Lebaran Terjadi 9 Kali Kebakaran di Sidoarjo

Kepala Bidang PMK Sidoarjo, Anwar

Kepala Bidang PMK Sidoarjo, Anwar

Sidoarjo, Bhirawa
Kebakaran bisa terjadi kapan saja. Warga Sidoarjo diminta waspada karena menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo di Bidang PMK, saat warga mulai meninggalkan rumah untuk mudik Lebaran hingga masuk kerja kembali, yakni pada 15 Juli hingga 21 Juli telah terjadi sembilan kejadian kebakaran.
”Untung saja banyak terjadi pada ilalang dan lahan kosong, tapi kalau kebakaran ilalang itu dekat dengan pemukiman warga bisa berbahaya. Seperti yang menimpa rumah di TPQ  yang ada di Jemundo,Taman,” terang Kepala Bidang PMK Sidoarjo, Anwar, Kamis (23/7) kemarin.
Sedangkan pada hari H Lebaran yakni 17 Juli, tak sampai terjadi kejadian kebakaran. Dan banyaknya terjadi kebakaran yang mencapai sembilan kejadian, Maka Anwar menghimbau pada perokok agar hati-hati saat membuang putung rokok dengan tak membuang sembarangan, sebab saat ini sedang musimnya kemarau.
”Sebelum libur Lebaran lalu, kami sudah menyebarkan surat edaran agar hati-hati terjadinya kebakaran saat mudik, selain surat edaran juga dikirimkan kepada Kantor SKPD juga sampai ke tingkat kecamatan, diharapkan mereka meneruskannya sampai ke tingkat desa/kelurahan,” papar Anwar.
Diakui Anwar, Kab Sidoarjo termasuk dalam daerah yang rawan terjadinya kebakaran, sebab penduduknya padat. Maka kegiatan sosialisasi sebagai upaya pencegahan pada masyarakat harus dilakukan. Tetapi ia menyayangkan, hanya bisa melakukannya setahun sekali saja, sebab anggarannya sangat  terbatas. Sehingga diharapkan, pejabat yang sudah mendapat informasi sosialisasi pencegahan kebakaran, bisa meneruskan informasi itu pada masyarakatnya sampai lapisan bawah.
Hasil evaluasinya, dalam pencegahan kebakaran, di Sidoarjo masih kurangnya sarana mobil PMK dan masih membutuhkan Posko PMK. Untuk Posko PMK, selama ini masih ada wilayah Kec Buduran, Krian dan Waru. Tapi sejumlah kecamatan yang rawan kebakaran karena daerah padat penduduk dan padat industri, belum ada. Yakni di Kec Taman dan Kec Sukodono.
”Untuk Posko di Kec Taman direncanakan tahun ini, mudah-mudahan bisa, sedangkan di Kec Sukodono, diupayakan mengajak kerja sama dengan perusahaan di daerah itu, seperti yang sudah kita
lakukan di Kec Waru,” kata Anwar.
Mobil PMK Sidoarjo, kata Anwar, juga perlu penambahan. Sebab kini dari sembilan mobil PMK yang dimiliki, sekitar 70 % usianya sudah dalam kategori tua. Usianya sudah diatas 15 tahun, karena pembeliannya dibawah tahun 2000.
Menurut Anwar, pihaknya sudah bolak-balik mengusulkan penambahan mobil PMK baru, tapi meski demikian tetap saja tidak ada respon. Karena itu, saat ada Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2016 nanti,
ia akan mencoba  mengusulkan penambahan fasilitas mobil PMK dan fasilitas Posko PMK.
Anwar juga menjelaskan, sesuai dengan respontime (waktu tanggap) sebagaimana ketentuan nasional, saat mulai ditelpon sampai bekerja di lokasi kejadian kebakaran respontimenya 15 menit. Tapi di Sidoarjo diakui, kini masih bisa menerapkan respontime ini selama 26 menit. [ali]

Tags: