Eksiskan Performance Art, Ajak Penonton Rangkai Simbol dan Pesan

2-foto-Teks foto Putri Adrianingtyas dan Ryan Herdiansyah yang juga dari Illumi pentaskan karyanya yang berjudul ‘Tabula Rasa’ di Auditorium IFI, selasa malam (6 5)(Gelar Performance Art di IFI)
Surabaya, Bhirawa
Saya adalah Seniman, saya adalah kegagalan, semesta dunia, erotis, dan kemarahan. Tulisan-tulisan ini bertengger di tubuh Putri Adrianingtyas. Filosofi bahwa manusia adalah secarik kertas kosong berwarna putih saat lahir itu dikemas dalam Performance Art yang berjudul ‘Tabula Rasa’ di auditorium Institute Francis Indonesia (IFI) komplek AJBS Surabaya, Selasa malam (6/5).
Pementasan yang digelar di Institute Francis Indonesia (IFI) dari sekelompok plagiat seni di Surabaya khususnya di bidang Performance Art berlangsung cukup memukau bagi para penonton.
Pementasan yang diperankan oleh dua aktor dari Illumi, yaitu Putri Adrianingtyas dan Ryan Herdiansyah tersebut berkolaborasi dengan seniman music Ryo Satriani yang juga teman Sekolah Dasar (SD).
Ryan Herdiansyah dari Illumi Surabaya mengatakan, dalam pementasan karya ini tercipta dari kesadaran atas pengaruh lingkungan merupakan faktr utama pembentukan kepribadian. Peran yang kita jalani di dunia bukanlah pilihan kita sejak awal namun merupakan hasil dorongan secara langsung maupun tidak langsung.
” Media dan peristiwa di sekitar kita berpengaruh, menjadi dan menghadapi baik buruk sebenarnya bukanlah pilihan kita namun itu adalah pengaruh dari manifestasi yang selama ini kita terima,” ungkap Ryan setelah pementasan pada Bhirawa.
Pementasan yang dihadiri oleh seniman-seniman, tambah Ryan, ini sangat mengapresiasi pementasan ini. Karena di Surabaya sendiri masih perlu dikembangkan dan diperhatikan lagi bagi kaum plagiat seni. ” Dari kesadaran diatas kita berusaha merangkai symbol dan pesan yang berkaitan dengan beragam peristiwa yang pernah terjadi. Kita seperti sebuah kertas putih kosong yang mudah sekali menyerap warna,” serunya.
Dalam acara ini Ryan menyampaikan dalam karya ini, agar masyarakat sadar dan waspada terhadap informasi dan pesan-pesan yang diterima oleh mereka. ” membaca tanda-tanda dan symbol-simbol disekitar dan keingin tahuan terhadap informasi peristiwa kekinian dan sejarah merupakan hal yang sangat penting untuk dialami,” tambahnya.
Ryan juga menambahkan, kami juga mengajak penonton untuk berpartisipasi untuk menulis di tubuh aktor Illumi ‘Saya Adalah’ dan nantinya penonton menuliskannya di tubuh Putri dengan pensil warna hingga memenuhi seluruh tubuhnya. ” dengan begitu penonton juga kami ikutkan serta dalam pementasan ini dengan memberikan tulisan ketubuh Putri,” tambahnya.
Acara yang dibuka dengan puisi-puisi karya sendiri juga ambil peran dalam pembukaan pementasan ini, ” dari ketiga puisi ini kami buat sendiri, dan salah satu puisi saya buat hari ini juga terkait dengan tema yang diangkat yaitu Tabula Rasa,” papar Syska seniman asal Surabaya yang membacakan puisi karyanya. [geh]

Keterangan Foto : Putri-Adrianingtyas-dan-Ryan-Herdiansyah-yang-juga-dari-Illumi-pentaskan-karyanya-yang-berjudul-‘Tabula-Rasa’-di-Auditorium-IFI-selasa (8/4) malam. [geh/bhirawa]

Tags: