Koperti Tak Punya Jatah Dosen PNS, PTS Cari Sendiri

Surabaya, Bhirawa
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) harus berusaha sendiri memenuhi kebutuhan dosen di institusinya. Sebab, Koordinator Perguruan Tinggi Sawasta (Kopertis) wilayah VII telah memastikan tidak adanya tambahan limpahan dosen PNS dari pemerintah.
Sekretaris Kopertis VII, Prof Ali Maksum menuturkan, setiap tahun ada sekitar 1.200 – 2.000 dosen yang pensiun. Namun, pengangkatan dosen oleh pemerintah tidak pernah dilakukan selama tiga tahun terakhir.
Padahal, dalam setahun angka kekurangan dosen di kopertis VII mencapai 50 sampai 100 orang. Terlebih dengan adanya kebijakan rasio dosen dan mahasiswa yang menjadi sorotan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). PTS harus memenuhi kebutuhan tenaga dosennya sendiri dari anggaran yayasan.
“Selama dua tahun ini PTS sudah merekrut dosen secara besar-besaran. Jatim saja mencapai 300 sampai 400 dosen di PTS. Mereka yang sudah terdaftar NIDN sehingga bisa memenuhi rasio dosen dan mahasiswa,”jelasnya kemarin, Rabu (26/7).
Dengan banyaknya dosen yang sudah direkrut PTS secara mandiri, menurut Ali sudah memberikan perbaikan kualitas dalam pengajarannya. Bahkan PTS juga mulai membatasi penerimaan mahasiswanya. “3 tahun terakhir PTS berfikir ulang kalau mau menambah kuota jumlah mahasiswa baru. Bahkan PTS menengah keatas membatasi penerimaannya karena dosen terbatas,”lanjutnya.
Menurutnya, pemerintah saat ini sebatas membantu pendidikan bagi sarjana berprestasi untuk studi lanjut. Dengan dibiayai negara, mereka akan ditawarkan pada PTS jika bersedia. Mereka yang diusulkan pemerintah ini pada tiga bulan pertama akan digaji pemerintah sebelum kemudian digaji oleh PTS.
“Masalahnya tidka banyak PTS yang mau mengambil dosen baru. Karena yang diberikan pemerintah gajinya Rp 3,5 juta. Ini ya cukup tinggi, makanya mereka lebih suka merekrut sendiri,”pungkasnya.
Sementara itu Rektor Universitas Widya Kartika Murpin Josua Sembiring membenarkan, tidak adanya bantuan dosen PNS dari pemerintah. Menurutnya PTS di Jatim harus bertahan dan berupaya menambah SDM dengan pengelolaan dana yayasan. Seperti dirinya yang tahun ini harus merekrut tujuh dosen karena beberapa dosennya pensiun dan tugas belajar.
“Yang sudah terekrut ada dua dosen, kebetulan orang Tiongkok ambil S1 dan S2 di Indonesia sebagai native speaker prodi pendidikan Bahasa Mandarin,”tegasnya.
Sementara untuk profesor atau guru besar yang pensiun juga didaftarkan sebagai dosen khusus. Dan lima dosen yang akan direkrut menggantikan tugas beberapa dosen yang menempuh studi di luar negeri. “Kami tidak pernah dapat jatah dari pemerintah, studi dosen saya juga cari sendiri melalui kedutaan. Harusnya PTS yang sudah besar bisa membagi dosen yang diperbantukan ke PTS yang lain,”pungkasnya. [tam]

Tags: