Jalur Alternatif Pasuruan-Malang Terputus Total

Sejumlah warga melintasi genangan air banjir hingga mencapai 50 sentimeter di jalur lalu lintas alternatif Pasuruaan-Malang di Desa Kedawung Kulon, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, Kamis (27/2). [Hilmi Husain]

6.905 KK Terdampak Banjir, Beberapa Sekolah Diliburkan
Pasuruan, Bhirawa
Tingginya intensitas hujan di kawasan hulu Pasuruan menyebabkan banjir di lima kecamatan. Yakni, di Kecamatan Grati, Rejoso, Winongan dan Beji Kabupaten Pasuruan. Sedangkan di wilayah Kota Pasuruan banjir berada di Kecamatan Gadingrejo, Kamis (27/2). Akibatnya beberapa sekolah di liburkan karena kebanjiran.
Banjir terparah kali ini, terjadi di Desa Kedawung Kulon, Kecamatan Grati. Pasalnya ketinggian air banjir hampir mencapai 1 meter, mengakibatkan jalur lalu lintas alternatif Pasuruaan-Malang, terputus total.
Banjir juga sempat merendam jalan pantura Pasuruan-Surabaya di Jalan Raya Tambakrejo Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan. Namun, ketinggian air hanya 10-20 sentimeter sehingga jalur pantura tersebut masih bisa dilewati.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Tectona Jati menyampaikan sebanyak 6.905 kepala keluarga (KK) di Kabupaten Pasuruan terdampak banjir yang terjadi sejak Rabu (26/2) malam. “Di Kabupaten Pasuruan total yang terdampak banjir mencapai 6.905 kepala keluarga. Yakni di berada belasan desa di empat Kecamatan, yaitu Grati, Rejoso, Winongan dan Beji.,” ujar Tectona Jati.
Untuk memenuhi kebutuhan logistik ribuan warga yang terdampak, BPBD Kabupaten Pasuruan mendirikan enam dapur umum. Terinci, tiga dapur umum didirikan di Desa Kedawung Kulon, Kecamatan Grati, satu dapur umum dibangun di Desa Toyaning Kecamatan Rejoso. Selanjutnya masing-masing satu dapur umum didirikan di Winongan dan Bangil.
“Mulai tadi pagi, kami dirikan dapur umum di Kedawung Kulon, masing-masing di Dusun Kebrukan dan di Balai Desa. Ada lagi di rumah warga dari Dinsos. Kedawung Kulon merupakan desa terparah terdampak banjir,” papar Tectona Jati.
Dapur umum didirikan sejumlah instansi. Diantaranya Dinsos, PMI dan pihak pemerintah desa. Meski ada ribuan kepala keluarga yang terdampak banjir, namun tak ada warga yang mengungsi. Warga tetap bertahan di dalam rumah. “Bantuan nasi bungkus sudah kami serah sekitar 3.000 ribuan lebih, sembako serta bantuan obat-obatan. Tentunya untuk bantuan nasi bungkus akan kami tambah ,” jelas Tectona Jati.
Sedangkan di Kota Pasuruan, banjir merendam puluhan rumah di Dusun Karangasem, Kelurahan Karangketug, Kecamatan Gadingrejo. Banjir di Kota Pasuruan akibat melupanya sungai Welang.
“Bantuan nasi bungkus maupun obat-obatan sudah kami berikan ke warga yang rumahnya terendam banjir. Perahu karet untuk mengevakuasi warga juga kami turunkan,” papar Kepala Pelaksana BPBD Kota Pasuruan, Samsul Hadi.

Sekolah Diliburkan
Luapan banjir di Pasuruan juga merendam sejumlah sekolah, yakni SD Negeri Kedawung Kulon I, SMPN I Grati, TK Aisyiah Bustanul Atfal dan SD Negeri Kedawung Kulon. Akibatnya, sekolah tersebut terpaksa diliburkan.
Pantauan Bhirawa di SD Negeri Kedawung Kulon I, di Desa Ngadirogo, Desa Kedawung Kulon, Kecamatan Grati, semua ruangan mulai dari enam ruangan kelas, kepala sekolah, kantor guru, perpustakaan, ruang pertemuan hingga lainnya terendam banjir dengan ketinggian 20 hingga 40 sentimeter.
“Semua ruangan hingga halaman sekolah terendam air banjir. Ketinggian air di dalam ruangan mencapai 20 sentimeter, sedangkan di halaman sekolah air banjir mencapai 40 sentimeter. Air banjir ini berasal dari luapan sungai Rejoso, di Kedawung,” kata M Feri, penjaga sekolah SD Negeri Kedawung Kulon I.
Agar aktivitas kegiatan belajar mengajar berjalan lancar untuk keesokan harinya, semua guru dibantu siswanya akan melakukan pembersihan semua ruangan sekolah. Termasuk halaman sekolah yang masih terendam air banjir.
“Hari ini memang diliburkan. Sedangkan besok (hari ini Jumat, 28/2, red) seluruh siswa dan guru akan datang untuk bergotong royong membersihkan ruang kelas. Apabila selesai, dilanjutkan dengan kegiatan KBM,” tutur Feri.
Ia mengharapkan agar Pemkab Pasuruan melalui Diknas Pendidikan supaya meninggikan semua ruangan sekolah yang teredam banjir tersebut. Hal itu tak lain supaya kegiatan belajar mengajar sekolah tidak terganggu. “Setiap tahun saat musim penghujan, sekolah ini selalu kebanjiran. Kami hanya mengharapkan kepada pemerintah supaya meninggikan semua ruangan hingga halaman sekolah,” jelas Feri. [hil]

Tags: