Hadapi MEA, Disperindag Berikan Pelatihan Busana

Pemkot Surabaya memberikan pelatihan pecah model busana, kebaya modern dan variasi aplikasi motif bordir.

Pemkot Surabaya memberikan pelatihan pecah model busana, kebaya modern dan variasi aplikasi motif bordir.

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Surabaya memberikan pelatihan pecah model busana, kebaya modern dan variasi aplikasi motif bordir.
Pelatihan tersebut juga dalam rangka kegiatan penyelenggaraan pembinaan industri rumah tangga, industri kecil dan menengah di Balai Kelurahan Kertajaya yang tersebut diikuti oleh 15 Industri Kecil Menengah (IKM) Selasa (7/4) kemarin.
Menurut Kabid Industri Disperdagin, Surtauli Sinurat Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sangat berterima kasih kepada masyarakat yang telah ikut berpartisipasi.
Surtauli Sinurat menjelaskan program pembinaan IKM dilakukan secara berjenjang. ‘’Tahun 2014 lalu Disperdagin telah melakukan pelatihan  dengan materi pola yang digelar selama lima hari dan diikuti oleh dua tim,’’ jelasnya.
Surtauli menambahkan, pelatihan kali ini digelar selama delapan hari dengan materi pecah model busana, kebaya modern dan variasi aplikasi motif bordir.
‘’Melalui pelatihan, diharapkan peserta dapat mengikuti hingga mahir. Selama ini telah aktifitas peserta diwadahi melalui kampung bordir dan kampung jahit,’’ tambahnya.
Kedepannya para peserta diharapkan kelak menjual dengan harga konsisten agar memiliki nilai jual dan tak merusak harga pasar. Ia juga berharap masyarakat dapat meningkatkan kapasitas diri agar dapat bersaing dalam MEA.
Sebelumnya Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menegaskan menjelang pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah berbenah diri.
Melalui program Pahlawan Ekonomi (PE) Surabaya, para pemilik usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Surabaya siap bersaing di tingkat ASEAN. Salah satunya adalah dengan menghimbau UMKM untuk mendaftarkan merk kepada instansi terkait.
Selain itu Pemerintah kota Surabaya juga telah telah memfasilitasi melalui Rumah Bahasa. Hal tersebut dilakukan mengingat pada 2015 seluruh tenaga kerja baik di bidang produksi barang maupun jasa harus memiliki sertifikat. Ia mengharap warga tidak menjadi penonton di negeri sendiri.
Menurut mantan Kepala Badan Perencanaan Kota (Bappeko) Surabaya ini, MEA bisa menjadi peluang jika warga Surabaya siap.  Sebaliknya bisa menjadi ancaman jika warga Surabaya belum siap. Risma menambahkan, anak-anak Surabaya akan berkompetisi tidak hanya dengan negara sendiri, tapi juga berkompetisi dengan negara asing. [dre]

Tags: