Makamkan Puluhan Jenazah Terindikasi Covid-19, Kompol Sutiono Dapat Apresiasi

Kompol Sutiono

Kota Malang, Bhirawa.
Kompol Sutiono, Tim Satgas Pemakaman Pasien Covid-19 dari kepolisian Selasa 14/7 kemarin mengutarakan bahwa puluhan orang telah dimakamkan sejak bulan Maret hingga Juni 2020 kemarin. Kasat Intelkam Polresta Malang Kota ini, sekaligus anggota Satgas menuturkan bila total ada 63 jenazah yang dimakamkan dengan protokol pemulasaran pasien Covid-19. “Saya membantu hanya membantu, tidak ada niatan lain, kecuali ihla membantu,” ujar Kompol Sutiono.

Ia menyatakan, kini warga Kota Malang lebih sensitif melihat ada orang lain yang meninggal dunia dengan gejala – gejala yang indentik dengan Covid-19. Mengingat beberapa kali ada kasus kematian yang sebenarnya disebabkan bukan karena Covid-19, semisal oleh minum miras namun karena takut menyentuh akhirnya memanggil tim Satgas Pemakaman Pasien Covid-19.

“Ini minum alkohol meninggal, ada yang ngamen kemudian meninggal gejalanya sama minum alkohol, ada yang di rumah-rumah, kalau meninggal sekarang pasti manggil (tim Satgas Pemakaman Covid-19), gak berani dia. Pokok sekarang kalau meninggal manggil,” paparnya.

Dari jumlah tersebut lanjutnya, tidak melulu dari warga Kota Malang saja melainkan ada beberapa warga luar Kota Malang atau warga ber-KTP Malang tapi tinggal di luar Malang. “Warga Malang kota (mayoritas), di luar kiriman dari Surabaya biasanya dari luar kota kayak kemarin tanpa tinggal tetap. Tidak dikubur di sana (Surabaya), tapi kok dikubur di sini, saya juga bingung, dia tinggal di Surabaya tapi dia tidak punya KTP sana, maka kita yang ngambil karena KTP-nya Kota Malang KTP, tapi meninggalnya di Surabaya,” terangnya.

Selain warga Surabaya lanjut Sutiono, ada warga lainnya yang ia makamkan di Kota Malang dengan prosedur protokol kesehatan Covid-19. “Kemarin ada Lumajang, Surabaya tiga sampai empat kali ngambil disana, kita ditelpon jam 11 malam ngambil, sampai sini jam 4 pagi, prosesnya lama, jam setengah 5 kami makamkan, yang ngambil istirahat, kami ambil alih masuk Malang ganti supir, terus mereka istirahat saya dan teman-teman itu makamkan,” jelasnya.

Kebanyakan jenazah tersebut biasanya berstatuskan pasien dalam pengawasan (PDP) corona dan pihaknya dihubungi diminta untuk memakamkan jenazah tersebut. Hal ini berbeda dengan sebelumnya yang terlebih dahulu menunggu hasil swabnya keluar baru dimakamkan. “Kita diminta ngambil. Kalau dulu belum, PDP kan masih perdebatan, kalau meninggal pun ditunggu sampai hasil swabnya keluar, kalau keluar baru ini PDP menghubungi kami (untuk dimakamkan),” ucapnya.

Kini menurut Sutiono, hampir setiap hari ada pasien – pasien terindikasi Covid-19 yang meninggal dunia dan ia makamkan. “Sekarang sehari banyak, dulu awalnya satu sekarang bisa dua, sampai empat sehari, setiap minggu empat kali. Pernah Minggu itu lima kali, Senin kemarin empat,” tukasnya.

Oleh sebab itu ia berpesan ke masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19 guna mengurangi beban kerja para tim Satgas Pemakaman Pasien Covid-19 di Kota Malang.[mut]

Tags: