Job Fair Ditarget Kurangi Angka Pengangguran Terbuka di Jombang

Wakil Bupati Jombang, Sumrambah dan Kadisnakertrans Jatim, Himawan Estu Bagijo saat meninjau sejumlah stand Job Fair 2019 di Kantor BLK Jombang, Kamis siang (25/04). [Arif Yulianto/ Bhirawa]

Jombang, Bhirawa
Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jatim dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang menargetkan adanya pengurangan terhadap angka pengangguran terbuka di Kabupaten Jombang.
Hal tersebut seperti ditandaskan oleh Wakil Bupati (Wabup) Jombang, Sumrambah saat menghadiri acara Job Fair 2019 di Kantor Balai Latihan Kerja (BLK) Jombang yang merupakan instansi di bawah Disnakertrans Jatim.
“Sehingga kita berterima kasih kepada (Pemerintah) Provinsi yang memberikan fasilitasi Job Market Fair ini, paling tidak ini mengurangi tingkat pengangguran terbuka kita di Kabupaten Jombang,” ujar Wabup Sumrambah saat di wawancarai sejumlah wartawan usai pembukaan Job Fair, Kamis siang (25/04).
Data yang berhasil dihimpun, pada Job Fair kali ini, tersedia 2.225 lowongan pekerjaan yang disediakan oleh 77 perusahaan yang terdiri dari 34 perusahaan dari dalam Kabupaten Jombang dan 43 perusahaan yang berasal dari luar Kabupaten Jombang.
“Jumlah lowongan pekerjaan yang disediakan 2.225,” tandasnya.
Meski begitu, ke depan diharapkan oleh Wabup, kemandirian dan pembangunan pada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lebih meningkat.
“Karena salah satu bagian dari proses serapan tenaga kerja kita terbanyak nanti ada di sektor itu,” terang Wabup.
Sementara itu sebelumnya, Kadisnakertrans Provinsi Jatim, Himawan Estu Bagijo memaparkan dua resep dalam dunia ketenagakerjaan untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0 yakni Upskilling dan Reskilling. Himawan menjelaskan, Upskilling adalah metode meningkatkan lagi ketrampilan bagi tenaga kerja yang sebelumnya telah memiliki ketrampilan.
“Jadi misalkan tukang las, dia sudah 6G, diberi visual-visual baru, melalui laman-laman, melalui internet tentang informasi, ini lho perkembangannya, itu bisa dilakukan,” papar Himawan.
Dalam konteks Reskilling, Himawan mencontohkan, seorang pramusaji yang telah bekerja di sebuah warung ataupun restoran, perlu diberikan ilmu tentang Fotografi.
“Jadi bisa motret makanan, diupload di media sosial, dimasukkan ke jual beli online, itu namanya Reskilling,” tambahnya menerangkan.
Himawan mengatakan, kedua resep itulah yang perlu dilakukan untuk mendorong agar Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga kerja dapat bersaing dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0.(rif)

Tags: