Jadi Ikon Sekolah Penggerak, SDIT Nurul Anshar Situbondo Ciptakan Siswa Qurani dan Berakhlak

Kepala SDIT Nuril Anshar Panji Situbondo, Sudibyo MPd saat menerima penyerahan siswa baru dari wakil wali murid. (sawawi/Bhirawa)

Situbondo, Bhirawa.
Memasuki hari pertama masuk sekolah, ratusan siswa baru yang diterima Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nurul Ansor kemarin (18/7) disambut dengan berbagai aksi pertunjukan seni budaya. Penyambutan juga dilakukan dengan penyerahan siswa baru, yang diwakili salah satu orang tua siswa kepada pihak sekolah.

Menurut Kepala SDIT Nurul Anshar, Sudibyo, MPd mengatakan, berbagai aksi pertunjukan seni dan budaya sengaja ditampilkan saat hari pertama masuk sekolah. Ini dilakukan, ujar Yoyok-panggilan akrab Sudibyo, agar siswa baru dan para orang tua mengetahui kegiatan ekstra kurikuker di sekolah.

“Selain itu, penyambutan juga dilakukan oleh guru sembari melantunkan bacaan dzikir dan shalawat,” ujar Yoyok.

Masih kata Yoyok, kegiatan tersebut di gelar bertujuan untuk menjalin keakraban pihak sekolah dengan siswa maupun kalangan orang tua.

“Siswa baru tahun ini sebanyak 111 siswa dengan 2 kelas khusus tahfidz dan sejumlah 56 siswa,” ujar Yoyok.

Yoyok kembali menjelaskan, tahun ini sekolahnya telah dinobatkan sebagai sekolah penggerak. Sedangkan untuk menjadi sekolah penggerak, kata Yoyok, harus melalui beberapa tahapan. Salah satu diantaranya, melalui tes kepala sekolah, penilaian administrasi, micro teaching dan penilaian lainnya.

“Ketika kepala sekolah lolos tesnya, sekolah tersebut secara otomatis menjadi sekolah penggerak. Ini yang menginspirasi saya dengan menggunakan kurikulum merdeka pada tahun ini. Implementasinya masih fokus kelas 1 dan kelas 4,” terang Yoyok.

Yoyok memaparkan, sekolah yang dipimpinya saat ini, selain menerapkan kurikulum merdeka belajar, juga menerapkan aplikasi Ruang Elektronik Ilmu Nurul Anshar (Erina) dan CBT (Computer Best Test) yang merupkan hasil kerjasama dengan Google. Tujuannya adalah untuk mempermudah siswa dalam belajar secara online.

“Ya kami akan terus berkreasi dan berinovasi dalam memberikan pelayanan terbaik pada anak-anak,” tandas Yoyok.

Dengan implementasi kurikulum merdeka, diharapkan siswa bisa menunjukkan kreativitas dan inovasi terbaru dalam belajar sesuai dengan visi misi sekolah. Yakni, mewujudkan generasi qurani berahlak mulia. Sehingga, menjadikan lulusan yang hafidul alim.

“Mudah-mudahan, dengan dukungan dan doa’a, amanah ini bisa sesuai dengan harapan orang tua untuk menjadikan anak yang sholeh dan sholehah. Kami sangat bangga dengan prestasi. Namun yang terpenting orang hebat bukan karena pintar, tetapi orang yang hebat adalah memiliki ahlak yang mulia,” imbuhnya.

Sementara itu, salah satu orang tua siswa, Nurrachman Arief mengaku sangat mengapresiasi keberadaan sistem pendidikan yang diterapkan SDIT Nurul Anshar. Menurutnya, sekolah unggulan di Kota Santri tersebut, diharapkan bisa mencetak generasi qurani dan berahlak, serta menjadikan siswa yang berguna bagi orang tua, agama, bangsa dan negara.

“Saya ingin anak saya mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Dengan adanya kelas tahfidz, diharapkan anak bisa lancar dan fasih dalam membaca alquran. Selain itu, untuk mencetak generasi muda yang berakhlakul karimah,” pungkas Nurrachman Arief. (awi.hel)

Tags: