Gandeng Lanud Abdul Rahman Saleh Hadirkan Pesawat Tempur Pertama yang Dimiliki Indonesia

Proses pemasangan badan pesawat tempur MiG di pintu masuk Taman Hutan Kota Batu, Selasa (27/1).

Proses pemasangan badan pesawat tempur MiG di pintu masuk Taman Hutan Kota Batu, Selasa (27/1).

Batu, Bhirawa
Banyak cara dilakukan agar masyarakat tertarik dengan dunia kedirgantaraan. Seperti yang dilakukan Kota Batu dengan mendirikan Monumen Pesawat Terbang yang menceritakan sejarah pembuatan pesawat tempur dan keterlibatannya dalam operasi perang kemerdekaan.
Pangkalan Udara (Lanud) Abdul Rahman Saleh menargetkan ada potensi muda warga Kota Batu maupun wisatawan di kota ini yang tertarik menerjuni dunia kedirgantaraan. Karena itu pemkot setempat akan membuat Monumen Pesawat Terbang. Monumen ini menceritakan sejarah pembuatan pesawat tempur dan keterlibatannya dalam operasi perang kemerdekaan. Monumen ini akan menyusul kesuksesan pemasangan badan pesawat tempur jenis MiG Fresco 17  di pintu masuk taman hutan kota Jl Sultan Agung, Selasa (27/1).
Pemasangan pesawat ini dilakukan oleh satu regu anggota TNI Angkatan Udara (AU) dari skuadron teknik 22, Lanud Abdul Rahman Saleh Malang. Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Kualitas Skuadron Teknik 22, Lanud Abdul Rahman Saleh, Kapten  Zulkifli Efendi menjelaskan badan pesawat tempur yang dipasang di Jalan Sultan Agung Kota Batu awalnya terpasang di dekat kolam renang Bendungan Selorejo-Ngantang.
“Proses perakitan badan pesawat setelah dibongkar hanya membutuhkan waktu 13 hari. Namun, pihaknya tidak langsung memasang di atas pondasi monumen yang terbuat dari beton cor dan baja profil U,”ujar Zulkifli, Selasa (27/1).
Ia menjelaskan bahwa proses perakitan badan pesawat ini terbilang cepat. Namun demikian mereka harus menunggu selesainya proses pengecoran pondasinya. Setelah dicor menunggu kering sampai 30 hari. Akhirnya baru Selasa (27/1) kemarin, badan pesawat bisa dipasang di atas pondasi monumen.
Diterangkannya, badan pesawat tempur MiG ini pernah ikut dalam operasi pembebasan Irian Barat dari tangan penjajah. Awalnya badan pesawat tersebut dipasang di tengah pulau jalan di Jl Sultan Agung. Namun setelah direncanakan ulang, badan pesawatnya dipasang di pintu masuk taman hutan kota dengan posisi terbang.
“Kalau kita paksakan dipasang di tengah pulau Jalan Sultan Agung, pasti pesawat ini akan jadi latar belakang foto-foto bagi masyarakat. Padahal arus kendaraan di Jalan Sultan Agung padat. Kami tidak ingin menimbulkan masalah baru lagi,” jelas Zulkifli.
Pesawat tempur ini, katanya, dibuat pada 1960 di Rusia. Dan pesawat tempur ini merupakan pesawat tempur pertama yang dimiliki Indonesia. Awalnya menjadi anggota skuadron 11 Madiun. Di bagian kepala pesawat tertulis 1101. Artinya pesawat ini dulu anggota skuadron 11 Madiun. Dan pesawat tempur pertama yang berhasil mendarat di Tanah Air. Sehingga nomor regestasinya nomor 01.
Sementara, Yusuf warga Kelurahan Ngaglik, Kota Batu terlihat senang dengan pemasangan Monumen Pesawat Terbang di taman hutan kota. Hal itu menambah daya tarik taman yang sekarang ini tidak pernah sepi dari aktivitas warga untuk olahraga, istirahat dan rekreasi.
“Di taman hutan kota yang kurang area play groundnya. Kalau ada tempat bermain untuk anak-anak, pasti suasana di taman ini akan terus ramai mulai siang sampai malam hari,” ujar Yusuf. [nas]

Tags: