Nelayan Dilarang Menangkap, Polair dan BKSDA Lakukan Pemantauan

Polair Probolinggo saat melakukan pemantauan atas kemunculan hiu tutul di perairan Probolinggo.

Puluhan Hiu Tutul Muncul di Perairan Probolinggo

Probolinggo, Bhirawa
Nelayan yang biasanya menangkap ikan diperairan wilayah Probolinggo, tepatnya di Pelabuhan Tanjung Tembaga dihebohkan munculnya puluhan hiu tutul atau whaleshark. Munculnya hiu ini pun menyedot perhatian masyarakat. Petugas dari BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) pun langsung meminta nelayan untuk tidak menangkap satwa yang dilindungi tersebut.
Munculnya sedikitnya 25 hiu tutul di perairan Pelabuhan Tanjung Tembaga Probolinggo, mendapat perhatian BKSDA Seksi Wilayah 6 dan Polair Polres Probolinggo. Menurut Kepala BKSDA Seksi wilayah 6, Sudarto, meminta nelayan tidak menangkap Hiu Tutul. Ia menjelaskan, hiu merupakan satwa yang dilindungi, berdasarkan PP Nomor 7/1999. “Karena termasuk hewan yang dilindungi, Hiu tidak boleh ditangkap. Termasuk nelayan, tidak boleh menangkap Hiu Tutul ini,” terangnya.
Kedatangan Hiu Tutul sendiri ke Perairan Probolinggo menurut Sudarto, menandakan bahwa jumlah plankton di Perairan Probolinggo cukup banyak. “Berarti perairan di sini banyak planktonnya. Mengingat, ukuran Hiu Tutul yang besar, paling tidak sekali makan menghabiskan setengah ton plankton,” katanya.
Kasatpolair Polres Probolinggo, AKP Slamet Prayitno, keberadaan Hiu Tutul di Perairan Probolinggo berpotensi menjadi destinasi wisata baru. Sebab, hewan ini datang tiap tahun di Perairan Probolinggo. Mulai Mayangan, Bentar dan areal PTLU, Paiton.
“Karena itu, kami mengimbau nelayan untuk menjaga kelestarian Hiu Tutul ini,” lanjutnya. Sejak dua hari terakhir, puluhan ekor hiu tutul muncul sekitar Pelabuhan Tanjung Tembaga, Mayangan, Kota Probolinggo. Kemunculan biota laut raksasa ini, menarik minat wisatawan untuk melihat.
Kawanan hiu tutul ini muncul di perairan yang berjarak sekitar 1 mil laut dari pelabuhan Tanjung Tembaga. Hanya butuh perjalanan selama lima belas menit saja, untuk bisa melihat hiu tutul dari dekat. Ada sekitar 25 ekor hiu dengan panjang tubuh bervariasi antara 5 -10 meter.
Warga pun tertarik untuk melihat biota laut ini dari dekat. Dengan cara menaiki perahu, dan menuju lepas pantai Probolinggo. “Sebetulnya sih tiap tahun tahu, kalau ada hiu tutul. Tapi kali ini berbeda. Biasanya itu hanya 3 sampai lima ekor yang menepi. Kali ini yang menepi lebih banyak, sampai puluhan. Seru sih melihat dari dekat,” ujar salah seorang wisatawan, Kurnia.
Terkait aktifitas ini, pihak Satpolair Polres Probolinggo, melakukan pengawasan perairan. Tujuannya, menegur dan mengingatkan warga atau wisatawan, agar tidak memberi makan atau mengganggu gerombolan hiu tutul ini.
“Patroli terpadu ini akan terus dilakukan, selama kemunculan biota laut yang dilindungi ini. Kami juga terus memberikan himbauan pada nelayan setempat, agar tidak menganggu hiu tutul ini,” ujar Kasatpolair Polres Probolinggo, AKP Slamet Prayitno.
Pengawasan itu dilakukan, agar kelangsungan hidup biota laut itu dapat terus terjaga dan lestari. Sehingga, mampu menjadi daya tarik tersendiri, bagi para wisatawan. Dari Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo butuh perjalanan selama lima belas menit, untuk bisa melihat hiu tutul tersebut dari dekat.
Lebih lanjut Slamet, ikan hiu tutul ini harus dijaga kelestariannya. Ikan hiu yang saat ini muncul di perairan laut Probolinggo jumlahnya mencapai puluhan ekor dengan jenis yang bervariatif. Dia juga mengingatkan kepada nelayan agar hewan jenis mamalia ini jika tersangkut jaring nelayan. Maka nelayan harus melepasnya kembali.
“Patroli terpadu ini akan terus dilakukan, selama kemunculan biota laut yang dilindungi ini. Kami juga terus memberikan himbauan pada nelayan setempat, agar tidak menganggu hiu tutul ini,” tambahnya. [Wiwit Agus Pribadi]

Tags: