Kalah Pamor, Apel Pasuruan Diklaim Apel Asal Batu

Salah satu pemilik kebun apel masak pohon saat mencicipi apel di kebun buah apelnya di Desa Kayu Kebek, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Senin (16/11) sore.

Salah satu pemilik kebun apel masak pohon saat mencicipi apel di kebun buah apelnya di Desa Kayu Kebek, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Senin (16/11) sore.

Pasuruan, Bhirawa
Potensi wilayah Tutur, Kabupaten Pasuruan sebagai wisata agropolitan bisa disejajarkan dengan Kota Batu. Karena panorama yang indah dan hawa pegunungan yang sejuk membuat Tutur layak menjadi destinasi wisata. Termasuk juga, wisata agro sudah dikembangkan sebagian besar masyarakat Tutur.
Namun, upaya itu saat ini tak berjalan maksimal lantaran butuh banyak dukungan dari berbagai pihak. Termasuk juga dari Pemkab Pasuruan untuk menggaet investornya.
Salah satu petani apel di Tutur, H Gapung menyampaikan sudah delapan tahun ia menekuni wisata petik apel di wilayahnya. Hanya saja ia kecewa atas pamor apel Tutur yang kurang dikenal masyarakat luas.
“Banyak wisatawan lokal maupun domestik lebih mengenal apel Batu dari pada apel Tutur. Saya heran  kenapa bisa seperti itu, padahal sekitar 70-80 persen apel dari Batu dipasok dari Tutur,” kata H Gapung petani apel di Desa Kayu Kebek, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Senin (16/11) sore.
Wisata apel di Tutur tak hanya dikembangkan olehnya. Masyarakat Tutur lainnya saat ini juga mengembangkan hal serupa. Bahkan, tak hanya menyediakan sarana petik buah untuk jujukan wisatawan. Di Tutur sudah mulai menyediakan homestay dengan tujuan  untuk menjadikan wilayahnya menjadi sentra wisata agro di Kabupaten Pasuruan.
“Kami terus mengembangkan wisata apel petik buah. Jenis apel di sini yakni apel Rome Beauty, Ana dan Manalagi. Apel dari Tutur Kabupaten Pasuruan masih di atas segalanya dari apel Batu. Tapi, yang kami keluhkan hingga saat ini adalah apel Tutur selalu kalah bersaing dari apel Kota Batu. Kami meminta peran Pemkab Pasuruan untuk mencari solusi masalah ini,” jelas Munir, petani apel lainnya.
Sementara itu, Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf mengakui bahwa banyaknya apel yang tumbuh subur di Tutur Kabupaten Pasuruan ternyata belum diikuti dengan branding yang baik.
Bahkan, petani apel di Tutur menjual hasil panennya ke petani apel yang ada di Kota Batu. Di saat itulah apel asal Kabupaten Pasuruan itu berubah nama menjadi apel Batu.
“Kami akui, petani apel di Kabupaten Pasuruan banyak yang belum memiliki pasar sendiri. Sehingga, mereka menjualnya di daerah lain yakni di Kota Batu. Alasannya, yang memiliki pasar apel adalah petani di Batu, bukan petani di Kabupaten Pasuruan,” ujar Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf.
Adik kandung Gus Ipul ini mengatakan akan berusaha untuk membuat brand apel sendiri untuk Kabupaten Pasuruan. Yakni dengan cara membuat sertifikasi produk buah di Kabupaten Pasuruan.  “Tentusaja akan kami ubah brand itu, yakni dengan terlebih dahulu membuat sertifikasi produk buah dari Kabupaten Pasuruan. Buah apel memang menjadi tantangan kita saat ini,” jelas Irsyad Yusuf. [hil]

Tags: