Karya Anak Bangsa, Kontribusi Unair Kembangkan Unair Tiga dan Vaksin Merah Putih

Surabaya, Bhirawa
Universitas Airlangga (Unair) menunjukkan kontribusinya sebagai salah satu garda terdepan dalam penanganan Covid-19. Bahkan,baru-baru ini Unair mengembangkan penelitian untuk tiga obat kombinasi terbaik dari lima senyawa sintetis obat baru yang dikembangkan Unair sebelumnya. Penelitian ini sebagai tindak lanjut dari uji klinis kombinasi obat Covid-19 yang dilakukan bersama BIN sebelumnya. Tak hanya itu, Unair juga tengah mengembangkan vaksin merah putih.
Rektor Unair, Prof Moh Nasih menuturkan dari hasil uji klinis tiga obat tersebut didapat tingkat efektivitas obat lebih dari 90 persen. Ketiganya yakni, Lopinavir/Ritonavir dan Azithrromycin; Lopinavir/Ritonavir dan Doxycycline, dan terakhir Hydrochoroquine dan Azithromyci. Kombinasi obat ini kemudian dinamakan Unair Tiga.
“Setelah kami kombinasikan daya penyembuhannya meningkat dengan sangat tajam dan baik. Untuk kombinasi tertentu bisa sampai 98 persem efektivitasnya. Dan yang paling rendah di angka 92 persen. Efektivitas ini berdasar dari sampel yang diambil secara acak,” ungkapnya dalam conferensi pers , Jumat (14/8).
Dikatakan Nasih, untuk Unair Tiga ini, pihaknya sedang melakukan persiapan pengajuan uji klinis ke manusia. Sementara untuk pengembangan vaksin merah putih, Nasih mengaku jika mengalami perkembangan yang besar. Secara nasional vaksin tersebut menjadi skala prioritas untuk dikembangkan.
“Kami riset sejak Mei dan Juni harapannya 2021 sudah selesai, karena Desember baru kami bisa uji klinis,” jabarnya, Kamis (15/10).
Pengujian vaksin merah putih ini, kata Nasih berkerjasama dengan Oxford University termasuk uji lainnya yang melibatkan RS Unair, dan RSUD Dr Soetomo. Di samping itu, terkait Unair Tiga yang tengah diteliti oleh pihaknya, Nasih,menjabarkan laporan perkembangan uji klinis sudah diberikan pada BIN dan TNI AD. Selanjutnya, pihaknya masih menunggu arahan dari BIN untuk pengembangan lanjutan.
“BPOM dan pemerintah masih focus dalam hal vaksin. Artinya obat kombinasi yang sudah kami proses untuk uji klinis saat ini supporting pemerintah sudah berkurang. Yang pasti kami sangat bersyukur obat kombinasi ini masuk dalam rekomendasi Ikatan Dokter Paru Indonesia,” jelasnya.
Dijabarkan Nasih, riset Unair Tiga dilakukan dalam jangka pendek agar segera mengatasi Covid-19. Dengan begitu, jika sudah masuk pengembangan vaksin, maka perlu dikaji lebih lanjut apakah perlu meneruskan riset kombinasi obat.
Tak hanya berkontribusi dalam penanganan Covid-19, berupa obat Unair Tiga dan vaksin merah putih, Unair juga memberikan perhatian khusus bagi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Unair berupa potongan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar 50 persen. Dikatakan Nasih, insentif dan kebijakan khusus yang diberikan pada dokter PPDS ini karena dokter harus memberikan kepedulian bangsa dengan menangani Covid-19.
“Tapi mereka juga harus menjaga keselamatan bagi dirinya dengan pengaturan beban yang disesuaikan dengan kemampuanya,”pungkas Nasih, Kamis (25/10). [ina]

Tags: