Masih Ada 300 Dosen PTS Belum Bergelar S-2

Dosen PTS Belum Bergelar S-2Surabaya, Bhirawa
Ketentuan tenaga pengajar di perguruan tinggi alias dosen harus bergelar sarjana Strata 2 (S-2) telah lama dicanangkan pemerintah. Sayang, hingga kini aturan tersebut belum sepenuhnya berlaku. Bahkan di Jatim, masih ada sekitar 300 dosen di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-Jatim yang masih belum menyandang gelar tersebut.
Koordinator Kopertis Wilayah VII Jatim Suprapto menjelaskan, dosen-dosen yang belum memiliki gelar S-2 itu umumnya sedang proses menempuh S2. Ada sekitar 300 dosen dari 16.000 dosen di wilayah Kopertis wilayah VII Jawa Timur.
Pihaknya mengakui, himbauan dosen harus S2 sudah lama dicanangkan. Hal ini dilakukan untuk mendorong kualitas pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik, terutama bagi tenaga pengajarnya (dosen) yang harus S2.
“Dosen-dosen ini dibantu pemerintah atau yayasannya untuk melanjutkan sekolah dengan dana beasiswa. Umumnya selesai Juni 2016 ini,” jelasnya ketika dikonfirmasi, Selasa (7/6). Dosen dengan gelar S1, lanjut dia, paling banyak didominasi dari dosen yayasan.
Sementara itu, sejumlah dosen memang tidak melanjutkan S2 karena pertimbangan usai dan masa pensiun. Peningkatkan kualitas tenaga pengajar ini dilakukan oleh semua PTS. Supaya nisbah dosen dan kualitas SDM-nya memenuhi persyaratan yang ada.
Salah satunya Universitas  Widyakartika Surabaya (Uwika) yang telah menyekolahkan 7 dosennya di dalam dan luar negeri. “Tahun ini satu dosen yang menyelesaikan S2-nya di Surabaya,” terang Rektor Uwika  Murpin Josua Sembiring .
Dikatakan pria yang sering dipanggil Murphy ini, sepanjang 2013 hingga 2016, upaya peningkatan kulaitas dosen tidak hanya di S2 melainkan pada tingkat S3 juga.Seperti  2 dosen akuntansi yang mengambil program S3 Akutansi di Universitas Airlangga,1 dosen elektro mengambil S3 di ITS. “Bahkan ada 1 dosen Teknik kami mengambil S3 di Taiwan,” terangnya.
Sementara itu yang barus aja menyelesaikan S2 yaitu 1 dosen elektro dan 1 calon dosen bahasa mandarin yang baru saja dikirim untuk mnempuh pendidikan S2 ke Chonging Normal University di Tiongkok.
Sedangkan di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Achmad Jazidie  menjelaskan, seluruh dosen yang masih S1 saat ini sednag menempuh program pasca sarjana. Namun, ia tidak menampik masih adanya tenaga dosen yang menolak untuk melanjutkan pendidikannya. “Ada 1 atau 2 orang yang sudah tidak mungkin kuliah atau tidak mau kuliah, maka mereka tidak dibolehkan membina mata kuliah. Jadi dialihkan sebagai tenaga laboran atau tenaga administrasi,” pungkasnya. [tam]

Tags: