Krisis Air Bersih di Bojonegoro Kian Meluas

BPBD Kabupaten Bojonegoro saat droping air bersih.

Bojonegoro, Bhirawa
Krisis air bersih di wilayah Kabupaten Bojonegoro pada musim kemarau ini meluas, sehingga menyebabkan sejumlah embung, sungai hingga sumur mulai mengering. Krisis yang semula terjadi pada beberapa dusun/desa di Kecamatan Temayang, kini meluas ke sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu.
Plt. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Nadief Ulfia, mengatakan selain krisis air bersih terjadi di Dusun Jeblokan,Desa Bakulan Kecamatan Temayang,
“Krisis air bersih awalnya hanya terjadi di Desa Bakulan, Temayang, dan sekarang krisis air bersih juga terjadi di Desa Sumberjokidul, Kecamatan Sukosewu,” kata Nadief Ulfia kepada Bhirawa, Minggu (26/8) kemarin.
Kedua Kecamatan tersebut, Ulfia mengatakan, penyaluran bantuan air bersih yang dilakukan BPBD sudah mulai sejak 24 Juli 2018 lalu. ” Sampai kemarin, kami sudah menyalurkan bantuan ke Dua desa, yakni Desa Bakulan di Kecamatan Temayang pada 24 Juli dan Kecamatan Sukosewu tepatnya desa Sumberjokidul pada 24 Agustus,” jelas Nadief Ulfia.
Ulfia menyebut permintaan bantuan air bersih juga datang dari sejumlah desa, yaitu Desa Tlogohaji Kecamtan Sumberrejo, Desa Tengger, Ngasem, Desa/Kecamatan Sugihwaras dan Desa Jumok, Ngraho.
Penyaluran bantuan akan segera dilakukan agar warga bisa memperoleh air bersih untuk keperluan sehari-hari. “Jumlah desa yang meminta bantuan air bersih semakin bertambah banyak,” imbuhnya.
Dikatakan, beberapa wilayah memang sudah menjadi langganan kekeringan di musim kemarau. Hingga saat ini yang sudah lapor ada 5 kecamatan. Beberapa desa sudah dikirim termasuk beberapa desa yang sudah mengajukan akan segera didistribusikan.
“Semua laporan dari desa maupun kecamatan ke kami segera kami tindaklanjuti. Bantuan air bersih disalurkan dengan mobil tangki yang berkapasitas 6.000 liter ” terang Ulfia.
Menurutnya, ia sudah melakukan pemetaan dengan mengacu data yang terdampak kekeringan tahun lalu. Berdasarkan data tersebut, lanjut dia, ada 26 desa dari 10 kecamatan yang tersebar di Bojonegoro dilanda kekeringan saat musim kemarau pada tahun sebelumnya.
“Sesuai data, setidaknya ada 6.199 Kepala Keluarga (KK) atau 20.836 jiwa terdampak akibat bencana kekeringan tiap tahunnya,” pungkasnya. [bas]

Tags: