Empat Bacarek ITS Mulai Adu Visi Misi

 Empat Bacarek ITS sebelum beradu visi misi, Selasa (2/12). Mereka adalah Bambang Lelono, Joni Hermana, moderator, Bambang Soemardiono, Adi Soeprijanto.


Empat Bacarek ITS sebelum beradu visi misi, Selasa (2/12). Mereka adalah Bambang Lelono, Joni Hermana, moderator, Bambang Soemardiono, Adi Soeprijanto.

ITS Surabaya, Bhirawa
Proses pemilihan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah masuk ke tahap temu kenal bakal calon rektor. Selama tiga hari ini, ke-13 bakal calon rektor itu akan beradu visi misi selama memimpin lima tahun ke depan.
Pada hari pertama, Selasa (2/12) kemarin, ada empat bakal calon rektor mendapat urutan tampil lebih dulu. Di antaranya Dr Bambang Lelono Widjiantoro dari Jurusan Teknik Fisika, Prof Joni Hermana dari Jurusan Teknik Lingkungan, Prof Adi Soeprijanto dari Teknik Elektro, dan Dr Bambang Soemardiono dari Jurusan Arsitektur.
Pada kesempatan itu, Bambang Lelono bertekad akan memperbaiki kondisi ITS dengan cara langsung turun ke lapangan. “Kalau saya sudah terpilih jadi rektor, saya akan blusukan ke unit-unit atau jurusan untuk mencari permasalahan yang ada dan berupaya mencarikan solusinya yang terbaik,” janji pria yang saat ini menjabat dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI) ini di hadapan ratusan sivitas akademika ITS.
Bambang juga mengubah singkatan ITS untuk menyampaikan maksud visi misinya dengan kepanjangan Inovasi, Transparan dan Sinergi. Tiga hal ini selanjutnya diterjemahkan dengan memberikan kesejahteraan melalui insensif kinerja berdasarkan tata kelola yang baik dan memegang teguh prinsip akuntabilitas.
Sedangkan Joni Hermana saat tampil langsung mengutarakan tagline-nya Janji Joni, ITS Rumah Kita Bersama. Ia yakin bahwa ITS bisa menjadi besar kalau semua sivitas akademika mampu menjadikan ITS sebagai rumah bersama. Baik untuk kalangan dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa dan mitra ITS. “Dua kata kunci yang harus diutamakan untuk memuwujudkan itu semua adalah Teamwork dan Leadership,” tandasnya mengingatkan yang tidak kalah antusias disambut para pendukungnya.
Joni lebih memilih adanya kesetaraan antara dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa dalam hak bersuara yang sesuai porsi. Sehingga komunikasi yang bersumber dari berbagai arah dapat tercapai. “Jadi dengan demikian, mereka akan merasa nyaman, bebas berkumpul, berkarya dan berprestasi,” imbuh mantan dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) ini.
Sementara Adi Soeprijanto yang maju urutan ketiga berjanji akan menjadikan ITS menjadi tempat yang nyaman bagi dosen, tenaga kependidikan, maupun mahasiswanya. Kenyamanan bagi dosen bisa dilakukan melalui upgrading remunerasi, memperhatikan kepangkatan, peluang studi lanjut, dan pengembangan karir. Kenyamanan bagi tenaga pendidik juga bisa melalui upgrading remunerasi, pengembangan karir dan kesempatan studi lanjut.
“Sedangkan untuk mahasiswa, kenyamanan itu bisa dilakukan melalui pemberian beasiswa, konseling karir, layanan prima, dan studi lanjut,” jelas direktur Pasca Sarjana ITS ini.
Di urutan terakhir, Bambang Soemardiono mengatakan, mengelola perguruan tinggi itu sama halnya dengan mengelola kota kecil. Di mana terdapat elemen sosial, budaya, ekonomi, dan ada konflik di dalamnya. “Tugas kita mengelola konflik tersebut untuk ITS yang berkelanjutan,” terang Bacarek yang mengusung tema kampus berkelanjutan ini. [tam]

Rate this article!
Tags: