Jatim Raih Sertifikasi Eliminasi Malaria

29-seminar-kesehatanSurabaya, Bhirawa
Upaya Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim dalam mengawal eliminasi malaria patut diacungi jempol. Pasalnya, Jatim berhasil mendapatkan sertivikasi eliminasi malaria dari Kementrian Kesehatan RI.
Kepala Dinas Jatim dr Harsono mengatakan, sertivikasi eliminasi malaria diperoleh Jatim lantaran provinsi ini telah berhasil menghentikan penularan malaria setempat. Menurutnya,  34 kabupaten/kota sukses menghentikan penularan malaria setempat diantaranya adalah Mojokerto, Bangkalan, Kota Blitar, Bojonegoro, Bondowoso, Gresik, Jember, Jombang, Kediri, Kota Kediri, Lamongan, Lumajang, Kota Madiun, Magetan, Kota Malang, Kota Mojokerto, Ngajuk, Ngawi, Pamekasan, Pasuruan, Kota Pasuruan, Ponorogo, Probolinggo, Kota Probolinggo, Sampang, Sidoarjo, Situbondo, Kota Surabaya, Tuban, Batu, Blitar, Malang, Sumenep dan Tulunggung.
Sedangkan untuk empat kabupaten/kota lain yang belum memperoleh sertivikasi eliminasi malaria adalah Madiun, Pacitan, Trenggalek dan Banyuwangi. ”Empat daerah ini yang nantinya akan menjadi fokus garap Dinkes Jatim dan Dinkes setempat dalam menghentikan penularan malaria setempat,” tambahnya.
Dijelaskannya, dalam pemberlakuan sertivikasi elminasi malaria, setiap daerah harus bebas penularan malaria setempat. Artinya, setiap daerah tidak boleh ada penularan dari daerah setempat (indegenous), jika ada penularan dari tempat lain atau luar Jatim, sertivikasi eliminasi malaria masih dapat dipertahankan.
“Kabupaten/kota dinyatakan sebagai daerah tereliminasi malaria bila tidak ditemukan lagi kasus penularan setempat (indegenous) selama tiga tahun berturut-turut ,” tegasnya.
Mantan Bupati Ngawi ini mengungkapkan, saat ini (tahun 2013, red) jumlah kasus malaria di Jatim sebanyak 1.070 orang dan angka ini turun daripada tahun sebelumnya (tahun 2012, red) sebanyak 1.320 orang.
Dari 1070 penderita kasus malaria di Jatim, Trenggalek menduduki peringkat yang tertinggi. Untuk Trenggalek penderita kasus malaria sebanyak 155 orang, Kabupaten Malang sebanyak 134 orang dan Banyuwangi sebanyak 130 orang.
”Tiga daerah ini kedepannya harus ditekan angka penularannya jika tidak persebaran malaria akan bertambah,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinkes Jatim, drg Ansarul Fahrudda M Kes menyatakan, untuk menekan penularan malaria Dinkes Jatim akan melakukan beberapa cara yaitu memperkuat survelensi malaria, memperkuat laboratorium malaria, pengendalian vektor dan faktor resiko malaria, pembenahan logistik malaria, penyiapan regulasi untuk sertivikasi dan penguatan jejaring.
Selain itu menurutnya, yang tidak kalah pentingya adalah adanya kesadaran masyarakat untuk menggunakan kelambu anti nyamuk pada saat tidur. Kelambu ini akan menangkal nyamuk anopheles betina yang menjadi penyebab penyakit malaria.
“Kelambu ini wajib digunakan jika ada beberapa orang terkena malaria dalam satu tempat atau daerah yang sama,” terangnya.
Perlu diketahui malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plas,odium yang ditandai dengan demam, kedinginan, berkeringat dan anemia. Plasmodium hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina. [dna]

Tags: