Dunia Heboh Ebola

Oryz SetiawanOleh :
Oryz Setiawan
Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat (Public Health) Unair Surabaya

Dalam rentang satu dasawarsa terakhir, dunia dihebohkan dengan munculnya sejumlah penyakit menular yang bersifat pandemik (epidemi penyakit menular yang menyebar melalui populasi manusia di kawasan yang luas dalam waktu yang singkat). Mulai dari kasus SARS (Savere Acute Respiratory Syndroma), Flu Burung atau H5N1, MERS-NcoV (Middle East Respiratory Syndroma – Novel Corona Virus) atau dikenal dengan Flu Arab, hingga terbaru adalah wabah ebola yang lagi-lagi ditularkan melalui media udara dari sistem pernafasan.  Penyakit ebola merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus ebola yang berasal dari negara-negara Afrika Barat seperti Sudan, Guinea, Liberia, Nigeria dan Sierra Leone. Hingga kini sudah menembus angka 1.323 kasus dengan 729 berakhir dengan kematian. Beberapa genus virus ebola yakni spesies Bundibugyo ebolavirus (BDBV), Zaire ebolavirus (EBOV), Reston ebolavirus (RESTV), Sudan ebolavirus (SUDV) dan Tai forest ebolavirus (TAFV) dimana memiliki kemiripan sifat yakni menular melalui perantara kontak udara (airborne disease) sehingga manusia sangat mudah terinfeksi secara massal, masif dan dalam waktu yang singkat.
Selain itu sumber penyakit disebabkan oleh virus dimana secara sifat, virus merupakan peralihan antara makhluk hidup dan benda mati, serta skala penularan sudah lintas negara bahkan telah meluas yakni lintas benua. Penyakit ebola memiliki gejala awal nyaris menyerupai gejala-gejala flu seperti demam, lemah, nyeri otot tulang, pening dan sakit tenggorokan yang selanjutnya dapat berakibat muntah, diare, gatal-gatal kerusakan pada sistem ginjal dan hati, serta terjadi pendarahan internal maupn eksternal. Pada akhirnya bila tak segera ditangani akan berujung pada kematian. Dibandingkan dengan HIV/AIDS, infeksi ebola jauh lebih agresif dan langsung merusak sistem kekebalan tubuh kemudian berkembang dengan gejala klinis mata menjadi memerah, muncul bintik-bintik pada kulit. Dalam beberapa kasus organ penderita yang terinfeksi ebola tidak berfungsi dan terjadi pendarahan hebat melalui mata, telinga, mulut dan hidung.
Secara epidemiologis tingkat kematian atau CFR (Case Fatality Rate) masih diatas 90 persen artinya jika terjadi 10 kasus ebola 9 diantara berlanjut dengan kematian sehingga Badan Kesehatan Dunia (WHO) sudah memberikan peringatan untuk tidak mengunjungi negara-negara di kawasan Afrika Barat untuk mencegah meluasnya kasus menjadi wabah dunia seiring dengan kian tingginya mobilitas dan intensitas aktivitas penduduk dunia. Sebenarnya ebola berasal dari nama sungai di Republik Kongo, salah satu negara di kawasan benua hitam (Afrika Barat) dimana sudah mulai dikenal sejak tahun 1976. Pada saat pertama kali ditemukan kasus ebola jumlah kasus masih 318, dengan 280 kematian. Virus ini disebarkan oleh perantara (vector) sejumlah binatang seperti simpanse, landak, gorilla, antelope (sejenis rusa) serta kelelawar buah yang notabene adalah hewan-hewan yang berhabitat di hutan sehingga kawasan tersebut seyogyanya dihindari untuk dikunjungi, walaupun hewan-hewan tersebut secara populasi tidaklah banyak terutama di Indonesia.
Kewaspadaan Dunia
Bercermin dari kasus-kasus diatas tentu dunia kesehatan sudah sangat waspada terhadap dampak negatif terhadap aspek kesehatan dan keselamatan umat manusia di muka bumi. Tak terkecuali wilayah Indonesia yang dikenal rentan terjadi penyebaran penyakit karena dari sisi geografis memiliki luasan wilayah yang besar, kondisi masyarakat yang beragam, belum optimalnya penataan sanitasi dan hiegienitas personal serta belum memadainya sejumlah fasilitas kesehatan di seluruh nusantara. Oleh karena diperlukan pendekatan atau strategi setidaknya untuk meminimalisir resiko-resiko dan sumber penularan ebola antara lain : strategi bersifat hulu antara lain melakukan kajian dan penelitian terhadap eksistensi sumber penyakit baru (emerging disease) atau penyakit lama yang muncul kembali (re-emerging disease) misalnya penemuan vaksin sebagai penangkal dan mengurangi resiko terpapar penyakit, pencegahan dan kewaspadaan dini untuk mencegah meluasnya penyakit sehingga tidak menjadi wabah atau Kejadian Luar Biasa yang berdampak pada krisis kesehatan manusia.
Urgensi pembuatan vaksin sebagai upaya internal tubuh untuk menangkal terjangkitnya virus meski ini membutuhkan waktu lama, biaya besar dan tinggi kompleksitas untuk menemukan vaksin dan menyebarluaskan ke masyarakat. Upaya peringatan dini pada pintu masuk (akses) negara baik di bandara, pelabuhan hingga terminal-terminal di wilayah perbatasan lintas negara. Bentuk pencegahan yang paling efektif, mudah dan murah adalah perilaku hidup bersih dan sehat (cuci tangan, menutup mulut bila batuk, menjaga kebersihan lingkungan). Selain itu menghindari sumber-sumber penularan yang memungkinkan dan berresiko terjangkit virus secara cepat. Strategi yang bersifat hilir meliputi tata laksana penanganan medis bila terinfeksi termasuk kelengkapan sarana, fasilitas dan sumber daya manusia yang terlatih seperti rumah sakit (khusus) rujukan. Secara nasional, Kementerian Kesehatan sejak dini sudah mengantisipasi segala kemungkinan-kemungkinan terburuk melalui serangkaian komunikasi informasi dan edukasi (KIE), kegiatan penelitian dan kajian, monitoring dan evaluasi, meskipun kasus ebola tidak juga perlu dikawatirkan secara berlebihan yang berdampak terjadi kepanikan di masyarakat kita.

————– *** ————–

Rate this article!
Dunia Heboh Ebola,5 / 5 ( 1votes )
Tags: