Kewirausahaan Sosial sebagai Pelestarian Kebudayaan Daerah

Oleh :
Bagus Sujana
Sedang menempuh S1 Ilmu Pendidikan di Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Kemajuan pembangunan saat ini berkembang pesat, seiring berkembangnnya zaman serta teknologi yang ada,namun kenyataannya sendiri belum tentu juga selamanya menghasilkan kesejahteraan terhadap masyarakat itu sendiri.

Sampai hari ini pun kebutuhan serta kepentingan masyarakat masih belum juga terpenuhi,upaya dari pihak pemerintah dan lembaga lainnya sendiri nyatanya juga masih belum bisa menanggulangi permasalahan tersebut secara menyeluruh. Maka untuk mencapai masa depan yang baik yaitu diperlukan rasa usaha,kerja keras,memiliki relasi sosial serta berkorban waktu demi mencapai perubahan dalam cara pandang kita untuk berpikir serta membuat perubahan kearah yang lebih baik.

Berkaca pada permasalahan tersebut,maka diperlukan sebuah praktik atau gerakan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan secara mandiri serta sekiranya dapat membantu atau mengembangkan sebuah wirausaha, menemukan solusi dari beragam permasalahan sosial yang sedang terjadi saat ini,sebuah praktik atau gerakan ini kemudian dikenal dengan kewirahusahaan sosial.

Di masa sekarang ini semua orang bisa menjadi seorang enterpreneurship,berbekal teknologi yang canggih dan berkembang saat ini pastinya sangat mudah dalam berwirausaha serta mencari relasi sosial melalui media sosial.Untuk itu kewirausahaan sosial ini merupakan kegiatan yang sangat unik dan menarik,karena secara langsung atau tidak langsung dapat menciptakan relasi atau keterikatan sosial.

Kewirausahaan sosial dipandang sebagai aspek pokok yang sangat penting dan melekat dengan kehidupan masyarakat sosial,berbagai hal contoh kewirausahaan sangatlah banyak,bahkan beberapa juga ada yang mengkolaborasikan antara kewirausahaan dengan kebudayaan,sehingga hal ini dirasa sangat penting mengingat jika kebudayaan di nusantara sangatlah beragam dan beberapa diantaranya bahkan telah diakui oleh dunia sebagai warisan kebudayaan nusantara.

Berbicara kewirausahaan sosial saat ini sangatlah menjadi trend di era yang maju ini, sehingga sangat membantu perekonomian serta kesejahteraan baik sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan kebutuhan sosial,namun dalam mengimplementasikan program tersebut banyak sekali kendala yang menyebabkan kurangnya persiapan sehingga ide yang dituangkan kurang matang.Maka untuk itu sangat penting dalam melakukan persiapan menuju pada kegiatan kewirausahaan sosial.

Menurut Paul C Light (2008) bahwa kewirausahaan terbangun dari 4 aspek antara lain Kewirausahaan, Ide/Gagasan, Kesempatan, Organisasi. Empat aspek ini sangat penting mengingat dari setiap poin yang telah dipaparkan oleh Paul memang sebagai dasar kita untuk memulai berwirausaha.poin pertama Kewirausahaan lebih kepada tekat yang kuat untuk berani memulai suatu usaha yang akan dibangun,poin kedua mengenai ide atau gagasan memunculkan inspirasi-insiprasi yang ada dibenak kita untuk dituangkan menjadi sebuah ide,poin ketiga mengambil kesempatan yang ada,dalam hal ini seperti identifikasi peluang dengan cara melihat proses riset seperti menciptakan hal-hal baru yang sebelumnya belum terpikirkan oleh orang lain atau juga bisa dalam rangka mengembangkan menjadi sebuah produk yang sempurna,kemudian poin keempat Organisasi dimana seperti sebelumnya dijelaskan bahwa untuk menciptakan sebuah relasi sosial sebagai seorang wirausaha sudah sepatutnya bisa membaur sesama atau memasuki organisasi yang ada,sehingga diharapkan dengan memasuki organisasi seorang wirausaha bisa mengambil manfaat seperti pengalaman yang kemudian nantinya bisa dikembangkan/dipraktikkan.Bahkan nantinya juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru sebagai rangka menurunkan angka baik pengangguran pada umumnya maupun pengangguran intelektual yang kian meluas ini.

Pada era saat ini aktivitas kewirausahaan sosial bukan merupakan aktivitas yang mudah dilakoni dan mudah dilaksanakan maka perlunya pendalaman,definisi,serta pengembangan (Guclu,2001:1) Usaha keras juga sangat diperlukan dalam kewirausahaan,siap menerima resiko apapun yang akan terjadi,oleh karena itu resiko janganlah dijadikan sebagai hal yang sifatnya kegagalan namun harus bisa dijadikan sebagai motivasi untuk terus-menerus menjadi lebih baik ke depannya.

Berbicara mengenai kewirausahaan sosial menurut Dees (2002: xxxi) cara mengukur kewirausahaan adalah bukan dengan menghitung jumlah profit yang dihasilkan, melainkan pada tingkat dimana mereka telah menghasilkan nilai-nilai sosial ( sosial value ). Sehingga para pengembang wirausahan sosial diharap bisa menjadi agen perubahan dalam lingkup sosial.

Lantas yang menjadi pertanyaan bagaimana dengan yang tidak memiliki modal apakah bisa menjadi seorang wirausahaan ?, jawabannya Pasti Bisa,tidak hanya berupa barang saja namun bisa juga berupa keahlian atau jasa seperti contohnya bakat atau hobby yang ditekuni,itu bisa-bisa saja dijadikan modal,maka dalam hal ini kewirausahaan pun juga bisa dijadikan sebagai ajang kolaborasi dengan bidang lain,salah satunya pada aspek kebudayaan.Mengingat di era Globalisasi yang sedang marak saat ini,maka sangat perlu diwaspadai mengenai krisis kebudayaan terhadap anak muda yang faktanya masih kurang peduli terhadap filosofis kebudayaan saat ini.

Berbicara kebudayaan pastinya akan sangat menarik,unik,dan keren apabila dipadukan kedalam lingkup kewirausahaan.Jika dikaitkan dengan kebudayaan,dalam hal ini kewirausahaan tidak melihat dari segi barang atau produk yang ditonjolkan saja,namun bisa dengan melihat pada aspek skill atau keahlian yang dimiliki seperti halnya pada kebudayaan seni tari dan musik yang lebih berfokus pada praktek lapangan.

Dari sini kita harus melihat bahwa seni tari dan musik sangatlah beragam jenis dan instrumennya.Untuk itu sebagai seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan harus bisa melihat potensi yang dirasa paling menarik dan diminati oleh kalangan masyarakat,contohnya melihat apa yang ditekuni oleh masyarakat yang berada dilingkungan tersebut,mendemonstrasikan kebudayaan yang akan diajarkan,praktek lapangan,dan yang paling terakhir harus bisa mewadahi keinginan masyarakat,dalam hal ini masyarakat diberikan ruang untuk mengekspresikan masing-masing keinginan mereka sehingga dalam hal ini dapat menciptakan hubungan berupa relasi untuk dapat mengembangkan kebudayaan tersebut dapat bermanfaat bagi sesama yang mempelajarinya.

Mengutip dari penjelasan ahli sosiologi Talcott Parson bahwa pada hakikatnya sebuah kebudayaan harus bisa menjadi kekuatan utama yang mengikat dari berbagai unsur serta berbagai aspek dunia sosial yang dapat menciptaan fungsi dan bukan sebaliknya tidak memiliki fungsi yang terkait dengan hubungan masyarakat.

Maka dari penjelasan diatas memang banyak sekali kebudayaan yang ada didalam nusantara yang bisa dijadikan sebagai usaha,dimana kegiatan ini bisa dibilang sangat menguntungkan dan setidaknya bisa dikembangkan oleh setiap orang yang ingin belajar,maka dalam hal ini akan menimbulkan relasi antar sesama individu dalam arti sama-sama belajar dan mengembangkan sehingga kedepannya nanti tidak ada pengangguran sifatnya umum maupun intelektual yang masih beralasan lagi bahwa jadi pengusaha itu sulit.

Berbicara kewirausahaan saat ini bukan menjadi hal yang sulit,disini fakta yang terjadi bahwa masih banyak yang masih takut untuk memulai usaha,apalagi berpikir terlalu jauh mengenai usaha yang akan dijalaninya,konteks dari kewirausahaan memang seperti demikian harus siap terhadap resiko dalam arti disini siap Mental dan selalu mengevaluasi terhadap proses yang telah dijalani sehingga resiko yang telah terjadi.

Lantas bagaimana supaya kewirausahaan sosial dapat berjalan dengan lancar serta bermanfaat bagi sesama ?,Yaitu dengan cara membuat perencanaan yang matang,harus melihat potensi yang akan terjadi didalamnya secara detail,tak lupa juga memikirkan solusi yang akan dihadapi nantinya, kemudian dalam kewirausahaan sosial setidaknya seorang wirausaha mampu untuk membuat relasi dalam arti melakukan pengembangan bersama-sama sehingga kedepannya nanti bisa menjadi solusi atau alternatif untuk membantu seseorang yang mengalami pengangguran.

———- *** ———–

Tags: