Hadapi Penilai Dunia, Dekranasda DI Yogyakarta Road Show ke Sentra Batik di Empat Kota

Ketua Dekranasda D.I Yogyakarta, G.K. Ratu Hemas bertukar cendramata dengan PJ. Bupati Pamekasan, Fattah Yasin, didampingi Ibu GKRKAA Paku Alam dan Ibu Fattah Yasin. [syamsudin]

Didampingi Pj Bupati Fattah Yasin, Ratu Hemas Borong Batik Pamekasan
Pamekasan, Bhirawa
Batik menjadi kebanggaan rakyat rakyat Indonesia. Apalagi badan dunia WHO mendeklarasikan Batik sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia. Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, bahwa Batik hasil karya nenek moyang itu bukan saja art (seni, Red) tetapi batik dibuat untuk menutup badan (kain, Red). Maka itu, seni membatik terus kita pertahankan. Selalu harus dikembangkan pembuatan motif dan pewarnaannya.
Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DI Yogyakarta mengadakan road show ke empat kota serta batik. Kabupaten Pamekasan adalah road show yang ke tiga dikunjungan G.K Ratu Hemas (Istri Gubernur DI Yogyakarta, Pakubuwono X) dan GKBRAA Paku Alam (Istri Wakil Gubernur DI Yogyakarta) untuk meninjau langsung promosi, pemasaran dan proses membatik menjadi khas Pamekasan,
Ratu Hemas, bersama Ketua Dekranasda, Ahli Batik, IKM Batik Yogya, Panitia JIBB dan Paguyuban Batik Yogya itu. Oleh Pj. Bupati Pamekasan, Dr. Ir. Fattah Yasin, M.S, didampingi Ibu dan Pj, Sekda Pamekasan, Moh Alwi damping Ibu, Kepala Disperinda Pamekasan, Bambang Prayogi, meninjau sentra batik di pasar 17 Agustus, Jalan Pintu Gerbang.
Rombongan mencapai 40 orang langsung menyerbu pusat promosi dan pemasaran kain batik hasil pengrajin dari Desa Klampar, Toket, Candi Burung, Larangan Badung dan Desa Toronan. Kanjeng Ratu Hemas bersama GKBRAA Paku Alam, langsuung memilih motif dan warna kain batik serta memborongnya.
Pj. Bupati dan Ibu Fattah Yasin yang memandu Kanjeng Ratu membeli kain batik juga menjelaskan, batik tradisional Pameksan kaya akan corak dan pewarnaan. Sentra batik di pasar i menjadi pusat promosi dan pemasaran batik yang dikenal luas, oleh di masyarakatnya, juga nasional bahkan manca Negara.
Di acara temu pengrajin batik Pamekasan dengan rombongan Dekranasda DI Yogyakarta, di pendopo Ronggosukowati, Minggu (5/8). Pj. Bupati Fattah Yasin mengungkapkan, Ratu Hemas, seorang engener (pintar, Red) yang tidak diperkenan berbisnis tapi dikegiatan sosial dan politik.
“Saya kagum, ketika di pusat batik pasar 17 Agustus. Ibu Ratu kita miliki sain off bisnis sungguh luar biasa. Semoga dua tiga bulan pertmbuhan ekonomi Pamekasan akan naik tinggi. Karena transaksi hari ini luar biasa di pasar 17 Agustus,” ujarnya.
Pj Bupati melaporkan, bahwa potensi dimiliki Jatim, Pamekasan merupakan kota pamekasan. di ajatim 38 kab/kota. Sepeti tulungagung, Pacitan dan Tanjung Bumi (Bangkalan) Di Madura hampir semua ada pengrajin batik. Tetapi di pamekasan memang unik.
“Batik Pamekasan punya corak dan perwarnaan yang khas. Walau harganya murah demi meningkatkan kesejahteran masyarakat. Batik akan dibrandit terbentur APBD belum cukup. Kami berharap kepada Ibu Ratu membuka peluang kerjasama pemasaran di Yogyakarta,” pinta Asisten II Prop Jatim ini.
Sementara Ketua Dekranasda DI Yogyakarta, G.K. Ratu Hemas menilai batik Pamekasan memilik etnik unik. Bahwa raod show ini persiapan Yogya Internasional Batik di Denalio 2018. Dikatakan, pada 2012 Yogyakarta menerima penghargaan Worc Craf Centre sebagai Sentra Batik Dunia.
Menghadapi pameran dan penilaian produk batik Indonesia, ia mengadakan road show di empat daerah, seperti Rembang, Pekalongan, Pamekasan dan terakhir Cirbon. Karena saya berbicara tentang lingkungan. Nanti penilaian dengan Negara lain mengenai lingkungan. Karna limbah batik dari pewarna alam dari zat kimia maka menyebabkan lingkungan kurang baik.
“Di Pekalongan kalau airnya tidak buthek dan bau. Ekonomi rakyat tidak bisa meningkat. Maka sistem pembuangan baik tentu akan menghasilkan kain batik bagus. Para pembatik, khusus di Pamekasan harus pandai-pandai membuang limbah agar tidak merusak lingkungan dan warna batik tetap elegan,” harapnya.
Ratu Hemas, memuji batik Pamekasan ini. “seapik-apik batik Pekalongan masuk bagus motif batik asal Pamekasan. Warna luar bisa, motif dan lukisan hitam putih”, ucap Anggota DPD RI ini.
Motif batik Pamekasan sangat elegan dan membuat motif sangat sulit bernilai sejarah itu. Dia mohon dukungan diberi buku tentang motif-motif batik asal Pamekasan agar dapat menjelaskan asal guratan (sejarah, Red) dibuatnya kain batik tersebut ketika menghadapi penilain dengan Negara-negara lain. [din]

Tags: