Fokus Teliti EM, Antarkan Prof Utami Jadi Gubes Pertama

Prof Dr Dra Christina Widya Utami MM CLC CPM

Prof Dr Dra Christina Widya Utami MM CLC CPM
Fokus meneliti Enterpreneur Marketing (EM) sejak empat tahun terakhir, mengantarkan Prof Dr Dra Christina Widya Utami MM CLC CPM (Asia), menjadi guru besar (Gubes) pertama Fakultas Managemen dan Business (FMB) Universitas Ciputra (UC) yang dikukuhkan pada, Rabu (16/12) kemarin.
Dalam orasi ilmiahnya, Prof Utami sapaan akrabnya menuturkan, butuh waktu 12 tahun untuk mempersiapkan tujuannya menjadi guru besar. Proses demi proses dilewati, hingga di tahun 2018 berkesempatan untuk mengajukan diri sebagai Gubes pertama di Universitas Ciputra. Berbagai ketentuan dari LLDIKTI Wilayah VII pun dilengkapi. Mulai dokumen terkait dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
“Prosesnya cukup panjang ya, karena terakhir saya pengajuan usulan jabatan akademik di tahun 2008. Kemudian butuh waktu 12 tahun untuk pengajuan guru besar. Dan sekarang bersyukur, senang sekali karena proses mengajuan guru besar akhirnya selesai,” ujar dia.
Dalam orasi ilmiahnya, Prof Utami memfokuskan pada Entrepreneurial Marketing. Sebanyak 406 perusahan keluarga di delapan provinsi menjadi objek penelitian. Hal ini untuk meneliti perbandingan perusahaan yang murni dikelola keluarga dengan perusahaan yang melibatkan kalangan profesional di bidang managemen.
“Selama penelitian EM (Entrepreneur Marketing) waktu melakukan riset ada beberapa skenario yang dibuat. Bagaimana skema ini bisa diimplementasikan di sebuah organisasi,” kata dia.
Perempuan kelahiran Surabaya, 3 Desember 1968 ini, mencontohkan implementasi itu, misalnya skala perusahaan kecil dibanding dengan perusahaan besar, perusahaan yang dikelola profesional dibanding perusahaan dikelola founder, dan perusahaan start up dibanding perusahaan scale up. Dari hasil penelitian ini, Prof Utama menyebut ada banyak sekali dimensi yang membedakan dalam implementasi dari EM di tiap skema di industri.
“Di samping itu EM ini saya pandang bisa digunakan sebagai pijakan untuk sebuah organisasi dalam melewati situasi pandemi Covid 19 karena unpredictable. Dan biasanya situasi ini membuat perusahaan cukup kaget bagaimana merespon situasi ini. Biasanya di perusahaan – perusahaan yang mempunyai perilaku (behaviour EM, red) lebih responsif untuk bisa beradaptasi dengan situasi krisis,” jabar dia.
Karenanya, Prof Utami menekankan, model inovasi menjadi pijakan utama dalam membangun EM dengan didukung oleh dimensi – dimensi EM. Sehingga akan membut suatu organisasi mempunyai kemampuan volatile, responsif, dan tidak ambigu untuk merespon situasi di pasar.
“Proses penelitiannya memang panjang. Tapi ini sesuai dengan kondisi saat ini dan saya mempunyai begitu banyak temuan di riset saya sebelumnya,” kata dia.
Sementara dalam penerapannya untuk pembelajaran, Prof Utama menuturkan, hal itu akan mengarah pada materi entrepreneurial pada dimensi marketing. Hal ini akan membekali mahasiswa dalam menjalankan projek bisnis mereka. Misalnya value creation bagaimana saat mereka membuka cafe.
“Mereka harus memunculkan value creation dalam memunculkan ini di cafe. Dan ini akan diajarkan dalam pembelajaran kita. Karena hasil riset harus dipakai untuk mengajar sekaligus menjawab kebutuhan masyarakat. Ini yang kita lakukan,” tandas perempuan yang hoby bermusik ini.
Prof Utami berharap, pandemi segera berlalu karena secara psikis, baik wirausahawan, pembisnis hingga pemula akan termotivasi untuk keluar dari krisis ini. Jika hal itu bisa terwujud EM juga bisa segera diimplimentasikan.
Perlu diketahui, acara pengukuhan Gubes dilaksanakan secara hybrid. Di mana untuk peserta offline maksimal 100 orang bertempat di Dian Auditorium Universitas Ciputra Surabaya. Dengan menghadirkan Surabaya Music Unity diharapkan menambah kesakralan acara ini. [ina]

Tags: