Nakes RSUD Mochamad Saleh Kota Probolinggo Meninggal Terpapar Covid-19

Puskesmas Kedopok Kota Probolinggo ditutup sementara.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Enam Nakes Lain Positif Covid-19, Puskesmas Kedopok Ditutup Sepekan
Kota Probolinggo, Bhirawa
Sejak Jumat (25/9), Puskesmas Kedopok di Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo menutup aktivitas pelayanan bagi masyarakat. Penutupan dilakukan sampai 30 September 2020. Puskesmas akan kembali dibuka pada 1 Oktober 2020. Informasi penutupan ini disampaikan melalui banner yang terpasang di depan Puskesmas Kedopok. Disaat yang bersamaan Nakes RSUD Mochamad Saleh Probolinggo meninggal terpapar Covid-19. Hal ini diubngkapkan Juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Kota Probolinggo dr Abraar HS Kuddah, Sabtu (26/9).
Menurutnya, Puskesmas Kedopok ditutup setelah tujuh perawatnya positif Covid-19. “Betul Puskesmas Kedopok ditutup mulai hari ini. Informasi yang saya dapat, penutupan dilakukan setelah ada tujuh perawat di sana terpapar Covid-19,” jelasnya.
Selain itu menurut Abraar, sejak dua hari yang lalu Kota Probolinggo kembali masuk zona merah. Ini berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi yang dilakukan Pemprov Jatim. “Kota Probolinggo jadi zona merah karena berdasarkan perbandingan epidemiologi yaitu perbandingan antara ruang isolasi dengan pasien positif Covid-19 tidak seimbang. Meskipun ruang isolasi di RSUD belum overload,” ujarnya.
Untuk mengatasi masalah ruang isolasi ini, lelaki yang juga Plt Direktur RSUD dr Mohamad Saleh ini menegaskan, akan menambah ruang isolasi. Setelah berdiskusi dengan Dinas Kesehatan Jawa Timur, Rusunawa Mayangan akan dijadikan rumah sakit satelit dari RSUD dr Mohamad Saleh. “Saat ini Rusunawa digunakan untuk ruang isolasi bagi pasien terpapar Covid-19 tanpa gejala,” katanya.
Meski demikian menurut Abraar, sebenarnya tidak perlu khawatir dengan zona merah. Status zona merah ini bisa turun tergantung kepada masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan. “Namun sayangnya masyarakat banyak yang tidak percaya dengan adanya Covid-19 ini,” jelasnya.
Plt Kepala Dinkes P2KB Kota Probolinggo dr NH Hidayati juga membenarkan penutupan Puskesmas Kedopok. Menurutnya, ada tujuh tenaga kesehatan (nakes) yang positif Covid-19 di Puskesmas kedopok. “Yang awalnya satu orang keluar hasil, dua hari kemudian enam orang hasil swab keluar positif. Itu yang membuat Puskesmas Kedopok lockdown,” terangnya.
Puskesmas Kedopok di Jalan Mastrip, Kota Probolinggo ditutup selama sepekan, Jumat, 25 September 2020 hinga Kamis, 1 Oktober 2020. Penutupan sementara Puskesmas Kedopok terkait enam tenaga kesehatan (nakes) di fasilitas kesehatan tersebut yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Sekitar sebulan sebelumnya, tiga dokter magang di Puskesmas Kedopok juga terpapar Covid-19. Hanya saja waktu itu kondisi kesehatan ketiga dokter magang itu tidak sampai berpengaruh terhadap layanan Puskesmas Kedopok. Sehingga tidak sampai terjadi penutupan Puskesmas tersebut.
Tetapi kali ini, pasca enam nakes terpapar Covid-19, Dinas Kesehatan, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinkes BP2KB) Kota Probolinggo memutuskan, menutup sementara Puskesmas Kedopok.
Selama penutupan, semua ruangan di Puskesmas Kedopok disterilasasi dengan disemprot cairan disinfektan. Untuk pelayanan pasien dan rujukan BPJS, kata Ida, panggilan akrab Nurul Hasanah Hidayati, dialihkan ke Puskesmas Wonoasih dan Puskesmas Kanigaran. “Jumat pagi kemarin, semua tenaga kesehatan menjalani tes swab. Hasil swab diperkirakan keluarm tiga-empat hari kemudian,” tuturnya.
Dari klaster mana keenam nakes di Puskesmas Kedopok terpapar Covid-19, Ida mengatakan, tidak bisa dipastikan. “Kami tidak boleh mengatakan klaster sebelum ada penyelidikan epidemilogi. Dan kami sedang melalukan pemetaan,” tndasnya.
Jumat sore ini, Dinkes BP2KB merilis data perkembangan Covid-19 di Kota Probolinggo. Yakni, sebanyak total 459 orang terkonfirmasi positif Covid-19, termasuk tambahan baru hari ini, 6 orang positif Covid-19. Dari jumlah total (459) terinci, 61 orang dirawat, 366 orang sembuh (8 sembuh baru), 32 orang meninggal (hari ini 1 meninggal), 1 suspect, dan 9 probable.
Kota Probolinggo termasuk zona orange terkait Covid-19. Sisi lain, operasi yustisi penegakan protokol kesehatan terutama harus bermasker terus digalakkan. Warga yang keluar rumah tanpa bermasker dijaring dan didenda.
Tenaga kesehatan (nakes) RSUD dr Mochamad Saleh Kota Probolinggo meninggal dunia karena terpapar Covid-19. Pelepasan jenazah diiringi tangisan teman kerja nakes tersebut. Nakes tersebut yakni Rifbawati (44). Kepala ruangan bersalin ini memiliki gejala sejak Senin (14/9), dan mulai dirawat Sabtu (18/9). Namun ia meninggal pukul 15.30 WIB tadi, setelah dirawat di salah satu rumah sakit di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, sejak Jumat (25/9) malam.
Jenazah Rifbawati tiba di kamar mayat RSUD dr Mochamad Saleh pukul 19.00 WIB, disambut teman sejawatnya dengan tangis haru. Lalu langsung disalatkan oleh pihak keluarga dan teman kerja di kamar jenazah.
Dalam pelepasan ambulans jenazah menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, teman sesama bidan dan para tenaga medis menangis, sambil bertakbir di pinggir Jalan Panjaitan. Keluarga nakes tersebut saat ini menjalani karantina. Tim Gugus Tugas Satgas Covid-19 Kota Probolinggo sudah melakukan tracing dan penyemprotan. Baik di ruangan bersalin dan rumah korban di Jalan Ikan Tongkol, Kelurahan Mayangan, Kota Probolinggo.
Menurut dr Aminudin, teman nakes tersebut, almarhumah dikenal gampang bergaul dan baik ke sesama teman saat bekerja di ruangan bersalin. Ia berharap semoga perjuangan Rifbawati sebagai garda depan dalam merawat para pasien Covid-19 dan amal kebaikannya diterima Allah SWT.
“Korban orang disiplin dalam bekerja, dan selama pandemi Corona selalu aktif merawat para pasien Covid -19,” ujar dr Aminudin, Jumat (25/9) malam.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Satgas Covid -19 Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin turut berduka. Meski begitu, ia meminta para nakes dan tim medis terus semangat untuk memutus mata rantai penyebaran Covid -19.
“Kembali gugur tim medis RSUD dr Mochamad Saleh, yang memperjuangkan dan merawat pasien Covid -19. Meninggalnya pahlawan yang menjadi garda depan memutus mata rantai penyebaran Corona, tidak menyurutkan tim medis dan nakes, karena para pasien Covid -19 saat ini di ruang isolasi membutuhkan pertolongan kalian. Semoga catatan almarhum khusnul khotimah, dan di tempatkan di sisi Allah SWT,” kata Habib Hadi.
Selama pandemi Corona, sudah 2 tenaga medis RSUD dr Mochamad Saleh yang meninggal dunia terpapar Covid -19. Hingga saat ini, data Dinkes Kota Probolinggo menerangkan, total orang positif Covid -19 mencapai 459 orang. Yang sudah sembuh 366 orang. Yang sedang dirawat masih 61 orang, dan yang meninggal dunia ada 32 orang, tambahnya (Wap)

Tags: