Menjalin Kemanunggalan, Menggapai Hati dan Pikiran Masyarakat

Anggota TNI/Polri membangun jalan penghubung Penatar Sewu, Sidoarjo.

Bahu-membahu Membangun Infrastruktur Desa Antara TNI/Polri dan Masyarakat
Kab Sidoarjo, Bhirawa
“Ndan, kepiting,” ucapan bersahabat datang dari Kades Penatar Sewu, Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Kholik kepada Dandim Sidoarjo, Letkol Dwi Mulyono. Sang Dandim yang sudah di atas motor trailnya hendak beranjak mengontrol kegiatan TMMD (Tentara Manunggal Membangun Desa) pembangunan jalan penghubung, menjawab semangat. “Bolehlah kalau kepiting,”.
Interaksi Kades dengan Dandim di tengah aktifitasnya mengontrol anggotanya yang hilir mudik mengerjakan jaringan jalan penghubung desa Penatar Sewu dengan desa banjar Asri. Seolah tidak ada sekat antara kades dengan dandim. Diksi ala kepiting itu membuktikan kehangatan keakraban keduanya seolah sudah bersahabat lama.
Kholik yang didampingi perangkat, menatap ke arah anggota TNI yang hilir mudik membongkar muat kolom besi ke atas truk. Dengan antusias, ia menyebut, masyarakat Penatar sangat bersukur, karena sudah lama meminta untuk dibangunkan jalan penghubung dua desa ini.
Jalan yang dibangun TMMD yang bertemakan ‘TNI Manunggal rakyat membangun karakter dan kemandirian Bangsa’, itu dulunya berbentuk pematang sawah. Biasanya hanya dilalui motor dan sepeda engkol petani yang menuju ke sawah. Karena itu desa mengusulkan ke Pemkab, dan bersyukur tahun ini terealisasi melalui program TMMD.
Bila pembangunan jalan sudah selesai, warga dua desa tidak terlalu memutar jauh bila berkoneksi satu desa dengan desa lain. Selama ini jarak penatar sewu ke Banjar Asri bila ditempuh dengan memutar 4 km. Tetapi dengan jalan tembus berjarak 600 meter saja.
Kholik berkali-kali mengucapkan rasa syukurnya, karena sekolah juga ikut direhab, dan tandon air bawah tanah milik desa ikut dicat ulang. Kemanunggalan TNI/Polri dengan masyarakat desa terjalin dengan tulus. Malah walimurid siswa di sekolah tersebut turun kerjabakti bersama anggota TNI/Polri.
“Secara pribadi saya tersentuh melihat kerjasama wali murid dengan TNI/Polri yang terlihat iklas, tanpa pamrih dan tulus. Semuanya bergandeng tangan berkeringat untuk kepentingan masyarakat luas,” ujarnya.
Tangan-tangan kekar dan berotot anggota yang terlihat memindahkan kolom besi ke truk untuk dipindahkan ke lokasi pengecoran jembatan. Tidak ada yang terlihat santai, merokok atau jagongan. Mereka bekerja serius, makanya pembangunan jalan 600 meter ini progresnya sangat cepat. Baru sekitar 2-3 minggu dikerjakan, fisiknya kini sudah mencapai 65%. Lapisan dasar menggunakan sirtu agregat untuk pemadatan lahan sebelum nantinya diaspal.
Dandim Sidoarjo, Dwi Mulyono, menyatakan alasan kenapa proyek TMMD bisa berjalan cepat karena dukungan dari masyarakat desa pula. Setiap hari diturunkan sekitar 60 personil TNI/Polri ditambah lagi 50 warga setempat yang membantu percepatan proyek ini. karena itu bisa mengefisienkan anggaran sampai 35%.
Dengan menekan pembeayaan, maka sisa anggaran tersebut bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas dan menambah volume pekerjaan. Sesuai SPK untuk pembangunan jalan penghubung Penatar Sewu ini 60 hari, tetapi dengan pola kerja TMMD maka pekerjaan bisa diselesaikan 25 hari.
Dwi Mulyono, beranggapan, faktor partisipasi masyarakat bisa diharapkan untuk menjaga dan memelihara fasilitas jalan ini. karena masyarakat sendiri ikut mengerjakan, ikut bersusah payah dan merasa memiliki fasilitas jalan. Secara psikis, jalan ini menjadi property masyarakat desa Penatar dan banjar Asri. TNI menyadari tanpa rakyat tidak dapat berjalan. “Karena itu kita butuh dukungan rakyat, karena itu kita harus memenangkan hati dan pikiran rakyat.
Pola kerja padat karya ini efektif mengena dua sasaran. Artinya bisa menjalin kemanunggalan masyarakat dengan TNI/Polri, berikutnya TMMD adalah program yang mengefisienkan anggaran pemerintah di bidang pembangunan infrastruktur.
Anggota DPR dari Komisi V, Sungkono, menyebut, program TMMD adalah jawaban masyarakat untuk mendapatkan fasilitas publik secara cepat dan pembeayaan murah. Karena programnya dikerjakan melalui kemanunggalan rakyat dan TNI/Polri. Masyarakat Sidoarjo, terutama Tanggulangin sangat bersukur dengan kehadiran personil TNI/Polri, dalam ikut membangun desanya.
Memberikan rasa aman, nyaman dan kekeluargaan yang penuh iklas. Buktinya masyarakat desa menyambut kehadiran personil TNI/Polri yang membangun desanya, diterima di rumah, diberi hidangan dan sambutan hangat. Jangan dilihat hidangan yang diberikan, tetapi harus dipahami sejatinya masyarakat sangat mencintai kehadiran anggota TNI/Polri.
“Warga Yang punya kepiting dikeluarkan, yang menyimpan bandeng juga diberikan, yang punya udang juga disuguhkan untuk personil yang mengerjakan TMMD. Siapa yang tidak tersentuh melihat pemandangan seperti ini,” ungkap anggota DPR yang berdomisili di Tanggulangin ini. [Hadi Suyitno]

Tags: