Kurangi Pengangguran Pemkot Gelar Probolinggo Job Fair 2021

Probolinggo Job Fair 2021 banyak peminatnya.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kota Probolinggo, Bhirawa
Pembukaan Probolinggo Job Fair (PJB) tahun 2021 di Kantor BLK Jalan Brantas, disambut antusias oleh para pencari kerja di Kota probolinggo. Tahun ini ada 32 perusahaan yang bekerjasama dengan pemkot dalam PJB kali ini. Mewakili Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin, Asisten Pemerintahan Gogol Sudjarwo membuka agenda PJB.

Gogol menyadari bahwa pandemi Covid 19 telah memukul para pengusaha di Kota Probolinggo hingga melakukan efisiensi salah satunya menghentikan rekrutmen pekerja baru. “Sejak tahun 2020 sampai saat ini dampak Covid 19 tidak hanya berpengaruh kepada sektor kesehatan saja melainkan berpengaruh juga terhadap sektor perekonomian dalam hal ini aktivitas perekonomian tentu membuat beberapa perusahaan melakukan efisiensi,” terang Gogol, Rabu (16/6).

Untuk menjembatani kebutuhan angkatan kerja yang semakin meningkat dan mengurangi angka pengangguran, maka Pemerintah Kota Probolinggo melalui DPMPTSP Naker mengadakan Probolinggo Job Fair. Setelah tahun lalu absen, tahun 2021 ini DPM PTSP dan Tenaga Kerja gelar Job Fair dengan mengundang 32 perusahaan dengan pembatasan kuota sebanyak 1000 pencari kerja.

“Pada tahun ini memang jatahnya kuota nya 1000 tapi di dalam realitanya lebih dari 1000, tapi tetap kita terima, jadi yang lebih dari 1000 itu nanti kita terima langsung lamarannya di kantor, nanti kita salurkan ke masing masing perusahaan,” terang Plt Kepala DPMPTSP dan Tenaga Kerja Fachtur Rosi.

Dengan tetap memprioritaskan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid 19, teknis acara Job Fair kali ini telah diatur oleh penyelenggara dengan membagi ke dalam 3 lokasi, yakni kantor BLK di Jalan Brantas, Museum Probolinggo jalan Suroyo dan Museum dr. Moh Saleh di Jalan dr. Moh Saleh. Tentunya, dengan pembagian waktu di setiap sesi.

Salah satu perusahaan otomotif yang membuka lowongan kerja menyampaikan sedang membutuhkan banyak karyawan. “Yang dibutuhkan itu cukup banyak, kami tempatkan untuk sales mitra, jadi untuk penjualan mobilnya saja, kita butuh kira-kira 10 orang, 5 pria dan 5 wanita,” terang Glorian yang saat itu bertugas menjaga meja pendaftaran.

Sebagai bagian dari protokol kesehatan, kegiatan Job Fair hari ini hanya menerima formulir lamaran kerja saja, sementara untuk verifikasi dan wawancara lanjutan akan dilakukan di kantor perusahaan.

Adapun beberapa perusahaan yang berpartisipasi membuka lowongan kerja antara lain Bromo Tirta Lestari, Sumber Alfaria Trijaya, Cendana Music, FIF Group, Adira Finance, Indofood Sukses Makmur serta perusahan lainya dari Pasuruan, Sidoarjo dan Surabaya.

Dari 32 perusahaan yang tergabung. Sedangkan dari 32 perusahaan, para pencaker akan berebut 825 dari total 32 perusahaan.

Tren angka pengangguran di Kota Probolinggo mengalami peningkatan 4 tahun terakhir. Berdasarkan data yang dihimpun, tahun 2016 tercatat ada 27.310 orang menganggur. Angka ini bertambah pada 2017 menjadi 30.615 orang, lalu pada 2018 menjadi 35.115 orang. Terakhir pada 2019, tercatat 36.578 orang yang menganggur.

Data itu tidak sejalan dengan capaian pertumbuhan ekonomi di Kota Probolinggo dari tahun ke tahun, yang mengalami peningkatan. “Saat ini tercatat angka pengangguran tahun 2019 di Kota Probolinggo sebanyak 36.578. Sementara usia kerja tercatat 180.057, angkatan kerja 144.313, dan kesempatan kerja sebanyak 107.735,” kata Fernanda Zulkarnain, wakil ketua DPRD Kota Probolinggo.
.
Angka ini menunjukkan peningkatan dalam 3 tahun terakhir, sebelumnya sesuai data yang diperoleh dari Bappeda Litbang Kota Probolinggo (selengkapnya lihat infografis). “Jumlah itu dikhawatirkan akan terus bertambah jika tidak segera diatasi serius oleh pemerintah daerah,” ujar Politisi Golkar itu.

Haris Nasution, wakil ketua DPRD Kota Probolinggo meminta kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis bisa mempersiapkan dana untuk pelatihan tenaga kerja melalui Balai Latihan Kerja (BLK). Sehingga, mampu menjadi salah satu solusi untuk menurunkan angka pengangguran.

” Jika terus dibiarkan, maka akan memperlambat pertumbuhan ekonomi di sosial masyarakat yang berimplikasi pada meningkatnya angka kemiskinan di Kota Probolinggo,” ujar politisi PDIP tersebut.

Di sisi lain, Haris Nasution menilai salah satu penyebab angka pengangguran bertambah karena masih minimnya pelatihan kerja kepada kaum muda di daerah. Ini, menjadikan pemuda sulit dalam mendapatkan pekerjaan karena tidak memiliki kualifikasi kerja atau skill.

Lebih lanjut Gogol Sudjarwo menjelaskan, tingginya angka pengangguran ini disebabkan oleh penambahan jumlah pencari kerja yang tidak diikuti dengan perluasan kesempatan kerja.

“Selain itu, angkatan kerja yang tersedia pun tidak dapat memenuhi kualifikasi persyaratan yang diminta oleh dunia kerja. Kualifikasi ini biasanya berkaitan dengan pendidikan, pengalaman, ataupun perkembangan teknologi tinggi yang tidak diimbangi oleh keterampilan dari para pencari kerja,” ujar Gogol Sudjarwo.

“Selain itu, laju pertumbuhan penduduk di Kota Probolinggo pun cukup tinggi. Sehingga, memicu tingginya angka pengangguran di Kota Probolinggo,” tambahnya.(Wap)

Tags: