiapan dalam pencapaian akreditasi unggul cukup lma. Hampir dua tahun. Ini karena persyaratan yang cukup ketat, dengan diterapkannya sembilan kriteria dalam penilaian.
“Persiapannya beda dengan akreditasi A. Karena kriteria (unggul, red) saat ini menggunakan sembilan kriteria. Sedangkan sebelumnya tujuh kriteria untuk A. Artinya lebih sulit. Persiapan mulai dari Sarpras, SDM, proses pembelajaran ini kan tidak bisa disiapkan secara instan. Sejak jauh – jauh hari dan dua tahun lalu sudah disiapkan Sarpras, termasuk sinergitas dengan RS jejaring yang menjadi lahan praktek,” jelasnya.
Terkait penyiapan SDM, Sukadiono menuturkan, jika hal itu berhubungan dengan percepatan Lektor ke Lektor Kepala, dan Asisten Ahli ke Lektor.
“Kedepan, kami targetkan akreditasi unggul untuk tiga Prodi, Prodi Biologi karena sudah mempunyai empat doktor, dan empat lektor kepala. Kemudian Prodi Managemen empat doktor dan empat lektor kepala, terakhir Fakultas Agama untuk Prodi syariah. Paling tidak tiap tahun ada tiga Prodi. Tahun depan tiga sampai lima Prodi ditargetkan terakreditasi A atau unggul,” tandas dia. [ina.hel]

Tags: