Mengenal Alam Setelah Kematian

Buku RuhJudul Buku    : Ketika Ruh Dikembalikan
Penulis      : Rizem Aizid
Penerbit    : Saufa
Cetakan      : I, 2015
Tebal      : 208 halaman
Peresensi    : Muslikh Bahaddur
Pembaca buku tinggal di Yogyakarta ;

Setiap manusia pasti mengalami kematian. Dan kematian seseorang tidak mengenal waktu dan tempat. Kapanpun dan dimanapun peristiwa kematian akan dialami seseorang yang hidup di dunia ini. Takdir ini adalah misteri Sang Pencipta. Bila ajal tiba, manusia tidak bisa menunda atau mengaturnya.
Yang menjadi pertanyaan kemudian, berada dimanakah manusia yang sudah meninggal? Lantas, peristiwa apa yang dialaminya? Dalam sebuah hadits shahih Muslim, dijelaskan bahwa Rasulullah SAW pernah mengingatkan para sahabatnya untuk berlindung dari siksa kubur, sesaat ketika Rasulullah SAW diperlihatkan oleh Allah SWT orang-orang yang sedang disiksa di alam kubur (hlm. 31). Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan alam kubur (alam barzakh) itu nyata. Para ulama tidak ada yang berbeda pendapat mengenai eksistensi alam barzakh ini. Keyakinan ini memang harus dibangun mengingat keberadaan alam kubur ini tidak tampak atau metafisik. Termasuk pula peristiwa apa saja yang akan dialami seseorang di alam ini.
Dalam Ensiklopedi Islam, alam barzakh adalah alam antara waktu seseorang meninggal dunia hingga hari Kiamat. Artinya, selama menunggu datangnya hari Kiamat, setiap orang yang meninggal dunia berada di alam barzakh. Di alam inilah manusia yang telah meninggal akan ditanya oleh malaikat Mungkar dan Nakir. Malaikat Mungkar dan Nakir bertugas menanya dan memeriksa manusia tentang amal perbuatan mereka selama masih hidup. Pertanyaan akan dimulai ketika proses penguburan telah selesai dan 70 langkah orang terakhir dari tempat dikuburkannya mayat.
Malaikat Mungkar dan Nakir akan menanyakan beberapa hal berikut, “Siapakah Tuhanmu?”, “Siapakah Nabimu?”, “Apa Agamamu?”, jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah Allah SWT, Muhammad SAW, dan Islam. Bagi manusia yang bisa menjawab pertanyaan tersebut akan diberi keleluasaan dan diterangkan kuburnya sampai hari kebangkitan. Bagi yang tidak bisa menjawabnya akan mendapatkan siksa sampai hari kebangkitan.
Perlu diingat, yang sangat dihindari di alam kubur atau alam barzakh adalah pedihnya siksaan yang diterima hingga hari kiamat tiba atau siksa kubur. Karena tidak ada yang bisa menyelamatkan seseorang dari siksa kubur kecuali amal shalihnya selama ia hidup di dunia. Bahkan, Nabi Muhammad SAW sangat khawatir tentang peristiwa ini, sehingga beliau senantiasa berdoa di pagi maupun petang hari kepada Allah SWT agar terbebas dari siksa kubur. Dalam salah satu hadits, Nabi SAW bersabda, “ya Tuhanku, aku berlindung kepadamu dari siksa neraka dan siksa kubur” (HR. Muslim).
Lalu, siapakah yang mendapat siksa kubur? Hal apa yang perlu dihindari agar seseorang tidak mendapat siksa kubur? Buku ini menguraikannya. Peristiwa demi peristiwa yang dialami seseorang di alam kubur dapat menjadi renungan sekaligus pengingat agar kita dapat menghindari aktivitas buruk yang dapat menjerumuskan kita pada siksa di alam kubur. Misalnya contoh berikut ini.
Seseorang yang meninggal tubuhnya hancur dihimpit bumi. Peristiwa buruk ini tentu akan membuat ruh dan jasad tidak akan betah di dalamnya. Jalas saja, sebab tubuh tidak henti-hentinya dihimpit oleh bumi hingga hancur. Setelah hancur, tubuh itu kembali utuh kemudian dihimpit lagi hingga hancur lagi, begitu seterusnya. Rasulullah SAW bersabda, “Maka datanglah kepada sebagian dari panas dan anginnya api neraka dan dipersempitlah kubur atasnya sehingga tulang belulangnya berselisih.” (HR. Abu Dawud, Ahmad, Hakim). Lalu apa penyebabnya? Penyebabnya adalah karena selama hidup di dunia ia berlaku sombong dan tidak membayar utang (hlm. 94).
Perkara sombong hakikatnya adalah sifat dasar setan yang wajib kita hindari. Perbuatan sombong hanya akan mendatangkan kemurkaan Allah SWT karena pada dasarnya orang yang sombong adalah yang merasa dirinya lebih hebat, lebih berkuasa, lebih pintar dan lain sebagainya dibandingkan dengan yang lain. Begitu pula perkara utang piutang. Seseorang yang pernah berutang hendaknya mengupayakan untuk membayar, dengan cara mencatat segala pinjamannya. Karena terkadang bukan karena tidak ingin membayar, namun seringkali karena ia lupa akan utangnya. Mencatat utang merupakan salah satu upaya positif yang diajarkan islam agar seseorang selalu ingat.
Masih banyak contoh lain dari siksa kubur beserta penyebabnya yang dipaparkan dalam buku ini. Misalnya, dipukul menggunakan palu atau cambuk besi karena melalaikan shalat, dirobek-robek mulutnya karena suka berdusta atau berbohong, dan lain sebagainya (hlm 43-154).
Tak hanya peristiwa buruk, peristiwa baik juga dialami ruh dan jasad di alam kubur. Seseorang yang menjumpai peristiwa baik akan terhindar dari siksa kubur dan tentunya akan mendapatkan kebahagiaan yang tidak terkirakan. Siapa saja mereka dan amalan apa saja yang dikerjakan? Penjelasan ini lengkap dipaparkan dalam buku ini (hlm. 155-197).

                                                                                                                     ——————— *** ———————-

Rate this article!
Tags: