Kurangi Macet Suhat, Wali Kota Malang Disarankan Undurkan Jam Sekolah

(Pimpinan PT Tolak Permintaan)
Kota Malang, Bhirawa
Rekayasa lalu lintas yang dilakukan oleh Pemkot Malang, tampaknya belum sepenuhnya berjalan mulus. Permintaan wali kota Malang, untuk mengindurkan jam kuliyah di beberapa Perguruan Tinggi di Kota Malang, mendapat penolakan.
Bahkan sebaliknya Wali Kota diminta untuk mengundurkan jam sekolah dasar (SD) atau sekolah menengah pertama (SMP), agar tidak terjadi penumpukan jam padat dikawasan Sukarno-Hata (Suhat).
Dr Awan Setiawan MM, direktur Politeknik Negeri Malang, (Polinema), Rabu 5/2 kemarin, kepada Bhirawa menuturkan, sebaiknya jangan perguruan tinggi yang diminta mengundurkan jam kuliyah. Karena jam kuliyah rata-rata diatas jam 08.00 pagi.
“Kalau jam SD atau jam SMP yang diundurkan. Ini untuk memberikan kesempatan pada masyarakat yang berangkat kerja pagi. Sehingga tidak terjadi penumpukan,”tutur Awan.
Ia menambahkan, jika saat ini kondisi lalu lintas  di depan kampus Polinema (mengarah ke utara), bertambah macet tetapi untuk yang mengarah ke selatan bisa lancar.
Pihaknya menyampaikan, sebaiknya, dicoba putar baliknya (dari arah utara) bukan di depan kampus, tapi U-turn sebelumnya. “Saya kira ini,  bisa memperlancar kendaraan dari arah selatan atau jembatan ke utara,”tambahnya.
Pihaknya mempersilahkan  direkayasa lalu lintasnya,, semuanya untuk kelancaran  Tetapi  jam kuliah untuk PTN sama sekali tidak berpengaruh. 
“Jangan hanya melihat lalu lintas pada jam 09.00, coba diteliti mulai pagi, sampai sore. Pasti bisa melihat dengan jelas,”tambahnya.
Sementara itu,Rektor UB Prof Dr Ir Nuhfil Hanani MS, menyatakan pihaknya tidak bersedia, mengundurkan jam kuliyah.
Jika diminta mengundurkan jam 09.00, pihaknya tidak bersedia, karena itu melanggar peraturan pemerintah segala macamnya. “Nantinya yang marah semua orang. Saya tidak akan melakukan itu,” katanya 
Nuhfil menjelaskan, dirinya hanya menjalankan peraturan pemerintah, yakni jam kerja mulai pukul 07.00 sampai sore pukul 16.00.
Dia meminta untuk saling menghargai supaya negara ini menjadi nyaman. Tidak ada pihak yang dirugikan.
Maka dari itu, dia menyarankan Pemkot melakukan survei soal kemacetan lalu lintas ini dengan basis ilmiah. 
Sementara kemacetan yang terjadi kemarin menurutnya karena masyarakat yang kaget akan adanya rekayasa lalin. Bukan karena jam kuliah pukul 07.00.
“Saran saya disurvei dengan bagus berapa sih volume lalu lintas yang dari barat, dari timur berapa, dari utara berapa, apa yang membuat macet. Disurvei dengan bagus segala macamnya supaya menjadi komprehensif,”tukasnya.
Nuhfil mengusulkan, supaya dikaji secara komprehensif. Sebelum melakukan langkah lanjuta.
Kedua, lanjut Nuhfil, tidak melanggar peraturan pemerintah dengan tidak memundurkan jadwal perkuliahan. 
Kemacetan yang sebelumnya terjadi menurut Nuhfil juga hanya sebentar dan berlaku di jam-jam tertentu saja.
“Jadi macetnya itu menurut saya sebentar. Dan itu sudah dalil orang berangkat kuliah, berangkat kerja, sama pulangnya,”imbuh Nuhfil.
Namun demikan, Nuhfil menganggap bahwa permintaan Sutiaji hanyalah ucapan spontan saja.
“Nggak perlu dibuat heboh-hebohan. Pak wali mungkin spontan melihat jam 9 kok lancar. Ya tentu saja lancar semua orang masuk ke kantor,” katanya.
Baginya, wajar jika Kota Malang sebagai kota besar macet. Namun, memang harus diantisipasi. Diantaranya melalui rekayasa jalan, memperlebar jalan, dan lain-lain.
“Wajarlah ada kota besar itu macet, wajar. Dan memang harus diantisipasi. Mestinya perlu memperlebar jalan,”pungkasnya. [mut]

Tags: