Jumlah Pengangguran di Provinsi Jawa Timur Menurun Seiring Naiknya TPAK

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur Zulkipli

Pemprov Jatim, Bhirawa.
Jumlah pengangguran di Jawa Timur Mengalami penurunan seiring dengan naiknya tingkat partisipasi angkatan kerja Data Badan Pusat Statistik Jatim menyebut , untuk Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada bulan Februari di Jawa Timur sebesar 3, 74% atau turun 0, 59% dibanding Februari 2023 sedangkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami kenaikan 1, 52% poin atau 73, 02% dibanding Februari.

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur Zulkipli mengatakan, terjadi peningkatan jumlah penduduk angkatan kerja sebesar 720,40 ribu orang dibandingkan Februari 2023. Dalam hal ini, terjadi penambahan penduduk bekerja sekitar 831,28 ribu orang dan penurunan penduduk dengan kategori pengangguran sebanyak 110,89 ribu orang.

Ia menambahkan, untuk kenaikan TPAK ini juga sejalan dengan kenaikan jumlah penduduk bekerja di Jawa Timur Berdasarkan jenis kelamin masih ada perbedaan mencolok di antara TPAK laki-laki dan perempuan.

Pada Februari 2024 TPAK laki-laki sebesar 85, 73% sedangkan TPAK perempuan hanya sebesar 60, 53%.

Untuk TPT berdasarkan jenis kelamin maka diketahui dalam pola pengangguran di Jawa Timur menunjukkan kecenderungan TPT laki-laki lebih tinggi l, dibandingkan TPT perempuan. Begitu pula dengan pola TPT pada Februari 2004 yang menunjukkan bahwa TPT laki-laki lebih tinggi dibandingkan TPT perempuan yaitu 4, 19% berbanding 3, 12%

“Laki-laki masih cenderung berperan besar sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga dibanding perempuan yang masih cenderung lebih mendapatkan peran mengurus rumah tangga. Meski demikian TPT baik laki-laki maupun perempuan pada tahun 2024 sama-sama menunjukkan penurunan dibandingkan Februari 2023,” tandasnya.

TPT Lulusan SMK Cenderung Tinggi
Dari rilis Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur juga memperlihatkan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki kecenderungan tertinggi dibandingkan jenjang pendidikan lainnya, meskipun secara presentase menunjukkan penurunan dibanding Februari 2023.

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur Zulkifli mengatakan bahwa isu link and match antara kemampuan skill dengan ketersediaan lapangan pekerjaan pada lulusan SMK, memang masih menjadi masalah yang perlu terus dikaji dan harus dicarikan solusi kedepannya.

“Mungkin karena SMK sudah ada kejuruannya sehingga lulusan hanya berpatok pada kejuruan tersebut, lain halnya dengan lulusan SMA yang tidak memiliki keterikatan kejuruan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Zukipli menyampaikan, jika dilihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkan, Pada Februari 2004 untuk TPT lulusan SMK menunjukkan angka yang lebih tinggi yaitu 6, 42%, kemudian diikuti TPT lulusan SMA sebesar 4,64 %.

Meski demikian TPT tersebut menunjukkan penurunan dibandingkan Februari 2023. Dibandingkan Februari 2023 hanya TPT penduduk berpendidikan SD sampai ke bawah yang menunjukkan peningkatan, sedangkan sisanya menunjukkan penurunan.

TPT penduduk dengan pendidikan SD ke bawah pada Februari 2024 sebesar 2, 38%, naik 0, 20%. Meski demikian TPT penduduk berpendidikan SD ke bawah masih memiliki persentase yang lebih rendah dibandingkan pendidikan di atasnya. [rac.gat]

Tags: