KBPP Gagal Penuhi Target Akseptor KB Pria

Akseptor KB PriaKota Mojokerto, Bhirawa
Trend kaum pria menjadi akseptor Keluarga Berencana (KB) di Kota Mojokerto ternyata masih minim. Buktinya Kantor Keluarga Berencana dan Perlindungan Perempuan (KBPP) Kota Mojokerto gagal memenuhi target Provinsi Jatim terkait kepesertaan KB bagi kaum pria pada 2014 lalu. Dari data hasil pelayanan peserta KB baru, KBPP hanya mampu mencapai target 97,37% saja.
MenurutĀ  Kepala KBPP Kota Mojokerto, Eny Rahmawati, tahun 2014 lalu Kota Mojokerto ditarget jumlah peserta KB baru sebanyak 3.385 peserta, tapi baru bisa terpenuhi 3.296 peserta saja. ”Dari target 100%, kita sudah bisa penuhi 97,37%. Angka itu tak buruk, mengingat daerah lain di Provinsi Jatim capaian rata-rata juga kurang dari 100%,” ujar Eny, SeninĀ  (12/1) kemarin.
Eny mengaku, gagalnya pemenuhan target 100% itu, dikarenakan minimnya tingkat kepesertaan kontrasepsi mantap pada pria atau Metode Operasi Pria (MOP) dan KB implan untuk wanita. ”KB pria kita hanya bisa penuhi angka kepesertaan 15,78% saja, sedangkan implan kita bisa mencapai target 51,53% saja,” sesalnya.
Eny menambahkan, gagalnya menjaring minat kepesertaan baru untuk dua metode KB itu dikarenakan kesadaran masyarakat kota masih rendah, utamanya untuk KB MOP pria. ”Saya juga tak habis pikir, berbagai cara sudah dilakukan untuk menggugah kesadaran para pria untuk ber KB. Termasuk dengan memancing memberikan uang pancingan senilai Rp500 ribu bagi mereka yang minat, tapi tetap saja hasilnya masih jauh dibawah target,” ungkap Eny.
Eny menyebut, tahun 2013 lalu, MOP sempat mencapai target diatas 100%. Itu lantaran nilai kompensasi yang diberikan pemerintah kota cukup tinggi, yakni Rp1 juta per peserta. Tapi, tahun 2014 angka kepesertaanya merosot seiring dengan menurunnya nilai kompensasi yang hanya Rp500 ribu saja. ”Ternyata nilai kompensasi bisa mempengaruhi tingkat kepesertaan MOP, buktinya setelah nilainya dipangkas sebesar 50%, jumlah pesertanya langsung menurun drastis,” gumam Eny.
Namun Eny menyatakan, pihaknya tak bisa berpangku tangan dengan kendala itu. Untuk memperbaiki pencapaian di tahun 2015 ini akan menggandeng motivator pria. ”Tahun ini kita gaet motivator pria, kita prioritaskan motivatornya ialah mereka yang sudah menjadi peserta MOP. Karena biasanya pria lebih mudah diajak jika yang mengajaknya sesama jenisnya,” tukasnya.
Eny menjelaskan, dari tujuh alakon atau jenis KB, masyarakat Kota Mojokerto tertinggi memilih KB jenis IUD, suntikan, MOW (steril) serta pil. Sedangkan sisanya memilih KB jenis implan dan MOW. Kepesertaan KB IUD paling tertinggi, yakni 958 peserta. Sedangkan terendah adalah MOP yakni hanya 12 orang saja. [kar]

Tags: