Momen Ramadan Menghadirkan Politik Berakhlak

Oleh :
Muhammad Yusuf
Dosen PPKn Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

Puasa Ramadan yang dijalani oleh setiap muslim pada hakikatnya memberikan banyak manfaat. Salah satunya adalah sebagai media melatih kesantunan dalam berinteraksi sehari-hari. Oleh sebab itulah, seorang Muslim yang ingin menjaga kemurnian puasanya, wajib mengembangkan cara berinteraksi yang santun. Baik dalam tutur kata, canda, maupun tingkah laku.

Allah SWT memerintahkan orang-orang yang beriman meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat, baik lisan maupun perbuatan. Dalam surat Al Isra ayat 53 Allah SWT berfirman sebagai berikut ini: “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” Bahkan Allah SWT dalam surat Al Muminun ayat 3 memuji kepada orang-orang yang yang menjauhkan dari dari perbuatan dan perkataan yang tak berguna.

Melalui pemahaman itu, jika kita gunakan modal dalam dunia politik kemungkinan akan membawa kebaikan bersama. Apalagi politik dan bernegara dalam kehidupan umat Islam tidak dapat dipisahkankan. Apalagi khususnya bagi seseorang yang berkerja dalam kancah politik dan masyarakat pada umumnya. Melalui moment Ramadan inilah waktu yang tepat untuk melatih kesantunan politik kita. Kajian ini sangat penting untuk negeri ini di tengah kondisi saat ini yang masih riuh dengan masalah politik seputar perpanjangan masa jabatan presiden dengan penundaan pemilu 2024 mendatang. Dan, melambungnya harga berbagai komoditas termasuk pangan yang belakangan ini sangat sensitif menyulut emosional di tengah-tengah masyarakat.

Melihat kenyataan itulah, sejatinya butuh penyelesaian yang arif dan bijak dari semua pihak. Dan, melalui momen puasa Ramadan inilah saatnya kita semua pihak bisa menghadirkan politik yang berakhlak, dengan puasa Ramadan kali ini setidaknya bisa kita jadikan sebagai terapi kesantunan politik. Ramadhan dan politik pada hakikatnya memiliki korelasi yang filosofis, karena sesunguhnya satu output-nya adalah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt.

Spirit dari ketakwaan dapat diterjemahkan sebagai bagian dari bentuk kejujuran, ketulusan, rendah hati dan saling peduli. Melalui spirit ketakwaan inilah, kemudian melahirkan seseorang bertindak dan bertingkah laku yang santun, sebagai jalan menuntun seseorang muslim untuk meningkatkan hubungan antar manusia dan dengan Allah SWT. Begitu juga dengan politik, satu ouput-nya adalah melahirkan sikap yang jujur dan saling peduli. Maka jadilah puasa dan politik adalah satu jalan menuju kedamaian demi kebaikan.

Semoga puasa Ramadan kali ini bisa menjadi terapi kita bersama guna melekatkan etos kesantunan dalam keseharian kita, sehingga menjadi hamba-hamba yang disukai Allah SWT. Sebab, dalam sebuah hadis disebutkan, “Apabila Allah SWT menyukai seorang hamba, Dia akan mengaruniainya kesantunan” (HR Muslim dan Abu Dawud). Dari hadis tersebut, setidaknya ada satu hal yang bisa kita pahami bersama bahwa agama yang benar hakikatnya tidak pernah bertentangan dengan etika politik dan tujuan bernegara, yakni membangun hidup yang utama secara bersama-sama, mewujudkan ketertiban, menciptakan birokrasi berkeadilan, dan mengakui pluralisme sebagai takdir sosial.

Sehingga, sudah saatnya kita sekarang melalui momen Ramadan menghadirkan politik berakhlak, mencerahkan, dan sarat ilmu pengetahuan. Bukankan Allah SWT telah beseru bahwa sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). [an-Nahl/16:90-91]. Semoga puasa Ramadan kali ini bisa menjadi terapi kita bersama guna melekatkan etos kesantunan dalam keseharian kita, sehingga menjadi hamba-hamba yang disukai Allah SWT.

———– *** ———–

Tags: