Kebijakan Pemerintah Harus Dukung Manufaktur

Ketua MPR RI Dr (HC) H Zulkifli Hasan SE MM didampingi  President Director/CEO Maspion Group DR Alim Markus saat melihat hasil produksi Maspion I di Gedung Eksport Center Jl Raya Sawo Tratap Kabupaten Sidoarjo, Senin (24/8).

Ketua MPR RI Dr (HC) H Zulkifli Hasan SE MM didampingi President Director/CEO Maspion Group DR Alim Markus saat melihat hasil produksi Maspion I di Gedung Eksport Center Jl Raya Sawo Tratap Kabupaten Sidoarjo, Senin (24/8).

Sidoarjo, Bhirawa
Persaingan bisnis industri akan semakin ketat saat dibukanya jalur Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), diharapkan pemerintah mendukung semua manufaktur yang ada di Indonesia supaya bisa bersaing melalui kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah itu sendiri.
Menurut Ketua MPR RI, Dr (HC) H Zulkifli Hasan, SE MM, saat mengunjungi Maspion I di Sidoarjo, Senin (24/8) kemarin mengungkapkan, seandainya pemerintah benar-benar konsen terhadap kebijakan manufaktur, Indonesia bisa membuat apapun termasuk teknologi, bahan baku maupun sumber daya manusianya sehingga bisa bersaing dengan semua negara.
“Sekarang pemerintah belum mendukung manufaktur ini, terbukti saya memiliki pabrik tapi gasnya saja susah kadang-kadang lancar kadang-kadang tidak, bayangkan kalau kita punya dapur tapi gasnya tidak lancar. Dulu kita punya Kedaung yang bisa eksport, gara-gara gasnya macet eksportnya juga ikut macet,” jelasnya.
Zulkifli menambahkan, ia mendukung sekali pemerintah beralih dari pertanian ke sektor manufaktur, sektor industri yang masih separoh hati ini. Untuk itu ia minta supaya kita berhenti mengatakan Indonesia itu kaya raya, sumber daya alam melimpah karena itu tidak membuat kita sejahtera.
“Kita bisa sejahtera apabila sumber daya manusianya unggul, harus beralih membangun dan meningkatkan kemampuan manusianya sehingga memiliki nilai tambah dan daya saing yang tinggi,” tuturnya.
Sebab banyak negara yang tidak memiliki sumber daya alam tapi kaya raya, seperti di indonesia yang income perkapitanya 3.500 ribu US dollar, Singapura 55 ribu US dollar dan Malaysia 17 ribu US dollar. “Kita kalah dengan negara-negara itu, untuk itu harus berhenti mengagungkan sumber daya alam kita tapi beralih ke sumber daya manusianya” katanya.
Sementara menurut President Director/CEO Maspion Group, DR Alim Markus mengatakan, selama ini pihaknya melakukan ekspansi ke beberapa daerah untuk menjaga kualitas dan pasar asalkan pemerintah dibantu import barang industri dikenakan bea cukai.
“Jalur merah, kita ini industri bahan bakunya pasti industri kalau ditahan disana satu minggu biaya hard costnya sangat besar. Untuk saya minta untuk bahan baku import pabrikan jangan dikenakan jalur merah, jangan dihambat dipelabuhannya karena sewa gudangnya mahal,” pungkasnya. [riq]

Tags: