Momen Hari Pendidikan Nasional 2024, Ini Guru-guru Inspiratif dari Kota Mojokerto

Tampak suasana upacara Hardiknas yang digelar di Pemkot Mojokerto.

Kota Mojokerto, Bhirawa
Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto Moh. Ali Kuncoro menuturkan kunci untuk menghadapi megatrend 2024 adalah investasi sumber daya manusia, dan tenaga pendidik merupakan faktor pendudung untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul.
Seorang pendidik seyogyanya selain meneladani Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantoro, juga sepatutnya saling menginspirasi dan saling berkolaborasi untuk mewujudkan calon pemimpin bangsa yang cerdas secara intelektual dan moral.jelas Pj, Wali Kita kamus 2/5/24

Untuk Kota Mojokerto tahun 2024 ini terdapat 3 tokoh guru yang sekiranya mampu menjadi inspirasi bagi tenaga pendidik di Kota Mojokerto:

Pertama, Nono Purnomo, Kepala SMPN 5 Kota Mojokerto ini tentu patut menjadi teladan bagi para tenaga pendidik di Kota Mojokerto. Penghargaan tingkat lokal maupun nasional pernah diraihnya. Bahkan dua kali berturut-turut mengantarkan Kota Mojokerto menjadi Kota Terinovatif dalam Inovative Goverment Award (IGA) dengan aplikasi Brantas Tuntas dan Adi Pintar.

Bagi Nono kurikulum merdeka belajar memberikan seluas-luasnya kesempatan bagi guru untuk mengajarkan materi pembelajaran sesuai kebutuhan peserta didik, dan anak didik tercukupi kebutuhannya.

“Guru bebas dalam proses memberikan pembelajarannya sesuai dengan kebutuhan peserta didik di kelas dan guru juga memahami bagaimana memberikan pembelajaran sesuai bakat minat anak didiknya,” terangnya.

Dalam keleluasaan belajar tentu guru membutuhkan waktu sedikit lebih banyak untuk mengenali bakat dan minat peserta didik, untuk itu Nono menciptakan ADI Pintar sebuah aplikasi yang digunakan untuk asesmen awal bagi peserta didik.

“Dengan adi pintar memberikan kesempatan untuk asesmen awal yang mengetahui capaian awal peserta didik, sehingga guru-guru dimudahkan, karena ketika mau mengajar materi yang mau disampaikan guru sudah tahu minat, bakat belajar siswanya, tahu capaian awal kompetensi siswanya dan yang paling penting lagi guru dapat menyediakan sarana belajar yang pas bagi kebutuhan belajar peserta didik,” kata alumnus Pendidikan Unesa ini.

Bagi Nono seorang guru itu tidak boleh berhenti belajar dan setiap siswa harus dilayani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kebutuhuan minat dan bakatnya masing-masing.

“Guru harus menyesuaiakan dengan paradigma pembelajaran yang sesuai dengan jamannya. Saat ini jamannya teknologi maka guru harus upgrade kompetensi teknologi ndak mungkin tidak. Ndak boleh guru kalah kompeten dengan muridnya agar dapat mengarahkan murid ke posisi yang pas,” pesannya.

Kedua, Endang Pujiastutik, Sosok yang menakhkodai SD Purwotengah ini memperkuat citra SD Purwotengah sebagai sekolah Sukarno kecil dengan menginisiasi program unggulan Geno Center (Generasi Soekarno, Cendekia, dan Berkarakter).

Endang menyampaikan bahwa dalam Geno Center dengan implementasi kurikulum merdeka menerapkan pembelajaran yang mengutamakan karakteristik siswanya, juga ada P5, ada karakter yang harus ada di dalam siswa, yaitu beriman, bertakwa, kebhinekaan global, mandiri, kritis, kreatif.

“Saya menginginkan lulusan SD Purwotengah mempunyai jiwa yang merupakan implentasi P5,” tutur sosok yang telah mengabdikan diri di dunia pendidikan selama 38 tahun ini.

Dalam memaknai Hari Pendidikan Nasional, menurut Endang harus kembali ke semboyan dari Ki Hajar Dewantara, di depan kita memberi contoh, di tengah kita memberikan semangat dan di belakang kita memberi dorongan.

“Antara Kepala Sekolah, guru dan siswa harus saling terus maju, terus berusaha, komitmen untuk mencerdaskan atau menjadikan anak-anak lebih berhasil lagi dikemudian hari,” tuturnya.

Dengan peringatan hari Pendidikan ia berharap tetap semangat, pantang menyerah terus berjuang di bidang pendidikan “Kesuksesan tidak ada yang memberi, diri sendiri yang membuat kita sejajar dengan orang yang hebat, terus belajar bangkit dan sukses,” pungkasnya.

Selama mengabdikan diri dalam dunia pendidikan banyak sekali prestasi yang telah diraih oleh Endang diantaranya adalah sebagai Guru Berprestasi Tingkat Kota Mojokerto dan jatim tahun 2011 serta Kepala Sekolah Berpretasi tahun 2019. Tak hanya itu ia juga aktif sebagai penulis diantaranya adalah buku Sukarno Menguak Perjalanan Hidup, Sukarno Napak Tilas sang Putra Fajar di Mojokerto serta novel Arsyanti in Panorama.

Ketiga , Yohannes Kristian Wibowo ,Sebagai seorang guru muda, tenaga pendidik di SMPN 2 Kota Mojokerto ini tentu sangat familiar dengan sosial media. Bahkan ia berhasil mengharumkan nama Kota Mojokerto dalam lomba video blog (Vlog) bertemakan Hari Lahir Pancasila yang diselenggarakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) pada tahun 2021 lalu.

Sebagai guru Bahasa Indonesia iapun menerapkan kurikulum merdeka belajar yang mengutamakan minat dan bakat siswa.

Salah satu hal yang ia lakukan untuk implementasi kurikulum merdeka adalah memanfaatkan media sosial untuk mengumpulkan hasil karya siswa.

Ia menjelaskan bahwa dalam Bahasa ada empat jenis keterampilan yang harus dipelajari, yaitu menulis, membaca, menyimak dan berbicara. Tentunya kemampuan setiap siswa berbeda dalam masing-masing keterampilan, dan tugas seorang gurulah untuk memfasilitasi agar siswa bisa lebih berkembang tanpa merendahkan kemampuan lainnya.

“Saya minta siswa untuk membaca berita dan menguploadnya di media sosial masing-masing. Dari sini saya ingin mengajarkan kepada mereka bahwa media sosial hanya digunakan untuk hal-hal yang kurang bernanfaat tetapi juga bisa digunakan untuk bukti karya,” terangnya.

Meski pada mulanya menjadi guru adalah keinginan orang tuanya, Yohanes menyadari betul bahwa pendidikan adalah akar untuk kemajuan bangsa dan berkomitmen untuk mengabdikan diri untuk tercapainya cita-cita tersebut.

“Guru adalah tulang punggung pendidikan, apapun profesi seseorang itu semua berawal dari dari seorang guru, untuk pendidikan yang lebih baik gurunya juga harus lebih baik,” ungkapnya.(min.gat)

Tags: