Jadikan Kulit Kesambi Produk Inovasi Deodorant

Mahasiswa Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya) Yudith Pratusi saat Menunjukkan Proses Pembuatan produk Inovasi dari Ekstrak Kulit Kayu Kesambi (Gel-Deodoran Roll On)

Inovasi Mahasiswa Farmasi Ubaya

Surabaya, Bhirawa
Berawal dari tuntutan tugas akhir, Yudith Pratusi sukses mengubah kulit pohon kesambi menjadi produk inovasi. Produk inovasi yang dibuatnya adalah gel deodorant dalam bentuk roll-on.
Untuk membuat produk inovasi tersebut, mahasiswa farmasi Universitas Surabaya (Ubaya) ini membutuhkan waktu dalam satu tahun.
Selama satu tahun, dia menggunakan berbagai literature mengenai penelitiannya. penelitian kulit kesambi ini merupakan bentuk dari upaya mengangkat potensi daerahnya.
Wanita kelahiran kupang 23 tahun silam, mengungkapkan jika di daerahnya, Nusa Tenggara Timur (NTT), mempunyai tiga potensi tumbuhan yang paling banyak untuk dimanfaatkan, antara lain Cendana, Kemiri dan Kesambi. Namun, diantara tiga pohon tersebut, Kesambi tidak banyak digunakan untuk produk kecantikan maupun produk kesehatan. Terlebih lagi, di daerahnya dia menuturkan bahwa pohon kesambi hanya digunakan sebagi tempat tinggal kutu lak (sejenis hewan) dan sebagai bahan bakar pengasapan ikan, ungkapnya.
Dari hasil study literature yang digunakan, Yudith sapaan akrab Yudith Pratusi menggunakan pengembangan penelitian tahun 2015, yang membahas mengenai kandungan anti bacteri yang menghambat e-colli dan kandungan kimia yang efetif untuk dijadikan anti-bacteri.
“Saya menemukan sebuah penelitian mengenai kandungan anti-bacteri pada kulit pohon kesambi ” papar mahasiswa yang melanjutkan sekolah profesi ini.
Selain menggunakan literature Indonesia, jelas Yudith, mahasiswa asal kupang ini juga menggunakan literature dari India. Hasil literasi tersebut, juga memperkuat dia dalam melakukan penelitian kesambi untuk dijadikan gel deodorant. Dari literature tersebut, Yudith menyimpulkan bahwa kesambi mempunyai dua jenis bacteri yaitu gram, positif dan gram negative yang efektif untuk membunuh bacteri positif dan negative. Sementara itu, kulit kesambi juga mengandung dua jenis triterpenoid yaitu Taraxone dan Asam tricadenic yang bagus untuk dijadikan anti-bacteri.
Mahasiswa angkatan 2013 ini membutuhan waktu selama 30 hari untuk proses pembuatannya. Proses pembuatannya sendiri, dia menjelaskan bahwa pertama yang harus dilakukan adalah, campuran carbopol dan Aqua purificata yang didispersikian dengan suhu 55 derajat selsius, dan diaduk selama 5-10 menit dan ditambahkan Trietanolamine (pH 6,0). Carbopol yang sudah terdispersi akan menjadi gel dan ditambahkan lagi dengan gliserin dan ethanol. Setelah tahap tersebut selesai, yudith menambahkan parfum dan ekstrak kulit kesambi. Setelah itu gel deodorant roll-on yang mengandung ekstrak ethanol kulit kayu kesambi dimasukkan dalam wadah kusus dan disimpan dalam suhu 38ºC – 40ºC dengan kelembapan relative RH 70% – 75%.
Lebih lanjut, Yudith berpendapat adanya penyimpanan di suhu ekstrim tersebut dimaksudkan untuk simulasi jika produk yang dihasilkan dapat bertahan selama 30 hari dapat bertahan jika disimpan dalam suhu ruangan.
Sementara itu, Yudith melakukan pengembangan pada enam formula sediaan deodorant dengan ekstrak ethanol kulit kayu ksambi untuk dilakukan evaluasi stabilitas pH. Dari enam pH tersebut, dipilihlah tiga formulaterbaik untuk dievaluasi stabilitas pH nya.
“Bahan-bahan yang digunakan dalam formula tersebut adalah carbopol 940 sebagai oembuat deodorant dengan menggunakan rentang safety dari BPOM. Gliserin, ethanol sebagai pelarut untuk menghasilkan zat yang diinginkan. Kemudian Triethanolamine sebagai netralisir, DMDM Hidantoin dan ekstrak kulit kesambi” ujar mahasiswa farmasi Ubaya
Disinggung mengenai rencana produknya untuk dipasarkan, Yudith mengatakan jika hal tersebut harus ada penelitian-penelitian lebih jauh lagi tentang produknya. Selain itu dia berharap agar banyak peneliti mengembangkan penelitiannya untuk kulit kayu kesambi. Seperti yang diketahui, banyak penggunaan atau pemanfaatan kulit kesambi tidak pada efektifitas kandungannya, tambahnya.

Ubaya Dorong Mahasiswa Lakukan Inovasi
Sebagai universitas yang mempunyai fasilitas sarana dan prasarana lengkap, Universitas Surabaya terus melakukan inovasi dalam bidang farmasi. Dihubungi melalui aplikasi Whatsapp, Dekan Fakultas farmasi Christina Avanti mengungkapkan jika dirinya puas dan bangga melihat anak bimbingnya mampu menyelesaikan penelitian untuk tugas akhir mereka.
“Saya hanya sebagai pembimbing yang mengarahkan mereka,” ungkap dosen tersebut.
Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa ide konsep dari penelitian produk inovasi ini berawal dari mahasiswa nya sendiri. Christina menambahkan bahwa dirinya hanya memotivasi mahasiswanya untuk mengoptimalkan potensi tanaman yang ada didaerahnya masing-masing.
Produk inovasi gel deodorant roll-on, bukan satu-satunya produk inovasi yang dibuat mahasiswa farmasi. Melainkan, ada dua produk inovasi yang terbuat dari ekstrak kulit kayu, yaitu produk fasial wash dan produk sabun.
“Kita buat sebuah projek yang dibuat oleh tiga mahasiswa kami, di mana projek ini menggunakan bahan utama kulit kesambi” ungkapnya.
Sementara itu, sebelum membuat produk inovasi, mahasiswa farmasi ubaya juga sudah membuat produk-produk penyembuh luka dan produk kesehatan yang berbahan alami lainnya.
Disinggung mengenai hak paten produk, Christina mengungkapkan jika rencana tersebut ada. Namun, pihaknya membutuhkan waktu satu tahun lagi untuk melakukan penelitian lebih dalam lagi mengenai produk yang mereka dibuat agar mendapatkan hasil yang optimal.
“Sejauh ini, kita masih menggunakan formula awal, jadi untuk mengoptimalkan produk ini butuh waktu lebih lama lagi,” tutur pembimbing Yudith ini.
Dalam proses bimbingannya, Christina mengungkapkan jika dari ketiga mahasiswa yang mendapatkan projek ini, yudith lah yang cukup kesulitan dalam mencari literatur dasar dalam penelitian pohon kesambi. Sehingga ia berharap ke depannya akan ada penelitian lanjutan yang bisa menjadi kajian literature penelitian lainnya dalam mengembangkan potensi lokal. Selain itu, penelitian potensi lokal harus terus ditingkatkan untuk produk inovasi kecantikan. [ina]

Tags: