Minim Siswa, Sepuluh SDN Akan Dimerger

Kekurangan Siswa, Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Probolinggo terpaksa di merger.

Probolinggo, Bhirawa
Sebanyak 10 lembaga SD Negeri di Kabupaten Probolinggo akan dimerger tahun ini. Menyusul langkah Dinas Pendidikan (Dispendik) setempat untuk memerger sekolah-sekolah yang jumlah siswanya minim.
Total, saat ini ada 93 lembaga SD Negeri di Kabupaten Probolinggo yang jumlah siswanya minim. Dari jumlah itu, ada 10 lembaga SD Negeri yang akan dimerger. Enam di antaranya, mengajukan merger. Enam SD Negeri itu ada wilayah Pajarakan, Leces dan Bantaran.
Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo, Dewi Korina, Senin (22/7) menjelaskan, merger yang dilakukan tahun ini adalah merger tahap kedua. Tahun lalu, sudah dilakukan merger tahap pertama. Ada 12 SD Negeri yang dimerger menjadi enam SD Negeri.
“Tahun lalu ada 12 SD Negeri yang dimerger jadi enam. SK nya juga sudah keluar. Dengan merger, jadi hemat guru, hemat kepala sekolah, hemat aset juga. Karena kita juga kekurangan guru,” terangnya.
Untuk merger tahap kedua menurutnya, sekolah yang akan dimerger tersebar di beberapa lokasi. Di Kecamatan Leces saja, ada enam sekolah. Juga ada di Kraksaan, Pajarakan, Kotaanyar dan Sumber.
“Jadi di satu halaman itu ada yang berdiri dua sekolah. Dengan jumlah murid minim juga. Sekolah seperti itu, kita merger. Jadi hemat guru dan kepala sekolah juga,” lanjutnya.
Kabid SD di Dispendik Sri Agus menambahkan, pihaknya memang tetap memperhatikan lembaga SD Negeri yang memiliki murid sedikit. Salah satu caranya, dengan melakukan merger. “Jadi, lembaga SD Negeri yang jumlah siswanya sangat sedikit, digabung. Bisa jadi, dua lembaga digabung menjadi satu lembaga sekolah,” katanya.
Faktanya di lapangan, ada SD Negeri yang jumlah siswanya tidak lebih dari 15 anak. Bahkan, mulai kelas satu sampai kelas enam.Seperti SDN 3 Jorongan, Kecamatan Leces. Di Sekolah ini, siswanya hanya 15 anak. Rinciannya, kelas 1 hanya satu siswa, kelas 2 ada dua siswa, kelas 3 jumlahnya tiga siswa, kelas 4 Cuma punya empat siswa, kelas 5 ada 4 siswa dan kelas 6 hanya dua siswa. Jika ditotal jumlahnya 15 siswa, jelasnya.
Selain langkah merger, Dinas Pendidikan juga akan melakukan sweeping ke masyarakat. Tujuannya, mencari dan mengajak anak usia sekolah yang belum sekolah. Selama sweeping, akan disosialisasikan juga pentingnya pendidikan pada masyarakat. Sehingga, warga segera menyekolahkan anak-anak usia sekolah yang sampai saat ini belum sekolah.
“Jadi selain akan melakukan merger, kami tetap berupaya untuk turun ke masyarakat. Kami akan mencari anak usia sekolah yang belum sekolah,” paparnya.
Lebih lanjut Sri Agus, ada beberapa hal yang menyebabkan banyak lembaga SD Negeri memiliki siswa minim di Kabupaten Probolinggo. Salah satunya, terlalu banyak SD Negeri di kabupaten. Masifnya pembangunan sekolah pada masa lampau menurutnya, dampaknya terasa saat ini. Yaitu, terjadi penurunan jumlah siswa. Di sisi lain, jumlah siswa yang masuk sekolah setiap tahun, semakin sedikit.
“Mungkin juga KB di Kabupaten Probolinggo sukses ya. Jadi siswanya menurun. Dan dulu memang banyak membangun sekolah. Seiring jumlah anak-anak yang menurun, maka sekolah tidak terisi,” tambahnya. [wap]

Tags: