EMCL Kampanye Energi Alternatif pada Siswa

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Trukajaya, Operator Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) saat melakukan sosialiasi dan simulai pengunaan energi alternatif pada anak sekolah. (khoirul huda/bhirawa)

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Trukajaya, Operator Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) saat melakukan sosialiasi dan simulai pengunaan energi alternatif pada anak sekolah. (khoirul huda/bhirawa)

Tuban, Bhirawa
Bersama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Trukajaya, Operator Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), mengenalkan cara pembuatan energi alternatif ramah lingkungan pada pelajar Sekolah Dasar (SD) di Desa Glodog, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban.
Pengenalan sejak dini pada siswa sekolah terkait dengan energi alternatif ramah lingkungan ini dengan memanfaatkan kotoran sapi, serta sisa bahan organik di lingkungan sekitar. “Kita ingin memberi pemahaman tentang pentingnya energi alternatif biogas dan membangun kesadaran kepada anak-anak sejak dini,” kata Cristine Damayanti, Direktur Eksekutif LSM Trukajaya (27/9).
Kegiatan yang dikemas dalam sekolah alam pertanian organik dan energi alternatif tersebut, diproyeksikan mampu mengurangi ketergantungan terhadap Liquified Petroleum Gas (LPG). Mengingat Desa Glodog masyarakatnya memiliki sapi cukup banyak, dan lingkungan yang mendukung.
Lebih lanjut diterangkan, kegiatan ini merupakan rangkaian dari program Terus Untung Dengan Biogas (Tunas) yang diprakarsai EMCL di wilayah operasinya di Tuban. Selain membangun reaktor biogas di Desa Glodog, dalam program ini juga dilaksanakan pelatihan tukang biogas, pembuatan pupuk dari sisa biogas (slurry), dan kampanye energi alternatif. “Saat ini di Desa Glodog sudah ada 32 reaktor biogas permanen,” tuturnya.
Dengan biogas, selain masyarakat bisa berhemat secara ekonomi, mereka juga bisa mengambil keuntungan dari pembuatan pupuk organik, yang mana sejak program Tunas dilaksanakan tahun 2015 lalu, warga pengguna biogas kini bisa mengurangi pembelian gas elpiji dan mengurangi konsumsi listrik. “Dulu ketika awal masuk ke sini, rata-rata warga membeli 4 hingga 5 tabung setiap bulan, sekarang paling hanya 2 tabung,” terang Cristine Damayanti.
Sementara itu, Ukay Subqy perwakilan dari EMCL menyampaikan, bahwa program ini merupakan komitmen EMCL dalam pengembangan energi. Menurutnya, energi minyak dan gas bumi akan habis, oleh karena itu harus segera menggeser paradigma masyarakat mulai dini melalui anak sekolah ke arah energi terbarukan. “Energi alternatif ini sangat penting demi kelangsungan kehidupan,” sambungnya.
Program biogas ini juga ditujukan untuk peningkatan taraf hidup masyarakat, khususnya bidang ekonomi. Pihaknya terus melakukan program di daerah sekitar wilayah operasi pada tiga pilar, yaitu pendidikan, kesehatan, dan pengembangan ekonomi.
Diketahui, selama ini Exxonmobil peduli dengan dunia pendidikan dimana salah satunya mendirikan Pusat Bimbingan Guru, baik di Bojonegoro maupun di Tuban. Kemunculan gagasan pendidikan energy dan pelestarian lingkungan usia dini, dirasa perlu ditindaklanjuti dengan pembuatan energi alternatif.
Selain itu, pelaksanaan kegiatan ini sesuai mandat Undang-undang (UU) No.30/2007 tentang Energi dan Peraturan Presiden (Perpres) No.5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. [hud]

Tags: