Jatim Butuh Sekda yang Komunikatif

Surabaya, Bhirawa
Bursa jabatan Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jawa Timur masih bergulir. Hingga Kamis (18/3), seleksi lanjutan akan digelar. Seleksi lanjutan itu akan diikuti delapan orang yang mendaftar dan sampai tahapan setelah lolos verifikasi administrasi.

Melihat potensi ke delapan calon, IKA PMII Jawa Timur mensyaratakan agar mereka yang duduk sebagai Sekdaprov memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan stakeholder.

“Sekdaprov bukan saja menjadi kepanjangan tangan gubernur. Namun juga harus mampu menjadi komunikator banyak pihak. Mulai legislatif hingga OPD sampai organisasi kemasyarakatan (ormas),” tegas wakil ketua PW IKA PMII Jatim, Muchid Efendi didampingi jajaran pengurus IKA PMII Jawa Timur, Selasa (16/3) kemarin.

Muchid Efendi melanjutkan, selain posisi Sekdaprov juga harus diimbangi dengan sistem demokrasi. “Antara visi misi gubernur dengan harapan masyarakat,” lanjut dia.

Jika posisi Sekdaprov salah pilih, Muchid Efendi mengingatkan pada penataan strategi birokrasi di Jawa Timur. Termasuk dengan Nahdlatul Ulama (NU).

“Termasuk terganggunya strategi pembangunan di Jawa Timur,” kata Muchid Efendi yang juga ketua yayasan Azanah Pergerakan ini. Alumni Ponpes Lirboyo tahun 85 ini, berharap sosok Sekdaprov yang dijatuhkan pilihan gubernur nanti benar-benar mampu mengawal kepentingan rakyat.

“Kalau tidak mampu akan berdampak pada strategi birokrasi dalam pembangunan di Jatim. Sebab sekdaprov juga sebagai komunikator, apalagi dengan NU,” tutup Muchid Efendi.

Kini kedelapan calon sekdaprov sedang menjalani seleksi assessment di Jakarta. Setelah seleksi assessment, ke delapan calon kembali melakukan tahapan selesai. Selanjutnya peserta yang mengikuti ujian seleksi di umumkan tanggal 26 Maret 2022.

Bakal calon sekdaprov di antaranya Adhi Karyono. Dia merupakan pejabat Kemensos. Kemudian Benny Sampirwanto, asisten I Sekdaprov Jatim. Ada juga Bobby Soeimarsono yang merupakan kepala BPKAD Jatim. Lalu Indah Wahyuni, kepala BKD Jatim.

Selanjutnya Jumadi, kepala Dishut Jatim. Kemudian Mohammad Yasin yang sebelumnya merupakan kepala Bappeda Jatim. Ketujuh Mokhammad Sodiq Triwidiyanto, Sekda Kabupaten Ngawi. Dan terakhir Nucholis, kepala Dinas ESDM Jatim.

Dari nama-nama tersebut, enam di antaranya merupakan pejabat eselon II di lingkungan Pemprov Jawa Timur. Lalu, satu pejabat eselon dua dari Kabupaten Ngawi. Serta seorang lagi dari pejabat Kementerian Sosial RI. (geh.dre)

Rate this article!
Tags: