Industri Makanan-Minuman Penyumbang US 31 M

President Director Coca Cola Amatil Indinesia, Kadir Gunduz melihat langsung Lini Produksi ke 6 Surabaya yang baru diresmikan di Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Kamis (20/8) sore.

President Director Coca Cola Amatil Indinesia, Kadir Gunduz melihat langsung Lini Produksi ke 6 Surabaya yang baru diresmikan di Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Kamis (20/8) sore.

Pasuruan, Bhirawa
Saat ini pertumbuhan industri disektor makanan dan minuman di Indonesia melebihi industri dibidang otomotif. Maka tak heran, jika industri di sektor makanan dan minuman mengalahkan industri otomotif dan industri manufaktur lainnya.
“Fakta itu menunjukkan bahwa pada sektor makanan dan minuman sangatlah berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia ke depan. Dahulu sektor makanan dan minuman selalu dibawah industri otomotif dan industri manufaktur lainnya selalu. Tapi saat ini sudah mengalahkannya. Makanya kontribusi makanan dan minuman di Indonesia sangatlah kuat,” ujar Faiz Achmad, Direktur Industri Makanan dan Minuman Kementerian Perindustrian disela-sela sambutan pada peletakan batu pertama Mega Center Distribution (Mega DC) di Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Kamis (20/8) sore.
Menurutnya, pertumbuhan industri minuman dan makanan di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 33 persen. Kemudian, sektor industri itu menyumbang produk ekspor di Indonesia sebesar US 31 miliar. Atau setara dengan 35 persen dari total ekspor industri di Indonesia.
“Tantangan ke depan adalah dunia industri di Indonesia akan Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir tahun ini. Saat ini pemerintah pusat dan daerah mengupayakan insentif bagi pengusaha. Tentu kami juga akan berupaya supaya pembangunan industri di Indonesia bisa bersaing dan bertahan menghadapi MEA,” jelas Faiz Achmad.
Sementara itu, President Director Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI), Kadir Gunduz mengungkapkan Indonesia merupakan kontributor Coca Cola terbesar. Pasalnya, banyak daerah di Indonesia yang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Sehingga pihaknya terus mengembangkan produksinya untuk memenuhi permintaan pasar.
“Mega DC di Alba dan lini produksi baru di pabrik CCAI Pandaan merupakan perwujudan investasi sebesar US 63 juta di wilayah ini. Komitmen investasi ini memungkinkan kami untuk memenuhi permintaan pasar yang berkembang,” kata Kadir Gunduz.
Mega DC dibangun di lahan seluas enam hektar. Mega DC ke empat setelah di Medan, Jakarta dan Semarang itu akan memasok 30 persen dari volume pasokan nasional. “Sedangkan komitmen perusahaannya pada kelestarian lingkungan di sekitar pabrik berdiri terus dilakukan, seperti melakukan reboisasi dan kegiatan lainnya,” jelas Kadir Gunduz. [hil]

Tags: