Melonjaknya Tarif PBB Diperdebatkan Paslon

Debat publik antar calon wali kota dan wakil wali kota berlangsung dengan seru dan enak ditonton.

(Debat Publik Pilwali Kota Batu)
Kota Batu, Bhirawa
Melonjaknya tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) cukup mencekik masyarakat menengah ke bawah. Di sini lain, masih ada piutang pajak obyek wisata di Kota Batu yang hingga kini belum tertagih. Masalah ini menjadi bahan perdebatan cukup seru dalam Debat Publik Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu di Hotel Singhasari, Sabtu (14/1) malam.
“PBB memang kewajiban masyarakat, tapi bagaimana agar PBB tidak memberatkan masyarakat, apalagi dari laporan pajak pariwisata hanya menyumbang 14 persen untuk pendapatan daerah padahal banyak obyek wisata, apa upaya saudara selanjutnya,” tanya H Hairrudin, calon wali kota nomor urut 3.
Pertanyaan tersebut dijawab oleh Calon Wakil Wali Kota nomor urut 2, Punjul Santoso. Ia menyatakan kenaikan PBB tidak lepas dari kemajuan Kota Batu. Harga tanah ikut melonjak naik. “Kita sudah membuat sistematika pembayaran yang berbeda, contohnya sebuah rumah yang berada di pinggiran, besaran PBBnya akan berbeda dengan yang dipinggir jalan utama,” ujar Punjul.
Kedua pasangan ini juga membantah kalau besaran PBB tidak sebanding dengan pajak pariwisata. Namun sayangnya, kedua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota yang diusung oleh PDIP ini tidak bisa menemukan besaran pajak wisata dan hiburan karena terbatasnya waktu menjawab.
Hairrudin mengatakan, apabila ia terpilih menjadi wali kota maka ia menargetkan pemasukan pajak dari obyek wisata dan hiburan di atas 60 persen.
Membalas pertanyaan tersebut, pasangan calon wali kota dan wakil wali kota nomor urut 2 balik bertanya kepada Hairuddin terkait dengan konsep penataan PKL dan lahan parkir di Kota Batu. Dan Gus Din mengatakan bahwa PKL dan parkir adalah saudara yang harus diperhatikan dan diayomi.
Hairuddin atau biasa disapa Gus Din mengaku akan membuat konsep penataan PKL seperti di Malioboro, Jogjakarta. Konsep ini bertujuan agar PKL tidak hanya bisa berjualan dengan nyaman, pengunjung yang hadir juga nyaman.
Sementara pasangan nomor urut 1, Rudi – Sujono melontarkan pertanyaan kepada pasangan nomor urut 4 Abdul Majid – Kasmuri Idris. “Bagaimana cara anda membentuk tim birokrasi profesional dan benar-benar melayani masyarakat,” tanya Rudi.
Menjawab pertanyaan itu, Majid mengatakan ia akan membentuk pemerintahan yang bersih dan akuntabel. Pemerintahan yang bersih dari korupsi, tidak ada setoran dan jual beli jabatan. “Jabatan akan diisi oleh the right man on the right job (orang yang tepat dijabatan yang tepat) dan mengesampingkan perasaan like or dislike (suka atau pun tidak suka),” jawab Majid.
Dalam kesempatan itu, Rudi mengamini jawaban tersebut. Namun Rudi juga memberikan masukan hal-hal apa yang harus dilakukan pasangan nomor urut 4 ini. Sebaliknya, Majid menanyakan perihal wacana membuat rumah sakit daerah non kelas.
“Kenapa anda tidak berpikir membuat rumah sehat untuk solusi supaya masyarakat kita tidak sakit,” tanya Majid.
Rudi mengatakan tidak ada masyarakat yang ingin sakit, namun pemerintah harus memberikan pelayanan dan peningkatan sarana prasarana yang baik dengan tujuan untuk menekan mahalnya biaya berobat dan jeleknya pelayanan yang mungkin terjadi. Moderator debat Paslon, Emil Faiza mengakhiri adu argument ini dengan saling bergandeng tangan antar jalan sambil menyanyikan lagu Bagimu Negeri.
Komisoner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Batu, Saefudin Zuhri, memberikan pujian untuk keempat pasangan calon yang tampil lebih bagus ketimbang debat pertama. Ia yakin bisa memberikan gambaran utuh masing-masing calon kepada seluruh masyarakat.
“Selain itu berbagai materi yang selama ini menjadi permasalahan di Kota Batu mulai dari kemacetan, toko modern, pajak dan pertanian semuanya terlontar dalam forum ini,” ujar Saefudin.
Diketahui, dalam debat publik kedua ini tema yang disiapkan oleh KPU Kota Batu adalah “Meningkatkan Pelayanan kepada masyarakat dan Menyelesaikan Persoalan Daerah”. Dibandingkan debat pertama, debat yang dilaksanakan kemarin lebih seru. Para calon berani saling menyudut calon yang lain, atau memberikan masukan kepada calon yang lain dengan pernyataan masing-masing. [nas]

Tags: