Mensos RI Ingatkan Remaja Warpada ISIS

Karikatur ISISSurabaya,Bhirawa
Menteri Sosial yang juga Ketua Umum Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial NU (YTPSNU) “Khadijah” Surabaya Hj Khofifah Indar Parawansa mengingatkan para orang tua untuk melakukan pengawalan anaknya, karena gerakan radikal ISIS sekarang mengincar remaja.
“Seminggu lalu, saya mendapat kabar bahwa ISIS sudah merekrut 500 anak-anak Irak yang berusia 14-15 tahun dan karena ISIS merupakan gerakan internasional, maka bisa saja mereka juga merekrut remaja kita,” katanya, setelah menghadiri wisuda SMP Khadijah di Surabaya, Kamis.
Tidak hanya ISIS, katanya, anak-anak juga harus dikawal dari berbagai bentuk tindak kejahatan, seperti kekerasan seksual. “Kalau kita realistis, kekerasan seksual di Jatim itu tertinggi secara nasional, karena itu para orang tua juga harus ‘support’, jangan semuanya diserahkan sekolah,” ucapnya.
Menurut dia, pengawalan anak itu khususnya terkait pergaulan di luar sekolah, karena di SMP Khadijah sudah mendapatkan pengetahuan secara akademik dan pendidikan karakter, namun bila di luar sekolah tidak ada pengawalan, maka mereka bisa bergerak di luar “pendulum” orang tua.
“Pengawalan itu bisa dengan mengajak interaksi anak serta ‘riyadhoh’ (pembiasaan spiritual) yang selama ini sudah dibiasakan sekolah, namun pengawalan juga bisa dengan mencurigai ‘life style’ (gaya hidup) anak kita, apakah barang-barang yang dipakai mahal dan tidak wajar,” tuturnya.
Apalagi, katanya, bila anak-anak itu melanjutkan sekolah yang non-agama, maka pengawalan dan deteksi dini itu harus dilakukan orang tua. “Jadi, pengawalan itu harus dilakukan secara internal dan eksternal, saya minta wali murid tetap menjaga,” tegasnya.
Sementara itu, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Prof Kacung Maridjan MA dalam sambutannya selaku wakil orang tua menyatakan bekal agama dalam bentuk perilaku atau akhlak itu sangat penting, karena menentukan sukses anak.
“Dalam banyak studi sudah ditegaskan bahwa sukses itu tidak hanya ditentukan pengetahuan akademik yang tinggi, namun juga ditentukan oleh akhlak atau kemampuan sosial, seperti bersahabat, santun, tersenyum, dan sebagainya,” ujarnya.
Secara terpisah, Kepala SMP Khadijah, Wonokromo, Surabaya M Ghofar MPdI mengatakan pihaknya bersyukur anak didiknya telah lulus 100 persen, namun hal yang lebih disyukuri lagi adalah proses kelulusan itu terpenuhi secara jujur.
“Kalau hanya lulus, tapi caranya tidak jujur, tentu percuma, karena itu kami selalu melakukan perbandingan nilai rapor, ujian nasional (UN), dan ujian sekolah (US), kalau semuanya linier, tentu caranya jujur. Alhamdulillah, anak didik kami memenuhi kriteria itu,” tambahnya. [ma]

Tags: