Korban Angin Puting Beliung di Sidoarjo Tidak Sampai Mengungsi

Angin puting beliung yang melanda Desa Banjarasri dan Desa Banjarpanji Kec Tanggulangin, menerjang atap rumah warga dan pohon di sekitar rumah warga. (alikus/bhirawa)

Sidoarjo, Bhirawa
Aktivitas warga desa yang menjadi korban angin puting beliung di Kecamatan Tanggulangin, yakni Desa Banjarasri dan Desa Banjarpanji, kini sudah berangsur-angsur normal kembali.
Sehari pasca kejadian, yakni pada Rabu 25 Desember 2019 lalu, warga di dua desa itu sudah bisa kembali tidur di rumahnya masing-masing.
Dikarenakan kejadian yang muncul pada hari diakhir-akhir tahun 2019, pukul 14.30 WIB itu, tidak sampai menimbulkan kerusakan rumah warga yang masuk dalam kategori berat.
Pendataan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sidoarjo, rata-rata kerusakan rumah warga hanya masuk dalam kategori sedang dan ringan. Yakni sebagian atap rusak dan hilang diterjang angin.
“Akibat kejadian itu tidak sampai menimbulkan pengungsian. Sehingga kita tidak sampai membentuk Posko. Kita hanya sempat membantu menyediakan terpal untuk berteduh. Sehari kemudian warga sudah bisa kembali tidur di rumahnya masing-masing,” kata Sekretaris BPBD Kabupaten Sidoarjo, Drs Mamet Edi Mulyanto, Kamis (2/1) kemarin.
Mamet melanjutkan, sehari pasca bencana itu, BPBD Sidoarjo segera melakukan pendataan jumlah rumah yang jadi korban. Selanjutnya mengirimkan bantuan matrial bangunan yang dibutuhkan untuk merehab rumah yang rusak. Diantaranya seperti asbes, seng dan kayu.
Selanjutnya rumah-rumah yang menjadi korban dibangun kembali oleh warga desa setempat dan dibantu oleh relawan secara gotong royong. Sehingga sehari pasca kejadian, rehab rumah yang rusak ringan langsung bisa selesai.
Meski demikian, lanjut Mamet, apabila bantuan rehab rumah yang telah diberikan itu masih kurang, akan diberikan lagi pada tahun 2020, dengan model bantuan non tunai.
Akibat terjangan angin puting beliung selama 2 menit akibat adanya awan CB atau Kumulonimbus itu, terdata diantaranya sebanyak 32 rumah yang rusak ringan dan 4 rumah rusak sedang. Tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Dijelaskan Mamet, munculnya kejadian angin puting beliung ini bisa saat akan turun hujan ataupun tidak hujan. Pada tahun 2019 ini, dari data BPBD Sidoarjo ada kurang lebih 19 kejadian angin puting beliung. Paling parah terjadi di wilayah Kec Sedati dan Kec Tulangan. Kejadian parah pada tahun 2018 lalu, angin puting beliung terjadi di wilayah Kec Waru.
Tetapi dalam sejarah di Kabupaten Sidoarjo, lanjut Mamet, kejadian angin puting beliung ini paling parah terjadi di wilayah Kec Krian pada tahun 2017 lalu. Saat ini total rumah yang menjadi korbannya kurang lebih mencapai 400 an.(kus)

Tags: