Negara Rusia Komitmen Perkuat Perdagangan dengan Provinsi Jawa Timur

Head of Russian Trade Representation of the Russian Federation in the Republic of Indonesia (Kepala Perwakilan Perdagangan Rusia Federasi Rusia di Republik Indonesia), Alexander Svinin saat melakukan kunjungan ke Graha Kadin Jatim, Surabaya, beberapa waktu lalu.

Surabaya, Bhirawa.
Munculnya kebijakan penghentian kerjasama perdagangan antara Rusia dengan sejumlah negara yang berpihak ke Ukraina akibat perang antar kedua negara menjadi peluang baru bagi Indonesia, khususnya Jawa Timur untuk memperbesar ekspor ke negara Beruang Merah tersebut.

Hal ini diungkapkan oleh Head of Russian Trade Representation of the Russian Federation in the Republic of Indonesia (Kepala Perwakilan Perdagangan Rusia Federasi Rusia di Republik Indonesia), Alexander Svinin saat melakukan kunjungan ke Graha Kadin Jatim, Surabaya.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto, Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Internasional Kadin Jatim, Prof. Tomy Kaihatu beserta sejumlah pengusaha dari sektor kesehatan dan alat kesehatan, pupuk, aneka produk perikanan dan olahan ikan beku, furniture, makanan dan minuman, fashion, bahan bangunan serta logistik.

Alexander Svinin mengungkapkan, kerjasama Rusia dengan Indonesia, termasuk dengan Kadin Jatim sebenarnya sudah terjalin sejak lama. banyak perusahaan Rusia yang telah difasilitasi Kadin Jatim dalam berbagai kegiatan, begitu juga dengan perusahaan Jatim, seringkali mengikuti kegiatan Rusia. Untuk itu, Rusia memberikan apresiasi dan mengucapkan terimakasih.

“Terimakasih karena Kadin sudah membantu perusahaan Rusia sejak lama. Juga perusahaan Rusia banyak berpartisipasi dalam acara yang dilaksanakan Kadin, juga Kadin berpartisipasi pada acara yang selenggarakan oleh Rusia. Kami melihat ada ketertarikan dari kedua pihak. Dan hari ini kami ingin memperkuat ketertarikan,” ujar Alexander Svinin.

Sementara itu, beberapa peoduk yang dianggap potensial untuk dikerjasamakan adalah produk agrikultural, perkapalan, pupuk dan berbagai produk kebutuhan sehari-hari penduduk atau consumer good serta makanan dan minuman.

“Hari ini kami mendengar berbagai macam presentasi dari perusahaan Indonesia. Semua cukup menarik dan kami sepakat menerima katalog produk Indonesia dan akan kami kirimkan kepada mitra potensial di Rusia. Kemungkinan pada bulan Agustus kami bisa hubungkan perusahaan Indonesia dengan Rusia,” jelasnya.

Mendengar keinginan Rusia, Prof. Tomy Kaihatu menyambut baik dan mempersilahkan kepada pelaku usaha untuk menangkap kesempatan yang baik ini. “Ini adalah peluang yang cukup besar karena ini langsung dari pemerintah Rusia. Kita semua tahu bahwa Rusia adalah negara yang sentralistik. Kalau pemerintah sudah bilang A, maka semuanya wajib ikut. Dalam situasi perdagangan dunia saat ini, dimana ada beberapa negara enggan berdagang dengan Rusia, sehingga Rusia mencari alternatif, salah satunya dengan Indonesia,” paparnya.

Terlebih selama ini neraca perdagangan Jatim dengan Rusia selama kurun waktu 2018 hingga 2022 nilainya selalu defisit. Pada tahun 2021, devisit sebesar US$ 182,30 juta, dengan perincian ekspor Jatim ke Rusia mencapai USS$128,08 juta dan impor Jatim dari Rusia mencapai US$ 310,38 juta. Di tahun 2022, neraca perdagangan kembali devisit sebesar US$ 524,88 juta, dengan perincian ekspor Jatim dari Rusia sebesar US$ 310,38 juta sementara impor Jatim dari Rusia sebesar US$ 635,50 juta.

“Selama periode 2018 hingga 2022 ekspor Jawa Timur ke Rusia nilainya fluktuatif dengan trend pertumbuhan rata-rata 9,38 persen per tahun. Adapun sharenya terhadap total ekspor Jawa Timur masih sangat kecil, rata-rata per tahunnya mencapai 0,62 persen,” kata Prof. Tomy.

Sehingga untuk komoditas dari Jatim yang selama ini tidak diekspor ke Rusia, bisa diekspor semua. Karena menurut Tomy, sebenarnya Rusia selama ini lebih fokus pada impor barang dari Rusia ke Indonesia.

“Sekarang tidak, mereka juga mencari suplai dari Indonesia. Ini kan potensi paling besar. Kami akan berusaha menindaklanjuti dengan melihat listing produk yang dibutuhan Rusia yang dulunya mungkin diimpor dari negara lain dan sekarang tidak,” ujar Prof. Tomy.

Sementara itu, Direktur Cipendel Center Cahaya, Jiro Dwiputra mengaku sangat senang dengan pertemuan ini karena mereka mendapatkan kesempatan untuk bisa mengembangkan penjualan mereka ke Rusia. Terlebih Rusia juga mengatakan sangat membutuhkan produk mebel dari rotan.

“Dari yang saya dapatkan saat rapat dengan Federasi Perdagangan dengan Rusia bahwa saat ini Rusia banyak membutuhkan mebel, khususnya berbahan dasar rotan. Di sana sebenarnya ada industri mebel tetapi tidak ada yang bisa membuat dari rotan. Itu saya rasa peluang besar bagi kami untuk bisa ekspor ke Rusia,” kata Jiro Dwiputra.

Selama ini perusahannya sudah melakukan ekspor ke berbagai negara diantaranya Amerika Hongkong Dubai Jerman dan Prancis untuk produk mebel yang terbuat dari solid Wood. “Dulu kami ada produk dari rotan kami ekspor ke Jerman, tetapi karena tidak ada pesanan maka kami stop sementara. Dengan adanya permintaan dari Rusia ini, maka kami akan kembali memproduksinya,” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, pengusaha muda yang menggeluti usaha fashion batik eco print, CEO CV Agram Multi Jaya, M Rivqi Yogianto mengatakan bahwa fashion sudah mulai dinaikkan kembali oleh pemerintah Rusia, bahkan ada 8 pengusaha fashion dari Indonesia yang mengikuti kegiatan Moscow fashion week.

“Sehingga ini menjadi peluang besar bagi kami untuk mengenalkan eco print yang bisa menjadi salah satu fashion khas Indonesia, dimana dalam pembuatannya kami menggunakan dedaunan yang ditemukan di daerah. Kami menggunakan skill untuk membuat handmade yang bernilai tinggi, bisa dijadikan sepatu, tas, dress maupun scraf.Ini juga sebagai alat untuk menaikkan kembali eco print dan mengenalkan ke dunia internasional,” pungkasnya. [riq.bb]

Tags: