Jatim Aman Vaksin Palsu, Warga Tak Perlu Gelisah

Vaksin Palsu(Investigasi Gandengan BPOM dan Polda)
Pemprov Jatim, Bhirawa
Dinas Kesehatan Jatim kembali menyatakan wilayahnya aman dari vaksin palsu. Hal itu juga diperkuat investigasi yang dilakukan Dinkes Jatim bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Polda Jatim.
Kepala Dinas Kesehatan Jatim Harsono mengaku, dari laporan yang diterima hanya lima provinsi yang terindikasi penyebaran vaksin palsu, yakni DKI Jakarta, Serang, Pekanbaru, Pelembang dan Bengkulu. Laporan ini, lanjut Harsono merupakan hasil investigasi pemerintah pusat .
Pemprov Jatim lanjut Harsono juga melakukan hal yang sama. Dengan menggandeng BBPOM dan Polda Jatim, tim yang diterjunkan menyasar fasilitas kesehatan tidak hanya milik pemerintah namun juga swasta.
“Kami sampaikan di Jatim tidak ada satupun vaksin palsu, terutama saya jamin fasilitas milik pemerintah seperti rumah sakit, puskesmas, posyandu tidak ada yang palsu,” ungkap Harsono.
Begitu juga fasilitas kesehatan swasta, Harsono juga mengakui tidak ada yang ganjil, semua terangnya sesuai prosedur sebab faskes swasta juga mengambil dari in vaksin program. “Alhamdulillah juga gak ada. Yang import juga ketika dicek oleh Balai POM ternyata dari distributor resmi, ada fakturnya dan sebagainya,” terangnya.
Dari pemeriksaan ketat yang dilakukan Harsono menjelaskan, Jatim aman. Mantan Bupati Ngawi ini meminta masyarakat tidak perlu khawatir, dan meminta bayi maupun balita di Jatim tetap mendapatkan vaksin imunisasi.
Kepala Dinkes Surabaya drg. Febria Rachmanita menyataka, sampai saat ini tidak ada vaksin palsu. PihakĀ  sudah melakukan pemeriksaan ke 61 rumah sakit dan 230 klinik. Menurutnya, pemeriksaan tersebut dilakukan terhadap semua rumah sakit di Kota Surabaya baik milik pemerintah maupun swasta. Selain itu juga di Puskesmas, klinik dan BPM Bidan Praktik Mandiri. Kami juga melakukan pengecekan terkait pengadaan vaksin yang ambil dari distributor mana saja dan persoalan lainnya,” ujarnya.
Selama ini, Dinkes Surabaya menerima secara rutin laporan dari sarana kesehatan baik dari rumah sakit dan klinik berupa catatan, pengambilan vaksin, penyimpanan vaksin, serta sasaran yang diimunisasi. Hingga kini, Dinkes melakukan sidak secara rutin ke Faskes yang melayani imunisasi dan pengecekan dilakukan secara mendadak.
”Dengan begitu, tidak ada yang bisa disembunyikan. Sama halnya di RS, pengecekan vaksin di faskes juga dilakukan secara detail. ”Kami cek pengadaan vaksin ambil dari mana dan ruang penyimpanan bagaimana,” jelasnya. [dna]

Tags: