Kegiatan Belajar Mengajar Kab.Madiun Dimerger

 Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) Kab. Madiun, Dr. Soehardi, MM.

Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) Kab. Madiun, Dr. Soehardi, MM.

Kab. Madiun, Bhirawa
Sekarang  ini, jumlah tenaga mengaja di Kab. Madiun mencapai 1.250 orang guru, namun masih dipandang kurang. Itu, belum termasuk setiap tahunnya terdapat sekitar 250 orang guru memasuki masa pensiun. Sementara itu, perekrutan tenaga guru sudah berhenti sejak empat tahun terakhir karena kebijakan moratorium Calon  Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Hal lain muncul ada beberapa ruang belajar mengajar di SDN 02 Simo Kecamatan Balerejo juga roboh karena usia dan memang sudah beberapa tahun terakhir sudah tidak dipergunakan belajar. Demikian gedung SDN di beberapa kecamatan di Kab. Madiun banyak yang usianya lanjut, ada solusi soal Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) diregroping atau dimerger alias digabungkan jadi satu dengan sekolah terdekat.
“Ini sudah dilakukan seperti SDN 2 Simo yang digabung dengan SDN 1 Simo. Hal ini dilakukan karena dalam rangka mengatasi kekurangan guru. Sedang soal robohnya ruang kelas di SDN 2 Simo sudah dilaporkan ke aset daerah. Yang jelas, soal merger SDN 2  Simo dengan SDN 1 Simo tidak ada masalah,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) Kab. Madiun, Dr. Soehardi, MM kepada wartawan pekan lalu.
Menurut Kadindik Kab. Madiun, Soehardi, terkait adanya kekurangan tenaga guru di Kab. Madiun, Dindik Kab. Madiun berencana melakukan merger 19 SD di Kab. Madiun, karena belasan SD itu  selama ini siswanya mulai kelas 1 sampai kelas 6 tidak lebih 60 murid.
“Ya, belasan SD yang bakal di merger itu terdapat di Kecamatan Mejayan, Jiwan, Sawahan, Geger, Wungu. Dan yang jelas penggabungan SD itu dengan sekolah terdekat agar tidak memberatkan siswa akan dilakukan akhir tahun atau menjelang tahun ajaran baru merndatang,” katanya. [dar]

Tags: