Berhenti Melaut, Pasokan Ikan di Pasaran Menipis

Nelayan Pantai Sendangbiru tidak berani melaut akibat gelombang air laut tinggi.

Nelayan Pantai Sendangbiru tidak berani melaut akibat gelombang air laut tinggi.

Kab Malang, Bhirawa
Akibat gelombang air laut tinggi di wilayah pesisir Pantai Malang Selatan, berdampak pada menipisnya pasokan ikan laut di wilayah Malang Raya. Kondisi itu sebagai imbas dari nelayan di sekitar Pantai Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang yang tidak berani melaut.
“Mereka tidak berani melaut karena tinggi gelombang laut di pesisir Pantai Malang Selatan mencapai 3-4 meter. Sehingga mayoritas nelayan Pantai Sendangbiru memutuskan untuk tidak melaut,” kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) Kabupaten Malang M Nasri Abdul Wahid, Minggu (12/6), kepada wartawan.
Dampak sejumlah nelayan tidak melaut, jelas dia, membuat pasokan ikan laut menipis di pasaran yang berdampak harga ikan laut melonjak. Salah satunya harga ikan tuna di sejumlah pasar di wilayah Kabupaten Malang naik menjadi Rp 20 ribu-23 ribu per kilogram (kg),  sebelumnya harga ikan tuna hanya Rp 12 ribu per kg. Dan kenaikan harga ikan tuna ini harganya bisa naik dua kali lipat, jika gelombang laut tetap tinggi. Selain itu, lanjut dia,  tidak hanya gelombang laut di pesisir Pantai Malang Selatan tinggi, tapi juga dibarengi dengan banjir rob di wilayah Pantai Tamban, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.
Akibat banjir rob itu, sejumlah rumah nelayan yang berada di tepi Pantai Tamban terendam air laut. Namun, dalam banjir rob tersebut tidak membawa korban jiwa maupun kerusakan rumah warga.
“Tapi, puluhan perahu nelayan bersama mesinnya terndam air laut,” terangnya.  Ia menegaskan, dengan tidak melautnya sejumlah nelayan, dirinya kini melakukan pendataan terkait kerusakan fasilitas yang rusak akibat banjir rob tersebut. Sedangkan dari pendataan itu, ada 5 perahu nelayan mengalami kerusakan dengan kategori berat, dan 15 perahu mengalami rusak ringan.
Sementara, bagi perahu milik nelayan yang mengalami kerusakkan yang cukup parah, maka DKP akan mengupayakan untuk membantu memperbaiki. Menurut Nasri, selama terjadi gelombang laut tinggi di wilayah Pantai Malang Selatan, pihaknya telah memberikan bantuan berupa pelatihan budidaya ikan dan udang lobster.
“Itu kami lakukan agar para nelayan tetap memiliki penghasilan, meski mereka berhenti melaut akibat gelombang laut air laut tinggi,” tandasnya.
Secara terpisah, salah satu nelayan asal Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang Hartono mengatakan, jika dirinya memilih tidak melaut mencari ikan, karena kondisi cuaca di tengah laut masih ekstrem. Sementara, kata dia, ikan laut sudah hampir dua Minggu terakhir ini sangat menipis. Dan jika ada yang masih menjual ikan di Pasar Ikan Pantai Sendangbiru, yang pasti harganya naik. Hal itu disebabkan, sebagian nelayan berhenti melaut. “Kalau ada nelayan yang berani melaut, itu hanya dipinggir pantai, namun perolehan ikan hanya sedikit, tidak seperti mencari ikan di tengah laut,” ungkapnya. [cyn]

Tags: