Masih Banyak Jajanan Sekolah Mengandung Zat Kimia Berbahaya

Petugas dari dinas pangan dan pertanian sedang memberikan penjelasan tentang zat kimia. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Makanan ringan atau jajanan di sekolah-sekolah hingga kini kondisinya masih sangat memprihatinkan. Masih banyak pedagang yang tak memperhatikan pembuatannya, mereka masih ada yang membuat Makanan Minuman (Mamin) dari bahan kimia terlarang atau zat kimia berbahaya diantaranya boraks, formalin, methonil yellow dan rodhamin B.
Hal itu ditegaskan petugas dari Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo, Rina Setyaningsih SKM saat menjadi narasumber dalam Pembekalan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) yang digelar Dinas Kesehatan Kab Sidoarjo, Kamis (27/9) kemarin.
Lebih lanjut, Rina menjelaskan, kalau kondisi ini kini masih terjadi, makanya kita harus berhati-hati terhadap Mamin di sekolah – sekolah. Maka kepada anak-anak atau kepada para murid agar lebih waspada terhadap Mamin berbahaya ini.
Menurut Rina, formalin itu larutan bening berbau menyengat dan mengandung sedikit metanol. Larutan ini digunakan untuk membunuh kuman juga sebagai bahan pengawet mayat. Efeknya, bila dikonsumsi dalam jangka waktu panjang, formalin juga bisa menyebabkan kanker, serta kerusakan pada hati, jantung, pankreas, ginjal, dan sistem susunan saraf pusat.
Begitu juga boraks yang biasa digunakan untuk pembasmi rayap dan kecoak, rodhamin B dan methonil yellow digunakan untuk pewarna tekstil. ”Adalagi sakarin, yang ternyata adalah pemanis buatan,” jelas Rina.
Zat kimia berbahaya itu sangat berbahaya, namun justru sering digunakan untuk campuran makan sejenis bakso, krupuk, tempura, nugget, pizza, sosis, mie biting, tahu kres dan yang lainnya. ”Kalau zat berbahaya itu dimakan akan merusak kesehatan kita,” pungkasnya.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sidoarjo, dr Zuhaida MKes menjelaskan, kalau kegiatan ini untuk meningkatkan kemampuan petugas UKS yang ada di TP UKS masing-masing kecamatan yang ada di wilayah Sidoarjo serta dari Puskesmas. ”Semoga program-program mereka bisa terintegrasi. Mereka juga bisa memberikan bekal kepada sekolah dan lingkungan sekitarnya,” jelasnya. [ach]

Tags: