Mojoagung Jombang jadi Tempat Simulasi Penanggulangan Bencana

Simulasi penanggulangan banjir di Desa Kademangan, Mojoagung, Jombang, Kamis (23/11). 2. Danrem 082/CPYJ Kolonel (Kav) Gathut Setyo Utomo saat di wawancarai wartawan di lokasi simulasi evakuasi banjir, Kamis (23/11). [Arif Yulianto/ Bhirawa]

(Langganan Banjir)
Jombang, Bhirawa
Komando Resort Militer (Korem) 082/CPYJ Mojokerto, Kodim 0814/Jombang, Polres Jombang dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang, menggelar simulasi penanggulangan bencana di Desa Kademangan, Mojoagung, Jombang, Kamis (23/11).
Simulasi tersebut digelar dengan berbagai skenario penyelamatan, mulai penyelamatan warga, harta benda, hingga hewan ternak warga karena daerah tersebut merupakan daerah rawan bahkan langganan banjir tiap tahunnya.
Komandan Korem (Danrem) 082/CPYJ Kolonel (Kav) Gathut Setyo Utomo mengatakan, pihaknya sengaja memilih Desa tersebut karena memang daerah tersebut adalah daerah rawan banjir.
“Ini adalah latihan gladi lapangan. Kita pilih Kademangan karena ini daerah yang rawan banjir bahkan langganan banjir tiap tahun,”ungkap Gathut kepadasejumlah wartawan di lokasi simulasi.
Ditambahkannya, rangkaian simulasi tersebut telah digelar sejak hari Senin lalu (21/11) hingga Jumat (24/11).
“Meski nanti rangkaian simulasi ini akan ditutup Jumat, namun kita tetap menyiagakan satu kompi anggota di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Mojoagung,”tambahnya.
Masih menurut Gathut, selain kesiapan dalam hal personil, pihaknya juga menyiapkan materiil untuk menghadapi jika banjir terjadi.
“Dari kami, kita siapkan tenda 20 buah, ditambah dari stakeholder terkait 10, kapal karet antara 10-15 unit, dapur lapangan yang disiapkan unsur Bekang AD (Pembekalan dan Angkutan Angkatan Darat) dan unit kesehatan,”jelasnya.
Sementara itu Mukti Priatin (47), salah satu warga yang berdomisili di desa tersebut, mengapresiasi adanya simulasi penanggulangan bencana. Ia mengatakan, dengan adanya simulasi warga jadi semakin paham apa yang harus dilakukan jika banjir benar-benar terjadi.
“Sini memang langganan banjir. Paling parah pernah sampai 2 meter, sehingga warga mengungsi ke RTH,” ujarnya.
Mukti dan warga yang lain juga berharap pemerintah melalui pihak terkait untuk membangun plengsengan di sungai setempat yang langganan lewat air banjir.
“Biar tidak menggerus lahan dan mengancam permukiman warga,” pungkasnya.(rif)

Tags: