Gus Ipul : Televisi Harus Angkat Kearifan Lokal

2-gus ipul tv di unairPemprov Jatim, Bhirawa
Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf minta televisi untuk mengangkat, menggerakkan dan mengakomodasi kearifan lokal. Karena, banyak tradisi dan model-model lokal yang bisa diangkat untuk menginspirasi, mempersatu, serta memajukan bangsa.
“Kita harus bersyukur, Indonesia dalam keadaan yang tenang dan kondusif, tidak seperti di beberapa negara yang mengalami konflik senjata. Di sinilah televisi harus bisa mengangkat kearifan lokal sebagai kekuatan bangsa kita,” kata Saifullah Yusuf, saat membuka acara Seminar Jurnalistik dan Produksi Kreatif di Airlangga Convention Centre Surabaya, Kamis (21/4).
Televisi  punya peran  yang sangat penting di dalam pembangunan bangsa. Ia juga menjadi salah satu faktor penentu cepat tidaknya pembangunan suatu negara. “Televisi saat ini sudah menyatu dengan keluarga, masuk di ruang-ruang privasi kita seperti kamar tidur, sehingga ia punya peran dan pengaruh besar terhadap sikap dan perilaku kita,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini televisi telah menjadi bagian dari masyarakat. Meskipun perkembangan dunia digital terus berjalan, televisi akan tetap bertahan. Televisi punya fungsi mendidik, menggerakkan dan juga menghibur.
“Saya harap ke depan, televisi bisa menjalankan semua fungsinya, yakni mendidik, menginspirasi dan juga menghibur. Saya ingin televisi kita yang sudah ikut proses pembangunan bisa terus dikembangkan,” ujarnya.
Ia menambahkan, saat ini tantangan televisi kita adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Saat ini, industri pertelevisian terus berkembang dan membutuhkan banyak SDM. “Bagaimana SDM televisi kita mampu menampilkan acara atau program yang bermutu, ini terkait dengan ide-ide baru yang harus terus dikembangkan,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Airlangga, Prof Dr Moh Nasih SE MT, menyampaikan, media merupakan alat paling efektif untuk melaksanakan perjuangan. Hampir semua tokoh didukung oleh media dan media berkembang luar biasa ke depan. Terkait seminar ini, ia berharap bahwa seminar ini sekaligus dijadikan momen pemersatu mahasiswa di Surabaya, dimana di berberapa daerah banyak mahasiswa yang tercerai berai.
Pada kesempatan ini, Kepala Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI), Ishadi SK, mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya ATVSI untuk melakukan pendekatan  ke berbagai pihak, mulai dari tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) hingga perguruan tinggi.
“Kenapa SD, karena sebagian besar penonton televisi adalah anak-anak, di mana acara anak-anak masih sedikit dan terbatas. Kemudian perguruan tinggi dipilih karena sebagian besar SDM industri pertelevisian berasal dari perguruan tinggi,” ujarnya.
Lebih lanjut menurutnya, televisi daerah punya warna dan kekuatan masing-masing, bila tidak memaksa untuk sama dengan pusat, dia akan berhasil. “TV lokal harus mampu mengangkat kebudayaan daerah seperti bahasa daerah, karena itu tidak mungkin diangkat oleh TV nasional,” ujarnya. [iib]

Tags: