Genjot UMKM Jatim Melek Teknologi Informasi Guna Berdaya Saing di Pasar Global

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim, Andromeda Qomariah seraya membuka kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM Bidang Teknologi Informasi bagi pelaku UMKM di Kabupaten Kediri.

Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM Bidang Teknologi Informasi

Pemprov Jatim, Bhirawa
Sebagai ujung tombak dalam mendukung perekonomian, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dituntut untuk lebih berinovasi lagi. Di era perkembagan teknologi, UMKM sudah seharusnya melek akan teknologi dan bisa memanfaatkan teknologi informasi (TI) dalam era yang serba digital seperti sekarang ini.

Pemanfaatan teknologi informasi dapat membantu UMKM dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha. Mengingat negara-negara di dunia, termasuk Indonesia saat ini berada pada zaman yang semuanya ditopang oleh kemajuan teknologi informasi. Sehingga pemanfaatan dari penggunaan teknologi informasi sangat diperlukan untuk pengembangan UMKM.

Tak ingin tertinggal di era yang serba digital saat ini, UPT Pelatihan Diskop dan UKM Jatim menggelar Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM Bidang Teknologi Informasi bagi pelaku UMKM di Kabupaten Kediri. Berlangsung di Hotel Grand Surya Kediri, pelatihan yang digelar selama dua hari, yakni tanggal 8-9 Desember 2023 ini diikuti oleh DPD LDII Kabupaten Kediri.

Kegiatan pelatihan nampak spesial dengan kehadiran Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim, Andromeda Qomariah seraya membuka kegiatan pelatihan. Turut hadir dalam kegiatan ini, Kepala UPT Pelatihan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim, Erwin Indra Widjaja; anggota DPRD Jatim Komisi D, Sri Hartatik dan anggota DPRD Kabupaten Kediri, Kuswanto.

“Teknologi informasi adalah sebuah keniscayaan yang harus dimiliki oleh semua UMKM. Mereka pelaku UMKM harus melek digital dan melek teknologi. Karena dengan teknologi, yang jelas akan efisien, baik efisiensi tenaga, efisiensi biaya maupun pengelolaan manajerial. Dan akan mudah menjangkau pasar global,” ungkap Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim, Andromeda Qomariah.

Di era perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat, sebagai wirausahawan maupun UMKM perlu mengasah dan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Dicontohkannya, saat ini kalau melihat di pasar-pasar saat jam operasi pasar nampak kelihatan sepi. Ternyata para pedagang di dalam lapak membungkus pesanan yang diorder pembeli melalui WhatsApp dan aplikasi lainnya, sehingga tinggal kirim.

Perubahan lifestyle masyarakat terjadi saat pandemi Covid-19, dimana masyarakat yang awalnya selalu melakukan pembelian dengan datang ke toko maupun pasar. Namun kini masyarakat tidak perlu melakukan hal itu, karena mereka bisa membeli apapun secara online. “Nah, perubahan lifestyle itulah yang bisa menjadi contoh bagi UMKM di Jatim untuk memanfaatkan teknologi informasi,” ucapnya.

Bagaimana juga, sambung Andromeda, para pelaku UMKM harus meningkatkan pelayanan kepada customernya. Karena dalam hal ini pihaknya memandang pelatihan teknologi informasi kepada pelaku UMKM merupakan sebuah keniscayaan. Terlebih lagi sekarang ini sudah banyak program-program dari Pemerintah, artinya untuk belanja.

Yang mana saat ini Pemerintah mengalokasikan 40% untuk UMKM yang kontennya lengkap. Hal itu harus ditangkap sebagai sebuah peluang. Karena itu produk-produk UMKM secara kualitas harus kita perbaiki juga dan masuk ke dalam E-Katalog. Sehingga para pelaku UMKM ini dapat bersaing disana, karena selama ini masih terbatas produk-produk UMKM yang masuk untuk memberikan pelayanan.

“Di Jatim UMKM yang sudah mengenal atau melek teknologi untuk tahun kemarin masih 46 persen. Alhamdulillah, tahun ini lebih dari itu, sekitar 50 persen mereka memanfaatkan teknologi informasi. Sekarang yang kita genjot adalah bagaimana mereka (UMKM) bisa masuk ke dalam marketplace. Kita juga melakukan kerja sama dengan semua marketplace,” jelasnya.

Pelatihan ini, diakuinya merupakan bagian dari pemasaran. Mengingat teknologi informasi sudah seperti kebutuhan primer, seperti makanan dan minuman bagi UMKM dan pengusaha. Bahkan kalau kita mau melakukan pesanan apapun bisa melalui aplikasi WhatsApp, Instagram maupun melalui website.

Belanja Pemerintah saat ini 40% harus dari UMKM, terutama kontennya lokal. Sehingga harus menyiapkan E-Katalog dan masuk JATIM BEJO (Jawa Timur Belanja Online). Karena lewat itu belanja Pemerintah bisa diikuti para pelaku UMKM. Karena selama ini yang belum banyak dilakukan dan dimasuki oleh UMKM kita. Yang baru masuk E-Katalog belum sampai 5 ribu, dan E-Katalog ini tidak hanya Pemerintah yang belanja, tapi BUMN juga bisa.

“Kemajuan sekarang sudah sangat luar biasa, dan saya mendukung kegiatan kegiatan ini. Kalau dulu cara belanja masih dengan kovensional, sekarang kita bisa melakukan komunikasi melalui WhatsApp maupun Instagram dan bisa memantau usaha kita di tempat. Semoga Bapak Ibu semua bisa termotivasi dan kegiatan ini banyak memberikan manfaat bagi usaha Bapak Ibu semua,” harapnya.

Senada dengan hal tersebut, anggota DPRD Jatim Komisi D, Sri Hartatik berharap pelatihan ini dapat memberikan manfaat bagi pelaku UMKM di Jatim, khususnya di Kabupaten Kediri. Kegiatan ini merupakan sinergitas pihaknya bersama dengan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim serta UPT Pelatihan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim.

“Saya yakin tanpa pendampingan, pembangunan ini tidak berjalan dengan baik. Semoga Bu Kadis dan Pak Kepala UPTP menindaklanjuti apa yang sudah kita sampaikan. Mungkin nanti bisa disampaikan dan ada tindaklanjut setelah pelatihan. Sehingga masyasarakat kami mendapatkan pendampingan untuk UMKM,” pungkasnya. [Abed Nego]

Tags: