Ideologi ISIS Bertentangan dengan Ajaran NU

???????????????????????????????Kab Malang, Bhirawa
Warga Nahdatul Ulama (NU) Kabupaten Malang diharapkan jangan terpengaruh dengan ajaran yang menyesatkan. Karena saat ini banyak sempalan Islam yang menyebarkan ajaran di luar koridor Islam yang sebenarnya. Seperti ajaran yang dikembangkan Islamic State in Iraq and Syria (ISIS).
Demikian dikatakan Pengurus Pimpinan Cabang NU (PCNU) Kabupaten Pasuruan Habib Abu Bakar Assegaf, Minggu (18/1), saat memberikan pengajian kepada ratusan Jam’iyah Waqi’ah NU, dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, di Desa Dilem Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Menurutnya, ideologi yang dikembangkan telah bertentangan jauh dengan paham Islam yang diajarkan oleh kiai-kiai sepuh, khususnya di kalangan NU dan pondok pesatren (ponpes).
“Kami sangat berkeyakinan jika ISIS tidak akan mampu masuk di kalangan warga NU dan ponpes. Artinya, para santri sendiri akan menolak dengan tegas ajaran ISIS. Karena idiologi yang digunakan ISIS jauh berbeda, dan banyak ditemukan penyimpangan dalam ajaran yang dikembangkan ISIS,” kata dia.
Selain itu, ajaran Islam yang sudah kita jalankan dan kita yakini hingga saat ini, yakni memiliki dasar faham cinta damai dan penuh dengan toleransi. Sedangkan faham tersebut secara otomatis menyisihkan ajaran Islam yang penuh dengan kekerasan dan kebrutalan. Islam sebagai agama yang fleksibel dan luwes. Sehingga ideologi yang penuh dengan kekerasan tidak cocok dengan kultur warga NU dan di lingkungan pondok pesantren yang cinta damai dan penuh toleransi.
Selain ideologi ISIS yang radikal dan penuh kekerasan, lanjut Habib Abu Bakar, faham ISIS tentang negara Islam, hal itu sangat berbeda dengan ajaran dasar Islam khususnya warga NU. “Karena Islam menjunjung idiologi Pancasila yang sejalan dengan ajaran Islam sebagai agama pembawa rahmatan lil alamin,” tegasnya.
Sementara itu, ajaran mendirikan negara Islam itu sangat bertentangan dengan konsep pemikiran negara di kalangan warga NU dan di kalangan santri ponpes, karena sangat jauh menyimpang. Sedangkan ajaran ISIS lebih condong mengarah kepada kaum Takfiri. Mereka saling mengkafirkan satu dengan yang lain untuk membenarkan tindak kekerasan yang dilakukan. Untuk saat ini, dirinya malah merisaukan kemungkinan faham ISIS berkembang di lingkungan kampus dan kelompok umum yang belum memahami ajaran Islam sebenarnya.
“Kami berharap ada langkah penguatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah masuknya faham ISIS di lingkungan kampus tersebut dengan melibatkan organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah,” papar Habib Abu Bakar.
Di tempat yang sama, Rois Syuriah Jam’iyah Waqi’ah NU Kabupaten Malang, yang juga menjabat sebagai Wakil Bupati Malang H Subhan sangat sependapat dengan apa yang dikatakan dengan Habib Abu Bakar Assegaf, bahwa ajaran Islam yang dikembangkan ISIS sangat jauh berbeda dengan apa yang telah difahami warga NU dan ponpes. “Sebab, faham ISIS bisa berkembang di kelompok yang mengagungkan simbol daripada nilai kebenarannya,” terangnya.
Agar ISIS tidak mengganggu ketentraman kaum muslimin khususnya warga NU di wilayah Kabupaten Malang, tegas dia, maka jamaah Jam’iyah Waqi’ah NU selalu mengadakan pengajian untuk melawan ajaran yang tidak sesuai dengan kaidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. [cyn]

Keterangan Foto : Habib Abu Bakar Assegaf saat memberikan pengajian kepada para jamaah Jam’iyah Waqi’ah NU, di Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.  [cyn/bhirawa]

Tags: