Komisi B Optimis UNBK Berjalan Lancar

Siswa SMAN 1 Kepanjen, Kec Kepanjen, Kab Malang saat mengerjakan soal ujian melalui Komputer

Siswa SMAN 1 Kepanjen, Kec Kepanjen, Kab Malang saat mengerjakan soal ujian melalui Komputer

Kab Malang, Bhirawa
Enam orang anggota Komisi B DPRD Kabupaten Malang melakukan kunjungan dan monitoring pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kabupaten Malang. Dalam kunjungan itu, anggota Komisi B juga melihat langsung siswa mengikuti Ujian Nesional Berbasis Komputer (UNBK).
“Kami optimis jika  UN tahun ini di Kabupaten Malang tidak terjadi masalah, namun yang menjadi kekhawatiran kami adalah terkait jaringan listrik dari PLN tiba-tiba padam  saat siswa masih mengerjakan UNBK,” kata anggota Komisi B DPRD Kabupaten Malang Saiful, Senin (4/4), disela-sela kunjungan di SMAN 1 Kepanjen.
Menurut dia, sebelum UN berlangsung pihaknya juga sudah mengontak PLN Cabang Kepanjen, berkaitan meminta jaminan yakni selama UN berlangsung tidak terjadi pemadaman listrik, baik di pusat Ibukota Kepanjen maupun di wilayah kecamatan lainnya. Sebab, jika terjadi pemadaman listrik, secara otamatis akan mengganggu pelaksanaan UNBK. Selain Komisi B meminta jaminan pada PLN, ungkap anggota dewan dari Fraksi Partai Gerindra ini, dirinya pun juga meminta jaminan kepala sekolah (kasek) agar menyiapkan genset atau generator listrik, jika terjadi pemadaman listrik dari PLN, maka genset tersebut menjadi pasokan listrik.
“Hal ini agar siswa yang mengerjakan soal ujian melalui komputer tidak tertanggu, dan tetap terus mengerjakan soal ujian,” papar Saiful.
Sementara itu, Kasek SMAN 1 Kepanjen H Makuri mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan genset untuk mengantisipasi pemadaman listrik dari PLN. Sedangkan genset yang disiapkan itu, yakni menyewa kepada orang tua wali murid kami.
“Dan kami yakin selama pelanksanaan UN di SMAN 1 Kepanjen pada dua hari kedepan tidak terjadi masalah, baik masalah listrik maupun naskah ujian dan perangkat computer yang digunakan untuk menjawab soal ujian,” tuturnya.
Ia menjelaskan, pelaksanaan UN di sekolah dibagi tiga gelombang, Sebab, perangkat komputer yang dimiliki sebanyak 120 unit. Sedangkan siswa kelas XII sebagai peserta UN sebanyak 362 orang siswa. Karena perangkat komputer jumlahnya tidak sebanding dengan jumlah siswa, maka dalam UNBK dibagi tiga gelombang, pagi, siang, dan sore. Pada hari pertama UN mata ujian Bahasa Indonesia, satu orang siswa tidak mengikuti UN, yaitu Martha Styorini dari kelas IPA.
“Sebab, saat ini menjalani rawat inap di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, karena terserang Demam Berdarah Dengue (DBD). Sehingga dia harus mengikuti ujian susulan, yang akan kita gelar pada 18-20 April 2016 mendatang,” ujar Maskuri.
Secara terpisah, salah satu peserta UN SMAN 1 Kepanjen Whinih Ayuning F menyatakan, jika UN hari pertama pelajaran Bahasa Indonesia ini, kesulitannya pada arti bahasa. Sehingga dalam mengerjakannya soal Bahasa Indonesia sedikit mengalami kesulitan. Dan terkait UNBK dirinya tidak merasa kesulitan dalam menjawab soal ujian melalui komputer.
“Karena di sekolah kami ini, setiap hari dalam mengerjakan latihan soal-soal ujian sekolah selalu menggunakan komputer, jadi tidak ada kesulitan,” jelasnya.  [cyn]

Rate this article!
Tags: