Jatim Terpilih jadi Tuan Rumah Resepsi Satu Abad NU

Gubernur Khofifah bersama Ketua PBNU, Sekretaris PBNU dan Menteri Agama RI saat memimpin rakor persiapan Resepsi Satu Abad NU di Asrama Haji Surabaya.

Gubernur Khofifah: Penguat Resonansi NU Jawab Tantangan Dunia
Surabaya, Bhirawa
Sebuah momentum penting bagi Nahdlatul Ulama (NU) bakal diperingati di Jatim. Momentum itu ialah Resepsi Satu Abad NU yang diprediksi akan menghadirkan lebih dari satu juta warga dan simpatisan NU. Rencananya, resepsi tersebut akan digelar di GOR Delta Sidoarjo pada 7 Februari 2023.
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, Jatim sebagai tempat resepsi karena tiga hal utama. Momentum organisasi, momentum spiritual, serta momentum kultural. “Kita harus menunjukkan pada publik dan dunia bahwa NU beranggotakan 100 juta jamaah itu tidak hanya claim. Ibarat sholat diiqomahi ya langsung jejer. Ini organisasi langka yang tertata dan bisa bertahan sampai bertahan 100 tahun,” ucapnya.
“Makanya, pemilihan Jatim menjadi penting. Karena di sini lahirnya NU, banyak lahir dan berkumpulnya ulama, dan menjadi tempat jamaah NU termasif,” tutur Yaqut saat menghadiri Rapat Koordinasi Persiapan Resepsi 1 Abad NU di Asrama Haji, Surabaya, Selasa (15/11).
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa optimis, sebagai tuan rumah Jatim akan mampu menjadi tonggak kebangkitan NU. Bahkan, ruh perubahan dunia ekosistemnya akan semakin kuat dan cepat dibangun dari Jatim. “Ini merupakan penghormatan yang besar karena lebih dari satu juta warga dan pecinta NU akan menjadi satu dalam momentum resepsi satu abad NU,” ujar Khofifah.
Dalam momentum tersebut, Gubernur Khofifah berharap terdapat agenda strategis NU yang dilakukan untuk menjawab tantangan global. Salah satu agenda strategis yang perlu dilakukan ialah membuat peta sektor agrobisnis, peta sawah dan peta peternakan warga NU. Langkah ini dikatakannya akan menjadi jawaban dari tantangan krisis pangan dunia.
“Ada hal-hal yang sangat strategis untuk menjawab tantangan dunia sesuai dengan nafas membangun peradaban dunia. Pertama adalah tantangan ancaman krisis pangan, di sini kekuatan Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) menjadi sangat penting,” ucap Khofifah.
Selain itu, Khofifah mengatakan, tantangan kedua yang perlu dijawab adalah tantangan krisis energi. Indonesia menargetkan untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
“Salah satu hal yang telah kami lakukan di Muslimat adalah gerakan sedekah oksigen dengan cara menanam mangrove. Sedekah oksigen ini bukan hanya untuk daerah, bukan hanya untuk negara, tapi untuk seluruh dunia,” jelasnya.
Terakhir, mantan Menteri Sosial RI itu merekomendasikan pembentukan badan waqaf NU yang bersifat dana abadi. Di mana, badan ini akan memiliki fungsi berbeda dengan LAZISNU. “Dana abadi ini tidak boleh diutak-atik. Hanya bagian dari bunga yang nanti bisa dipakai untuk pemberian beasiswa dan modal untuk UMKM,” terang gubernur perempuan pertama Jatim itu.
Jika ketiga hal tersebut dapat dilakukan, Khofifah yakin mimpi NU untuk menjadi bagian ruh peradaban dunia bisa dicapai. “Kalau ini bisa dilakukan, insya Allah kita bisa menyasar tantangan dunia dari sisi sosialnya, budayanya, dan ekonominya. Ini sangat strategis. Kalau diluncurkan saat satu juta umat berkumpul, insya Allah resonansinya bukan hanya di dunia tapi resonansinya berjangka panjang,” imbuhnya. [tam.wwn]

Tags: